Hitstat

28 March 2013

Efesus - Minggu 27 Kamis


Pembacaan Alkitab: Ef. 5:25-27


Walau Kristus itu Allah, tetapi Ia bukan hanya Allah saja. Kalau Ia hanya Allah saja, Ia tidak dapat menjadi Kristus. Untuk menjadi Kristus, Ia harus berinkarnasi. Melalui inkarnasi, Kristus menjadi seorang manusia yang memiliki daging, darah, dan tulang. Alangkah ajaibnya! Allah telah mengenakan sifat insani! Allah kita bukan Allah saja, dalam Kristus Ia telah menjadi seorang manusia-Allah.

Dalam daging itulah Tuhan memberikan diri-Nya kepada kita. Jika Ia tidak menyerahkan diri-Nya sebagai manusia dalam daging, tiadalah jalan bagi kita untuk memperoleh Dia. Kita bukan roh, kita adalah daging. Malaikat itu roh. Allah tidak menghendaki kita menjadi roh seperti malaikat. Allah tidak memperhatikan malaikat, melainkan manusia yang berdaging. Tidak ada suatu pun yang lebih menyenangkan Allah selain manusia yang berdaging. Adakalanya kita menyesal karena kita berdaging. Akan tetapi, kalau kita melihat diri kita dari pandangan Allah, kita akan memahami bahwa pada daging terdapat aspek yang positif. Menurut Ibrani 2, Kristus tidak mengenakan sifat malaikat, melainkan mengenakan darah dan daging. Lagi pula, Yohanes 1 mengatakan bahwa Firman yang adalah Allah dan bersama-sama dengan Allah itu telah menjadi daging (ayat 14 Tl.). Besarlah rahasia ibadah ini, Allah telah dinyatakan dalam daging (1 Taw. 3:16). Allah tidak dapat dinyatakan dalam malaikat, Ia hanya dapat dinyatakan dalam daging. Bagian malaikat ialah melihat penyataan Allah di dalam daging.

Firman telah menjadi daging dan Allah dinyatakan dalam daging. Ya, kita memang harus menghukum daging yang berdosa, tetapi daging pun memiliki aspek positif. Kita bukan roh seperti malaikat, kita adalah daging! Kristus kita tidak menjadi roh malaikat, melainkan menjadi daging. Kristus yang menyerahkan diri-Nya bagi kita adalah Allah yang berinkarnasi.

Kalau Allah tidak mengenakan sifat insani, mustahillah kita menerima Dia ke dalam kita. Kristus yang kita terima sebagai persona kita ialah manusia-Allah. Kita tidak mungkin langsung menerima Allah. Tetapi setelah Allah menjadi manusia-Allah, barulah kita dapat menerima Dia ke dalam diri kita menjadi hayat dan persona kita.

Kristus yang kita terima dan yang kita peroleh bukanlah seorang malaikat atau sejenis makhluk surga, melainkan seorang manusia-Allah. Ia adalah seorang manusia yang memiliki daging, sehingga Ia dapat menyerahkan diri-Nya bagi kita. Tidak hanya demikian, sebagai seorang manusia barulah Ia dapat masuk ke dalam situasi kita dan memenuhi kebutuhan kita. Ia telah mengenakan sifat insani agar menjadi serupa dengan kita. Sekarang Ia hidup di dalam kita sebagai hayat kita dan persona kita, untuk menyatakan diri-Nya dari dalam kita. Ketika seorang saudari menerima Kristus sebagai personanya untuk mematuhi suaminya, maka kepatuhannya itu menjadi begitu mulia, penuh dengan realitas Kristus yang diperhidupkan dari dalamnya. Demikian pula, ketika seorang saudara menerima Kristus sebagai personanya untuk mengasihi istrinya, Kristus akan terekspresi dalam kasihnya itu. Manifestasi Kristus yang demikian adalah mungkin, karena sebagai manusia-Allah, Ia telah menyerahkan diri-Nya bagi kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 55

No comments: