Hitstat

14 August 2012

Galatia - Minggu 18 Selasa


Pembacaan Alkitab: Gal. 6:8


Menabur berarti meyebarkan sesuatu yang dapat bertumbuh dan yang akhirnya akan dituai. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menyebarkan sesuatu yang akan bertumbuh dan menghasilkan tuaian. Sampai-sampai sebuah perkataan yang kita tuturkan juga mengandung benih-benih yang jatuh ke tanah atau lahan khusus, bertumbuh, dan menghasilkan buah yang akan kita tuai. Jangan mengira tutur kata dan perilaku kita tidak bisa mendatangkan hasil atau akibat. Sebaliknya, semua yang kita katakan dan lakukan berkaitan dengan menabur benih.

Kata menuai sebenarnya sama dengan kehidupan. Berhati-hati dalam menabur berarti berjaga-jaga dalam kehidupan kita. Saya ulangi, penaburan menghasilkan akibat tertentu. Itulah sebabnya Paulus mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam menabur.

Jika kita menabur kepada daging, kita akan menuai kebinasaan dari daging, tetapi jika kita menabur kepada Roh itu, kita akan menuai hayat kekal dari Roh itu. Dalam 6:8 daging berlawanan dengan Roh itu, dan kebinasaan berlawanan dengan hayat kekal. Hanya ada dua macam penaburan dan dua macam penuaian. Tidak ada yang netral, tidak ada penuaian jenis ketiga. Sudah pasti, kebinasaan mencakup maut. Menabur kepada daging selalu menghasilkan tuaian kebinasaan, sedang menabur kepada Roh itu selalu menghasilkan tuaian hayat yang kekal.

Perkataan Paulus dengan kuat menyiratkan bahwa kita harus mengambil keputusan mengenai sasaran, tujuan kita. Sasaran kita daging atau Roh itu? Dalam 6:8 Paulus berbicara tentang menabur kepada daging atau kepada Roh itu. Kata penghubung yang diterjemahkan “dalam” tepatnya ialah “kepada”, yang berarti “dengan tujuan” atau “berakibat”. Menabur kepada daging berati menabur dengan tujuan memenuhi keinginan daging. Ini berarti menjadikan daging sebagai sasaran. Tetapi menabur kepada Roh itu berarti menabur dengan tujuan memenuhi kehendak Roh itu. Ini berarti menjadikan Roh itu sebagai sasaran kita. Roh itu tidak saja harus menjadi hayat dan hidup perilaku kita, tetapi juga sasaran kehidupan kita. Tidak ada tempat netral antara daging dan Roh itu. Sasaran kita kalau bukan yang ini, tentu yang itu. Tidak mungkin ada sasaran yang lain.

Daging maupun Roh itu kedua-duanya mencakup segalanya, namun dalam hal yang berlainan. Daging mencakup setiap perkara yang di luar Roh itu. Bergosip, mengkritik, berbelanja secara duniawi, membaca surat kabar di luar kendali Roh itu, semua itu merupakan aspek daging. Apakah Anda ingin menjadikan daging sebagai sasaran Anda? Apakah sasaran kehidupan Anda di bumi ini? Saya harap Anda dapat berkata bahwa sasaran Anda adalah Roh yang almuhit. Menabur kepada Roh itu mencakup berseru kepada Tuhan, berdoa, menyuplaikan Kristus kepada orang lain, dan bersekutu dalam hayat agar orang lain terbina. Kita pun dapat menabur kepada Roh itu ketika kita menggunakan uang kita untuk kehendak Tuhan. Jika kita menabur kepada Roh itu, menjadikan Roh itu sebagai sasaran kita, kita tidak akan berbelanja secara duniawi, sebaliknya belanja kita akan dikendalikan oleh satu fakta bahwa kita telah memilih Roh itu sebagai sasaran kita. Jika Roh itu menjadi sasaran kita, setiap perkara dalam kehidupan sehari-hari kita akan mengarah kepada sasaran ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 35

No comments: