Hitstat

08 October 2013

Filipi - Minggu 7 Selasa



Pembacaan Alkitab: Flp. 2:14-16


Judul berita ini ialah “Menyatakan Kristus”. Menyatakan Kristus berarti memperhidupkan Kristus, mengekspresikan Kristus, dan mengerjakan keselamatan kita. Seperti telah kita tunjukkan, mengerjakan keselamatan kita berarti taat kepada Allah Tritunggal yang beroperasi di batin kita untuk mengerjakan kemauan dan pekerjaan bagi perkenan-Nya yang indah. Di sini ada lima hal penting dan yang saling berkaitan: mengerjakan keselamatan, menaati Allah, memperhidupkan Kristus, mengekspresikan Kristus, dan menyatakan Kristus. Orang-orang Kristen sering membicarakan tentang menaati Allah. Akan tetapi, umumnya pengertian mereka terhadap ketaatan sangat dangkal. Keempat ungkapan lainnya — memperhidupkan Kristus, mengekspresikan Kristus, menyatakan Kristus dan mengerjakan keselamatan kita, tidak umum dan bahkan luar biasa. Jika ungkapan-ungkapan ini dapat kita jadikan bagian dari percakapan kita dalam persekutuan, itu akan sangat membantu. Bila kita berbicara satu sama lain, kita harus saling menasihati untuk memperhidupkan Kristus dan mengekspresikan Kristus. Kita perlu saling mengingatkan untuk menyatakan Kristus dan mengerjakan keselamatan kita. Menggunakan ungkapan-ungkapan ini akan membantu kita dalam melayankan Kristus kepada orang lain, teristimewa kepada kaum muda yang baru menerima Tuhan. Kita jangan hanya membicarakan Injil dan keselamatan secara umum atau biasa saja. Kita perlu memakai ungkapan-ungkapan berdasarkan perkataan Paulus kepada orang-orang Filipi guna membangkitkan hasrat orang lain untuk mengalami Tuhan dalam roh mereka. Memakai ungkapan-ungkapan rohani yang luar biasa ini dalam percakapan seharihari, doa, persekutuan, dan kesaksian dalam persidangan gereja merupakan hal yang sangat penting. Hal ini akan bermanfaat untuk memperkaya penuturan kita. Semoga kita semua berlatih untuk mengatakan: memperhidupkan Kristus, mengekspresikan Kristus, menyatakan Kristus sebagai firman hayat, dan mengerjakan keselamatan kita.

Dalam 2:15 Paulus berkata bahwa kaum beriman adalah anak-anak Allah. Ini mengisyaratkan kelahiran kembali, kelahiran baru. Menjadi anak-anak Allah berarti kita telah dilahirkan dari Allah, Allah telah terkandung di batin kita. Ketika kita dilahirkan Allah dalam roh kita, kita telah berbaur dengan Dia. Mengandung selalu mendahului kelahiran. Ketika kita menjadi anak-anak Allah, Allah telah terkandung di dalam diri kita. Hal ini bahkan mencakup lebih banyak daripada pembauran. Namun, kita tidak mempunyai perkataan yang memadai untuk menyatakan hubungan yang dalam antara kita dengan Allah, yang telah dihasilkan oleh terkandungnya Allah di batin kita. Dia telah terkandung dalam batin kita, dan kita telah dilahirkan Dia menjadi anak-anak-Nya.

Kini, karena kita telah dilahirkan Allah, kita perlu makan dan minum Dia. Apa saja yang kita makan dan cerna sebetulnya telah terasimilasi oleh kita dan berbaur dengan kita. Tuhan Yesus berkata bahwa Dialah roti yang turun dari surga, juga mengatakan siapa yang makan Dia akan hidup oleh Dia (Yoh. 6:50, 57). Tuhan dengan jelas mengibaratkan diri-Nya seperti makanan untuk kita makan, cerna, dan asimilasi. Setelah kelahiran rohani kita, kita perlu memakan Allah dari hari ke hari. Allah Tritunggal adalah makanan dan minuman kita. Kita dapat berkata dengan sesungguhnya bahwa makanan yang kita makan dan air yang kita minum tidak hanya bersatu dengan kita, tetapi juga berbaur dengan kita. Kita tidak dapat menyangkal fakta bahwa makanan dan minuman yang kita terima dan cerna itu telah berbaur dengan kita dan pada akhirnya meresapi kita secara metabolis. Dalam prinsip yang sama, ketika kita menerima Allah Tritunggal ke dalam kita sebagai makanan dan minuman kita, Dia berbaur dengan kita, kita pun berbaur dengan Dia. Namun, kita harus jelas bahwa perbauran Allah dengan manusia ini tidak menghasilkan suatu campuran, atau kekacauan dari sifat ilahi dan sifat insani. Di satu aspek, ada suatu perbauran yang sejati; di aspek lainnya, tidak ada percampuran atau kekacauan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 13

No comments: