Hitstat

22 October 2013

Filipi - Minggu 9 Selasa



Pembacaan Alkitab: Flp. 3:1-6


Dalam ayat 2 dan 3 terdapat suatu perbedaan rangkap tiga: kaum beriman yang melayani dengan Roh Allah, sangat berbeda dengan anjing-anjing; kaum beriman yang bermegah dalam Kristus, berbeda dengan pekerja-pekerja jahat; dan kaum beriman yang tidak mengandalkan daging, berbeda dengan penyunat-penyunat palsu. Para penganut agama Yahudi hidup dengan sifat mereka yang jatuh, sedangkan kaum beriman dalam Kristus beribadah oleh Roh Allah. Jadi, Roh Allah berbeda dengan sifat “anjing-anjing”. Para penganut agama Yahudi melakukan perkara-perkara jahat bahkan bermegah dalam hal-hal tersebut, sedangkan kaum beriman sejati bermegah di dalam Kristus. Mereka bermegah dan bersukacita di dalam Dia. Kata bermegah yang dipakai di sini tidak saja mengisyaratkan kemegahan, tetapi juga sukacita dan kebanggaan. Kemegahan, kebanggaan, dan sukacita kita bukan dalam perilaku lahiriah, bukan dalam tingkah laku atau perbuatan, melainkan dalam Kristus semata. Para penganut agama Yahudi mengandalkan daging, sedangkan kaum beriman sejati dalam Kristus tidak mengandalkan daging.

“Daging” dalam 3:3 mencakup segala apa adanya kita dan segala milik kita dalam manusia alamiah kita. Fakta bahwa para penganut agama Yahudi mengandalkan sunat menyatakan bahwa mereka mengandalkan daging, tidak mengandalkan Roh itu. Mereka bersandarkan pada kualitas dan kualifikasi alamiah mereka, dan tidak mengandalkan Roh itu. Mereka mengandalkan apa adanya mereka secara alamiah. Mereka bersandar pada fakta bahwa mereka adalah orang-orang Yahudi. Sebaliknya, Paulus berkata dengan tegas bahwa kita, orang-orang yang percaya kepada Kristus, tidak mengandalkan daging. Kita mutlak mengandalkan Tuhan.

Karena kita menyangkal sifat usang kita, kita adalah orang-orang bersunat yang sejati. Penyangkalan daging adalah sunat yang sejati, yakni penanggalan daging yang sejati seperti yang diwahyukan dalam Kolose 2:11.

Menurut ayat 4-6, Paulus tadinya adalah satu model dari para penganut agama Yahudi, “Sekalipun aku juga ada alasan untuk mengandalkan hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat mengandalkan pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam menaati hukum Taurat aku tidak bercacat.” Ketika Paulus dahulu berada di tengah-tengah penganut agama Yahudi, ia sangat aktif dan memiliki banyak kualifikasi yang menonjol.

Sebagai salah seorang mantan tokoh agamawan Yahudi, Paulus punya lebih banyak alasan daripada orang lain untuk mengandalkan daging. Dalam Galatia 1:14 Paulus mengatakan, “Aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.” Dalam pengertian yang sesungguhnya, Paulus dahulu adalah seekor “anjing” yang paling top di antara para penganut agama Yahudi.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 17

No comments: