Hitstat

07 March 2013

Efesus - Minggu 24 Kamis


Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 12:7-9


Injil Yohanes mewahyukan bagaimana Allah datang kepada manusia melalui inkarnasi. Firman yang bersama Allah dan yang adalah Allah telah menjadi daging dan berkemah di antara kita (Yoh. 1:1, 14). Ayat 14 mengatakan bahwa Persona yang berinkarnasi ini penuh dengan anugerah dan realitas. Ayat itu tidak mengatakan Ia penuh dengan kuasa dan wewenang, keagungan, dan kedaulatan, atau kasih dan terang. Banyak orang Kristen mengutip Yohanes 1:14 tanpa mengerti makna anugerah dan realitas. Anugerah dan realitas berkaitan erat dengan Allah sendiri. Anugerah adalah sesuatu yang manis, realitas adalah sesuatu yang riil. Anugerah sebenarnya adalah Persona Tuhan Yesus yang manis, dan ialah wujud kepenuhan Allah dan pancaran kemuliaan ilahi (Kol. 2:9; Ibr. 1:3). Ini berarti Dia adalah ekspresi Allah.

Injil Yohanes banyak sekali membahas hayat. Yohanes 10:10 mengatakan bahwa Tuhan datang agar ki­ta boleh menerima hayat dan memilikinya dengan berkelimpahan. Persona Yesus yang manis dan terkasih ini ialah pancaran Allah itu sendiri, yaitu ekspresi-Nya. Sebagai Persona yang demikian, Ia adalah hayat kita. Hayat ialah esens, sedang anugerah ialah kenikmatan yang ber­asal dari pengecapan hayat. Ketika kita mengecap kemanisan hayat, kita pun mengalami anugerah sebagai kenikmatan kita. Maka, hayat adalah substansi sedang anugerah adalah kenikmatan.

Ini dikuatkan dalam tulisan Paulus. Paulus menderita karena adanya “satu duri dalam dagingku” (2 Kor. 12:7). Duri ini mungkin merupakan suatu penyakit atau cacat jasmani. Paulus tiga kali berdoa kepada Tuhan agar duri ini meninggalkan dirinya (2 Kor. 12:8). Tetapi Tuhan menjawabnya dengan berkata, “Cukuplah anugerah-Ku bagimu; sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2 Kor. 12:9). Tuhan mengizinkan duri itu tinggal, agar Paulus memiliki satu kesempatan untuk menikmati anugerah-Nya. Dalam kelemahan Paulus, kuasa Allah, dan anugerah-Nya yang cukup, menjadi sempurna.

Anugerah ialah kenikmatan atas Allah Tritunggal dalam segala apa adanya bagi kita. Ketika Ia adalah hayat bagi kita, itulah anugerah. Ketika Ia adalah kuasa bagi kita, itulah anugerah. Anugerah ialah segala apa adanya Kristus bagi kita sebagai kenikmatan kita yang subyektif. Tiap hari kita perlu anugerah, bahkan tiap jam. Kita perlu menikmati Kristus sebagai hayat kita, kekuatan kita, dan segala sesuatu kita. Anugerah adalah Allah Tritunggal menjadi kenikmatan kita. Ia telah datang kepada kita, agar kita boleh memperoleh, mengalami, dan menikmati-Nya. Ketika kita mengalami Dia sebagai kenikmatan kita, jadilah Ia anugerah kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita 49

No comments: