Hitstat

02 April 2014

Kolose - Minggu 1 Rabu



Pembacaan Alkitab: Kol. 2:18-21


Sebagaimana dalam tubuh jasmani kita terdapat satu jantung, begitu pula dalam Alkitab. Jantung Alkitab bukan Kitab Kejadian atau Kitab Wahyu, bahkan bukan kitab-kitab Injil, melainkan keempat kitab ini: Galatia, Efesus, Filipi, dan Kolose. Sudah tentu, kitab-kitab ini ditulis menurut ilham Roh Kudus. Tambahan pula, urutan kitab-kitab ini di antara kitab-kitab Perjanjian Baru sangatlah bermakna. Jika Anda dengan saksama membaca Perjanjian Baru, Anda akan nampak bahwa keempat kitab ini sangat menonjol. Sebelum Kitab Galatia ada Kitab 2 Korintus. Kelihatannya Kitab 2 Korintus tidak ada hubungannya dengan Kitab Galatia. Tetapi, bila kita membaca seluruh Perjanjian Baru, kita merasa Kitab Galatia merupakan permulaan sesuatu yang baru dan kitab ini berkaitan dengan Kitab Efesus, Filipi, dan Kolose. Kitab Efesus dan Kitab Kolose khususnya merupakan kitab sejenis. Ketika kita beralih dari Kitab Kolose ke Kitab 1 Tesalonika, kita pun merasa antara kedua kitab tersebut tidak ada sangkut-pautnya. Jadi, Kitab Galatia, Efesus, Filipi, dan Kolose merupakan sekelompok kitab yang menjadi jantung Alkitab.

Pokok yang mendasar dari keempat kitab ini adalah Kristus dan gereja. Kita telah nampak bahwa gereja tersusun dari umat manusia yang hidup dalam masyarakat. Karena itu, gereja sulit terhindar dari pengaruh kebudayaan. Maka, dalam kitab-kitab yang membahas Kristus dan gereja ini, dua kitab di antaranya, Galatia dan Kolose, memperlihatkan kerusakan yang disebabkan oleh hukum Taurat, agama Yahudi, dan pengganti-pengganti Kristus lainnya, seperti ajaran pertapaan, ajaran mistik, dan ajaran Gnostik.

Menurut Kitab Galatia, agama Yahudi adalah agama yang khas, dibentuk menurut firman Allah. Tapi agama fundamental ini berikut hukum Tauratnya telah menjadi pengganti Kristus. Karena itu, dalam Kitab Galatia terdapat suatu penekanan yang kuat tentang bahaya hukum Taurat yang menggantikan Kristus. Sejauh menyangkut diri Paulus, seluruh dunia agama telah berada di atas salib. Tidak hanya demikian, terhadap orang-orang Yahudi, Paulus juga telah berada di atas salib. Selaku orang yang di dalam Kristus, pada dirinya ia mengenakan tanda-tanda kematian Kristus. Dia tidak lagi berada di dalam agama Yahudi, tetapi mutlak di dalam Kristus dan bagi Kristus. Karena itu, Kitab Galatia mewahyukan Kristus berlawanan dengan agama, hukum Taurat, dan sunat.

Kita telah menunjukkan bahwa Kristus dalam Kitab Kolose telah diwahyukan sepenuhnya, jauh lebih banyak daripada dalam Kitab Galatia. Dalam Kitab Kolose Paulus memakai sejumlah kosa kata yang istimewa bagi Kristus: bagian kaum saleh, gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung dari segala yang diciptakan. Dalam kitab yang pendek ini, aspek-aspek Kristus diungkapkan satu demi satu. Sebab itu, Kitab Kolose mewahyukan bahwa Kristus itu dalam dan almuhit. Kristus yang almuhit melampaui pengertian kita. Yang kita perlukan ialah diinfus, dijenuhi, dan dipenuhi oleh-Nya hingga Kristus menjadi segala sesuatu dalam pengalaman kita: makanan kita, minuman kita, hari raya kita, hari-hari suci kita, Sabat kita, manusia baru kita, segala sesuatu kita. Jangan mengizinkan apa pun menggantikan Kristus atau menjadi pengganti Kristus. Inilah butir utama dari Kitab Kolose. Kitab Kolose mewahyukan Kristus berlawanan dengan segala hal, sebab Ia sendiri adalah realitas setiap hal yang positif.

Kitab Filipi menitikberatkan masalah memperhidupkan Kristus. Dalam Filipi 1:21 Paulus mengumumkan, “Karena bagiku hidup adalah Kristus.” Bagi Paulus, hidup bukan budi pekerti manusia, seperti lemah lembut atau rendah hati, melainkan Kristus.

Kitab Efesus khusus membahas masalah gereja. Hasil, akibat dari kita memperhidupkan Kristus adalah gereja dihasilkan dan terbangun secara riil.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 1

No comments: