Pembacaan
Alkitab: Gal. 1:3; 6:16-18
Paulus mengakhiri Kitab Galatia dengan kalimat: “Anugerah
Tuhan kita Yesus Kristus menyertai roh kamu, Saudara-saudara! Amin.” Pada
permulaan kitab ini Paulus berkata, “Anugerah menyertai kamu dan damai
sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus” (1:3). Namun
pada akhirnya, Paulus terlebih dulu mengatakan damai sejahtera (6:16), kemudian
baru anugerah.
Mengapa pada permulaan Kitab Galatia Paulus mengatakan anugerah
sebelum damai sejahtera dan pada akhirnya berkebalikan? Anugerah adalah Allah
menjadi kenikmatan kita, dan damai sejahtera adalah suatu kondisi yang
diakibatkan dari anugerah. Karena itu pada mulanya kita terlebih dulu memiliki
anugerah, kemudian baru damai sejahtera. Tetapi begitu kita masuk dengan
anugerah ke dalam suatu keadaan damai sejahtera baik dengan Allah secara
vertikal maupun dengan sesama manusia secara horizontal, kita perlu
memiliki anugerah untuk menjaga kita dalam situasi damai sejahtera yang
sedemikian.
Jika kita tidak mengenal roh manusia (yang telah dilahirkan
kembali oleh Roh Kudus), kita tidak bisa menikmati Kristus sebagai Roh yang
almuhit. Kita boleh memakai penggunaan listrik yang praktis sebagai
perumpamaan. Walaupun listrik telah terpasang di rumah Anda, Anda tetap perlu
memakai saklar atau tombol untuk menyalakannya. Jika Anda tidak mengetahui di
mana tombol itu, Anda tidak mungkin mengalami faedah listrik itu. Listrik
surgawi pun telah terpasang di dalam kita, dan roh manusia adalah tombol untuk
memanfaatkannya. Anugerah Tuhan Yesus Kristus — listrik surgawi — menyertai roh
kita, yakni tombol itu.
Menurut Alkitab, fungsi roh ialah untuk berkontak dengan Allah.
Tatkala kita mendengar Injil, kita bertobat dari dosa-dosa kita. Pertobatan
melibatkan penggunaan hati nurani kita. Ketika kita membiarkan terang kebenaran
menyoroti kita melalui pikiran ke dalam hati nurani kita, maka hati nurani kita
menyuruh kita bertobat. Karenanya, pertobatan berkaitan dengan penggunaan bagian utama dari roh
kita. Walaupun mungkin kita tidak memahaminya ketika kita beroleh selamat
tetapi pada waktu itu, kita telah menggunakan roh kita. Selain bertobat, kita
pun berdoa kepada Tuhan dan berseru kepada-Nya. Mungkin kita berkata, “O Tuhan
Yesus, Engkau adalah Penebusku. Aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah
mati di atas salib bagi dosa-dosaku. Tuhan aku cinta kepada-Mu, dan aku
menerima Engkau sebagai Juruselamatku.” Pada saat kita berdoa demikian, dengan
menggunakan iman dalam Tuhan, Roh Allah masuk ke dalam roh kita dan melahirkan
kembali roh kita. Pada saat kita beroleh selamat, roh kita telah dimanfaatkan
untuk bertobat dan menerima Tuhan. Sejak saat itu dan seterusnya, Roh itu
berhuni dalam roh kita. Karenanya, roh itu merupakan tempat di mana kita
berkontak dengan Allah, sebab di sinilah Allah Tritunggal yang telah melalui
proses itu tinggal sebagai Roh pemberihayat yang almuhit.
Sering kali ketika kita mulai berdoa, kita masih berada dalam
pikiran atau emosi kita. Namun lambat laun doa kita membawa kita masuk ke dalam
roh kita. Lalu kita merasa bahwa kita sedang berjumpa dengan Tuhan dan kita
bersatu dengan Dia. Tidak ada kata-kata yang dapat melukiskan betapa indahnya
menjadi satu roh dengan Tuhan. Alangkah nikmatnya hal ini! Kenikmatan ini
mendatangkan kepastian atau jaminan bahwa Allah Tritunggal itu riil adanya.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 37
No comments:
Post a Comment