Pembacaan
Alkitab: Yoh. 14:16-18; 3:6
Roh itu sebagai Roh almuhit yang majemuk adalah perampungan
sempurna Allah Tritunggal. Allah kita itu Tritunggal: Bapa, Putra, dan Roh.
Setiap pelajar Alkitab yang cermat menyetujui bahwa ketiga Persona dari
Trinitas boleh dianggap berbeda, namun kita tidak dapat mengatakan Mereka itu
terpisah. Pernyataan semacam itu adalah bidah. Ketika Putra datang ke bumi, Ia
tidak meninggalkan Bapa di surga. Sebaliknya, ketika Putra datang, Bapa juga
datang beserta-Nya. Dalam Injil Yohanes Tuhan Yesus berkata bahwa Putra datang
dari dan beserta Bapa (Yoh. 6:46). Tatkala Ia datang dari Bapa, Ia datang
bersama Bapa. Karena alasan inilah, Tuhan Yesus berkata bahwa Ia tidak pernah
sendirian, sebab Bapa selalu menyertai-Nya (Yoh. 8:29). Selain
itu, dalam Injil Yohanes juga memberi tahu kita bahwa Putra akan mengutus Roh
itu dari dan beserta Bapa (Yoh. 15:26). Kita tidak dapat memisahkan Putra dari
Bapa, dan Roh itu dari Bapa dan Putra.
Menurut Alkitab, Bapa terwujud di dalam Putra, dan Putra
direalisasikan sebagai Roh itu. Akhirnya, yang ketiga dari ke-Allahan ini
terekspresi sebagai Roh itu. Inilah sebabnya dalam pengalaman kita, bila kita
menyeru nama Tuhan Yesus, kita menerima Roh itu. Ketika kita bertobat, percaya kepada
Tuhan, dan berdoa kepada-Nya, kita tidak memohon agar Roh Kudus masuk ke dalam
kita. Sebaliknya, kita berdoa agar Tuhan Yesus masuk. Namun, walaupun kita
meminta Tuhan masuk, Persona yang masuk ke dalam kita sebenarnya adalah Roh
itu. Ini tidak saja terjadi pada saat kita diselamatkan, dalam pengalaman
sehari-hari kita akan Tuhan pun demikian. Bila kita berdoa kepada Bapa atau
berseru kepada nama Tuhan Yesus, mengatakan kepada-Nya bahwa kita mengasihi
Dia, akhirnya Persona yang kita alami menyertai dan berada dalam kita ialah Roh
itu. Dari pengalaman kita tahu bahwa Roh ini, Roh almuhit yang majemuk ini
adalah perampungan sempurna dari Allah Tritunggal.
Hari ini Allah kita benar-benar adalah Allah yang telah melalui
proses. Dalam Perjanjian Lama tidak ada petunjuk bahwa Allah telah melalui
proses. Proses ini dimulai pada saat inkarnasi Kristus dan dilanjutkan dalam
sepanjang hidup-Nya sebagai manusia, penyaliban, dan kebangkitanNya. Ada
sebagian orang Kristen menentang ungkapan “Allah yang telah melalui proses”
dengan bantahan bahwa Allah itu kekal dan tidak pernah berubah. Ya, kita
sepenuhnya percaya, menurut Alkitab, Allah memang kekal dan mutlak tidak
berubah. Namun demikian sesuai dengan Alkitab, kita juga percaya dan
mengajarkan bahwa Allah telah mengalami proses inkarnasi, kehidupan insani,
penyaliban, dan kebangkitan. Allah tidak pernah berubah, tetapi Ia telah
mengalami suatu proses. Sifat dan substansi Allah tidak pernah berubah, namun
Ia telah melalui suatu proses. Menurut Yohanes 1:1 dan 14, Firman yang ada pada mulanya bersama
Allah dan yang adalah Allah itu telah menjadi daging. Penggunaan kata “menjadi”
dalam Yohanes 1:14 menunjukkan suatu proses. Demikian pula, 1 Korintus 15:45
mengatakan bahwa Adam yang terakhir telah menjadi Roh pemberi-hayat. Ini
merupakan petunjuk lain dari proses Allah.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 38
No comments:
Post a Comment