Hitstat

03 August 2012

Galatia - Minggu 16 Jumat


Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:1; 2 Kor. 3:17


Meskipun kelahiran kembali merupakan realitas yang menakjubkan, tetapi beban saya dalam berita ini bukan pada kelahiran kembali itu sendiri; beban saya adalah pada Roh itu. Hanya melalui menjadi Roh itu barulah Allah dapat melahirkan kita kembali. Jika Anda bertanya kepada orang, “Siapakah Allah?” Ada orang akan berkata bahwa Allah adalah Sang Pencipta. Lainnya mungkin berkata bahwa Allah adalah Penebus dan Penyelamat kita. Tetapi jarang yang akan berkata bahwa Allah adalah Roh itu.

Sebagai Roh itu, Allah tidak sederhana, sebab Roh itu adalah Roh pemberi-hayat yang almuhit. Roh ini mencakup keilahian, keinsanian, kehidupan insani, penyaliban, dan kebangkitan.

Hari ini Allah adalah Roh itu, yang mencakup unsur-unsur inkarnasi, keinsanian, penyaliban, dan kebangkitan. Khasiat kematian Kristus yang ajaib, kuasa kebangkitanNya, dan realitas hayat kebangkitan-Nya, semuanya terkandung dalam Roh itu. Roh ini tidak lagi hanya Roh Allah atau Roh Yehova, tetapi juga Roh Yesus Kristus.

Sebagai Roh Yesus Kristus, Roh itu mencakup unsur-unsur inkarnasi, keinsanian, penyaliban, dan kebangkitan. Bila kita berseru kepada nama Tuhan Yesus dan diselamatkan, maka Roh itu masuk ke dalam diri kita untuk melahirkan kembali roh kita yang telah mati dan menjadikan kita anak-anak Allah. Roh yang masuk ke dalam kita pada saat kelahiran kembali kita adalah perampungan terakhir Allah Tritunggal, yakni realisasi dan ekspresi Bapa, Putra, dan Roh. Roh itu telah masuk ke dalam kita untuk menyalurkan hayat dan sifat Allah kepada kita. Karena kita telah dilahirkan kembali oleh Roh itu dalam roh kita, maka kita telah menjadi anak-anak Allah.

Tidak banyak orang Kristen yang memahami bahwa mereka adalah anak-anak Allah dan Allah menghendaki mereka menempuh kehidupan anak-anak Allah. Setelah mereka beroleh selamat, sebagian besar orang Kristen berusaha memperbaiki diri mereka atau melakukan sesuatu untuk menyenangkan Allah. Dengan berusaha memperbaiki manusia alamiah atau melakukan sesuatu untuk menyenangkan hati Allah, mayoritas umat Tuhan telah meleset dari sasaran ekonomi Allah. Keselamatan Allah adalah untuk ekonomi-Nya, dan ekonomi-Nya bukanlah suatu perkara etika. Sebaliknya, oleh keselamatan-Nya yang sesuai dengan ekonomi-Nya, Allah telah melahirkan kita kembali oleh hayat ilahi, agar kita dapat menjadi anak-anak-Nya dan hidup sebagai anak-anak Allah. Sasaran Allah bukan hanya menghendaki kita memperbaiki perilaku kita dan karenanya melakukan sesuatu yang baik, bukan yang jahat. Tujuan Allah bukan hanya memiliki sejumlah manusia yang baik. Kedambaan Allah ialah agar kita hidup sebagai anak-anak Allah. Allah tidak saja menghendaki kita dibasuh hingga bersih, tetapi juga menghendaki kita hidup sebagai anak-anak Allah. Kalau kita ingin demikian, perlulah kita menerima Roh Allah. Kita telah dilahirkan dari Roh itu untuk menerima Roh itu.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 32

No comments: