Hitstat

15 March 2013

Efesus - Minggu 25 Jumat


Pembacaan Alkitab: Ef. 5:15-19


Ayat 15 mengatakan, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif.” Kata “karena itu” pada awal ayat ini menandakan bahwa ayat 15 adalah sebuah kesimpulan yang ditarik dari ayat 1 hingga 14. Bila kita hidup dalam kasih dan terang, kita tidak akan hidup seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif. Orang bebal adalah orang-orang kafir dalam pasal 4, sedang orang arif adalah anak-anak Allah yang terkasih.

Ayat 16 berkaitan dengan kehidupan yang ditampilkan dalam ayat 15. Dalam ayat 16 Paulus berkata, “Tebuslah waktu, karena hari-hari ini adalah jahat” (Tl.). Menebus waktu berarti merebut setiap kesempatan yang baik. Ini berarti arif dalam hidup kita.

Kita harus menebus waktu, sebab hari-hari ini adalah jahat. Dalam zaman yang jahat ini (Gal. 1:4 Tl.) setiap hari adalah hari yang jahat, penuh dengan perkara-perkara yang merusak, yang membuat waktu kita digunakan dengan tidak efektif, berkurang, dan diambil. Karena itu, kita harus hidup secara bijaksana, supaya kita dapat menebus waktu, merebut setiap kesempatan yang ada. Bila kita tidak merebut setiap kesempatan, waktu kita akan sia-sia. Banyak perkara yang jahat akan masuk menyelewengkan dan menggagalkan kita. Kita mungkin sedang asyik menikmati kehadiran Tuhan dan mendadak diganggu oleh telepon yang negatif. Karena hari-hari ini jahat, maka kita harus waspada untuk memanfaatkan setiap kesempatan.

Ayat 19 hingga 21 menerangkan dipenuhi dalam roh dalam ayat 18. Mazmur, kidung puji-pujian, dan nyanyian rohani bukan hanya untuk bernyanyi dan bermazmur, tetapi juga untuk berkata seorang kepada yang lain. Perkataan, nyanyian, mazmur, ucapan syukur yang demikian kepada Allah (5:19-20) dan menundukkan diri kita se-orang kepada yang lain (5:21) bukan hanya merupakan luapan dipenuhi di dalam roh, tetapi juga jalan untuk dipenuhi dalam roh. Mazmur adalah puisi panjang, kidung puji-pujian adalah puisi yang lebih pendek, dan nyanyian rohani adalah puisi yang lebih pendek lagi. Semua diperlukan supaya kita dipenuhi oleh Tuhan dan meluap-luap dengan Dia dalam hidup kristiani kita.

Berdasarkan Perjanjian Baru, mazmur, kidung puji-pujian, dan nyanyian rohani tidak saja baik untuk dinyanyikan, tetapi juga baik untuk dikatakan. Adakalanya kita tergerak atau dibangkitkan oleh nyanyian, namun dalam kesempatan lain, berkata-kata yang dipenuhi dengan pneuma mungkin lebih membangkitkan daripada bernyanyi. Kalau kita sedang kempis, kekurangan pneuma, perkataan kita tidak akan menghasilkan inspirasi. Tetapi, bila kita penuh dengan pneuma, perkataan kita akan memiliki dampak dan dapat membangkitkan orang lain. Ini bukan kefasihan lidah, melainkan ucapan yang mengandung dampak.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita 51

No comments: