Hitstat

29 March 2013

Efesus - Minggu 27 Jumat


Pembacaan Alkitab: Ef. 5:25-27


Menurut ayat 26 Kristus menyerahkan diri-Nya bagi gereja untuk “Menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dalam firman” (Tl.). Setelah Tuhan Yesus menyerahkan diri-Nya bagi kita dalam daging. Ia lalu dibangkitkan, dan dalam kebangkitan menjadi Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45). Sebagai Roh pemberi-hayat, Ia adalah Roh yang berbicara. Apa yang Ia katakan adalah firman yang membasuh kita. Istilah “firman” dalam ayat 26 bukan logos, firman yang konstan, melainkan rhema, firman seketika, yaitu yang Tuhan katakan kepada kita sekarang ini. Sebagai Roh pemberi-hayat, Tuhan tidak berdiam diri, melainkan berbicara secara konstan. Kalau Anda menerima Dia sebagai persona Anda, Anda akan mengetahui betapa Ia damba berbicara di batin Anda. Berhala-berhala itu bisu, tetapi Kristus yang menghuni di batin senantiasa berbicara. Tidak seorang pun yang menerima Kristus sebagai hayat dan personanya dapat berdiam diri. Sebaliknya, dia akan digerakkan oleh Kristus untuk berbicara. Ketika saya melayani anak-anak Allah, saya mengalami Kristus berbicara di batin saya.

Dalam Yohanes 6:63 Tuhan Yesus berkata, “Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.” Istilah “perkataan” di sini juga rhema, yakni perkataan seketika dan sekarang. Ini berbeda dengan logos, firman konstan yang tercantum dalam Yohanes 1:1. Sebagai Roh yang berbicara, Tuhan membicarakan rhema kepada kita. Apa yang Ia bicarakan adalah roh.

Bila dari hari ke hari Tuhan dalam batin kita tidak berbicara, itu suatu petunjuk bahwa dalam batin kita ada masalah. Jika tidak ada pembicaraan, tidak ada rhema, maka dalam pengalaman kita yang riil Roh itu tidak ada, karena pembicaraan Tuhan itu sebenarnya adalah Roh.

Selama kita memiliki firman Tuhan yang seketika, kita memiliki Roh itu, yakni Roh pemberi-hayat. Kita tidak dapat memisahkan Kristus sebagai Roh pemberi-hayat dari pembicaraan-Nya. Kehadiran-Nya tercakup dalam pembicaraan-Nya. Bagaimana kita dapat mengetahui Kristus sebagai persona kita menyertai kita? Kita mengetahuinya melalui pembicaraan-Nya. Bila kita tidak memiliki pembicaraan-Nya dalam batin kita, kita pun tidak memiliki kehadiran-Nya. Akan tetapi, bila kita berpaling kepada-Nya dan dengan sungguh-sungguh menerima Kristus sebagai hayat dan persona kita, maka pembicaraan-Nya akan terdengar lagi. Pembicaraan-Nya adalah fir-man yang hidup, firman yang hidup ialah Roh itu, dan Roh itu adalah Kristus kita yang ajaib. Betapa riil, subyektif, intim, dan sejatinya Dia sebagai Roh yang berbicara!

Roh ini adalah air yang membasuh kita. Semakin Roh itu berbicara, semakinlah kita dibasuh bersih. Setiap kali Ia berbicara dalam batin kita, kita akan mengalami pembasuhan. Pembasuhan ini adalah pembasuhan yang metabolis yang menyingkirkan hal-hal yang usang dan menggantikannya dengan hal-hal yang baru. Betapa berbedanya hal ini dengan beberapa cara pembasuhan yang lahiriah! Transformasi kita terjadi melalui pembasuhan batiniah yang metabolis. Melalui pembasuhan metabolis yang berasal dari pembicaraan Kristus sebagai Roh pemberihayat, barulah kita benar-benar berubah, mengalami transformasi.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 55

No comments: