Pembacaan Alkitab: Gal. 6:8
Menabur berarti meyebarkan sesuatu yang dapat bertumbuh dan yang
akhirnya akan dituai. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menyebarkan
sesuatu yang akan bertumbuh dan menghasilkan tuaian. Sampai-sampai sebuah
perkataan yang kita tuturkan juga mengandung benih-benih yang jatuh
ke tanah atau lahan khusus, bertumbuh, dan menghasilkan buah yang akan kita
tuai. Jangan mengira tutur kata dan perilaku kita tidak bisa mendatangkan hasil
atau akibat. Sebaliknya, semua yang kita katakan dan lakukan berkaitan dengan
menabur benih.
Kata menuai sebenarnya sama dengan kehidupan. Berhati-hati dalam
menabur berarti berjaga-jaga dalam kehidupan kita. Saya ulangi, penaburan
menghasilkan akibat tertentu. Itulah sebabnya Paulus mengingatkan kita untuk
berhati-hati dalam menabur.
Jika kita menabur kepada daging, kita akan menuai kebinasaan
dari daging, tetapi jika kita menabur kepada Roh itu, kita akan menuai hayat
kekal dari Roh itu. Dalam 6:8 daging berlawanan dengan
Roh itu, dan kebinasaan berlawanan dengan hayat kekal. Hanya ada dua macam
penaburan dan dua macam penuaian. Tidak ada yang netral, tidak ada penuaian
jenis ketiga. Sudah pasti, kebinasaan mencakup maut. Menabur kepada daging
selalu menghasilkan tuaian kebinasaan, sedang menabur kepada Roh itu selalu
menghasilkan tuaian hayat yang kekal.
Perkataan Paulus dengan kuat menyiratkan bahwa kita harus
mengambil keputusan mengenai sasaran, tujuan kita. Sasaran kita daging atau Roh
itu? Dalam 6:8 Paulus berbicara tentang menabur kepada daging atau kepada Roh itu.
Kata penghubung yang diterjemahkan “dalam” tepatnya ialah “kepada”, yang
berarti “dengan tujuan” atau “berakibat”. Menabur kepada daging berati menabur
dengan tujuan memenuhi keinginan daging. Ini berarti menjadikan daging sebagai
sasaran. Tetapi menabur kepada Roh itu berarti menabur dengan tujuan memenuhi
kehendak Roh itu. Ini berarti menjadikan Roh itu sebagai sasaran kita. Roh itu
tidak saja harus menjadi hayat dan hidup perilaku kita, tetapi juga sasaran
kehidupan kita. Tidak ada tempat netral antara daging dan Roh itu. Sasaran kita
kalau bukan yang ini, tentu yang itu. Tidak mungkin ada sasaran yang lain.
Daging maupun Roh itu kedua-duanya mencakup segalanya, namun
dalam hal yang berlainan. Daging mencakup setiap perkara yang di luar Roh itu.
Bergosip, mengkritik, berbelanja secara duniawi, membaca surat kabar di luar
kendali Roh itu, semua itu merupakan aspek daging. Apakah Anda ingin menjadikan
daging sebagai sasaran Anda? Apakah sasaran kehidupan Anda di bumi ini? Saya
harap Anda dapat berkata bahwa sasaran Anda adalah Roh yang almuhit. Menabur
kepada Roh itu mencakup berseru kepada Tuhan, berdoa, menyuplaikan Kristus
kepada orang lain, dan bersekutu dalam hayat agar orang lain terbina. Kita pun
dapat menabur kepada Roh itu ketika kita menggunakan uang kita untuk kehendak
Tuhan. Jika kita menabur kepada Roh itu, menjadikan Roh itu sebagai sasaran
kita, kita tidak akan berbelanja secara duniawi, sebaliknya belanja kita akan
dikendalikan oleh satu fakta bahwa kita telah memilih Roh itu sebagai sasaran
kita. Jika Roh itu menjadi sasaran kita, setiap perkara dalam kehidupan
sehari-hari kita akan mengarah kepada sasaran ini.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 35
No comments:
Post a Comment