Hitstat

02 October 2013

Filipi - Minggu 6 Rabu



Pembacaan Alkitab: Flp. 2:9-12


Peninggian Kristus sesungguhnya merupakan standar tertinggi dari keselamatan kita. Jangan cuma menjadi orang-orang yang beroleh selamat saja. Kita harus menjadi orang-orang yang ditinggikan melalui kuasa kebangkitan Kristus. Tujuan Paulus dalam membicarakan peninggian Kristus bukan mengajarkan doktrin secara obyektif. Seperti halnya semua masalah lain yang dibahas dalam kitab ini, maka hal ini berkaitan dengan pengalaman orang Kristen. Kita perlu mengalami Kristus dalam kerendahan-Nya. Ini berarti kita perlu mengalami Dia sebagai Persona yang mengosongkan diri-Nya dan merendahkan diri-Nya sendiri. Sekarang karena Kristus telah ditinggikan oleh Allah ke puncak tertinggi dalam alam semesta, maka kita perlu mengalami Dia juga dalam peninggian-Nya. O, semoga Tuhan mencelikkan mata kita, supaya kita nampak betapa kita berada jauh di bawah standar keselamatan-Nya! Standar keselamatan yang kita kerjakan seharusnya demikian tinggi, yakni mencakup peninggian Kristus. Peninggian Kristus seharusnya menjadi pengalaman kita yang puncak dalam keselamatan. Hal ini mengharuskan Kristus tidak hanya menjadi hayat kita yang tersalib, tetapi juga menjadi hayat kita yang ditinggikan dalam kuasa kebangkitan. Kuasa yang telah meninggikan Dia dalam alam semesta adalah kuasa yang menyebabkan-Nya ditinggikan di dalam diri kita. Kuasa ini tidak lain adalah suplai yang limpah lengkap dari Roh Yesus Kristus itu.

Filipi 2:9 mengatakan, “Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama.” Tuhan sangat merendahkan diri-Nya, tetapi Allah meninggikan-Nya ke puncak yang tertinggi. Nama yang disebut dalam ayat ini ialah nama Yesus, yang disebutkan dalam ayat berikutnya. Sejak kenaikan Tuhan, tidak ada nama di bumi yang melebihi nama Yesus. Allah telah meninggikan Yesus, manusia yang sejati, menjadi Tuhan segala sesuatu. Sebab itu, menyeru “O, Tuhan Yesus”, adalah suatu hal yang mutlak benar. Kita harus mengakui nama Tuhan secara terbuka. Alangkah mulianya kita menyembah Tuhan melalui berseru kepada nama-Nya! Pada hakekatnya, dalam Perjanjian Baru kita tidak disuruh menyembah Kristus, tetapi ada petunjuk yang jelas bahwa kita disuruh berseru kepada nama Tuhan.

Dalam ayat 10-11 Paulus meneruskan, “Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku, ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!” Nama adalah ekspresi keseluruhan dari apa adanya Tuhan Yesus dalam persona dan pekerjaan-Nya. “Dalam nama Yesus” berarti dalam ruang lingkup dan unsur dari segala apa adanya Tuhan. Dengan cara demikianlah kita menyembah Tuhan dan berdoa kepada-Nya. Kita tak boleh hanya berseru kepada nama Tuhan Yesus, tetapi juga bertekuk lutut dalam nama-Nya. Ini berarti menyembah kepada-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 11

No comments: