Hitstat

21 October 2014

Kolose - Minggu 30 Selasa



Pembacaan Alkitab: Kol. 3:1-4


Dalam Kolose 3:3-4 Paulus dua kali mengatakan tentang hayat. Ini menunjukkan bahwa kita memiliki satu hayat dengan Kristus. Dalam ayat 3 dia berkata bahwa hayat (hidup) kita “tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah”. Dalam ayat 4 dia mengatakan apabila “Kristus, yang adalah hayat (hidup) kita”. Untuk memahami hayat ini hayat macam apa, kita pertama-tama perlu membaca ayat-ayat ini, lalu memeriksa pengalaman kita, dan juga membandingkan ayat-ayat ini dengan ayat-ayat lain.

Menurut pengalaman kita dan menurut firman, hayat di sini adalah hayat Kristus yang menjadi hayat kita. Jika ini hanya hayat Kristus, tidak dapat disebut “hayat kita”. Fakta bahwa ini adalah “hayat kita” menunjukkan bahwa hayat ini adalah sesuatu yang telah menjadi milik kita. Tetapi, hayat ini bukan hayat alamiah kita, hayat yang kita warisi dari Adam. Allah tidak mungkin mengizinkan hayat alamiah yang diwarisi dari Adam itu tersembunyi di dalam Dia. Satu-satunya hayat yang dapat tersembunyi bersama Kristus di dalam Allah ialah hayat ilahi, yakni hayat Kristus sendiri. Hayat inilah yang menjadi hayat kita. Pemakaian ungkapan “hayat kita” oleh Paulus ini menunjukkan bahwa kita dengan Kristus, juga dengan Allah sendiri, mempunyai satu hayat. Jangan mengira Allah mempunyai satu hayat, Kristus mempunyai satu hayat lain, dan kita yang percaya kepada Kristus memiliki hayat lain lagi. Tidak, Allah, Kristus, dan kaum beriman memiliki satu hayat. Hayat Allah adalah hayat Kristus, dan hayat Kristus telah menjadi hayat kita. Kita dapat mengumumkan bahwa kita memiliki hayat yang dimiliki Kristus, yakni hayat yang tersembunyi di dalam Allah. Alangkah ajaibnya hayat ini!

Boleh jadi Anda ingin tahu bagaimana caranya membedakan hayat alamiah dengan hayat yang dimiliki Kristus, yakni hayat yang tersembunyi di dalam Allah. Pertama, hayat Kristus adalah hayat yang disalibkan; kedua, hayat Kristus ialah hayat yang dibangkitkan; dan ketiga, hayat Kristus ialah hayat yang tersembunyi di dalam Allah. Ketiga ciri-ciri inilah yang dapat membedakan hayat Kristus dengan hayat alamiah kita.

Hayat yang kita miliki bersama Kristus juga adalah hayat yang dibangkitkan. Tidak ada apa pun yang dapat menekannya, termasuk maut. Lagi pula, tidak ada air mata dalam kebangkitan. Misalkan, seorang saudari ingin menangis ketika ia dikritik karena cara membersihkan sebuah kamar dalam balai sidang. Apakah ini hayat yang dibangkitkan? Sudah tentu bukan! Tidak ada tempat bagi tangisan di dalam hayat yang dibangkitkan. Tetapi bila saudari ini menempuh hidup yang dibangkitkan ketika ia membersihkan balai sidang, ia tidak akan terganggu jika ada orang mengkritik pekerjaannya. Ini adalah perbedaan lain antara hayat yang dibangkitkan dengan hayat alamiah.

Tidak hanya demikian, hayat yang Kristus miliki adalah hayat yang tersembunyi di dalam Allah. Seperti telah kita tunjukkan, hanya hayat ilahilah yang dapat tersembunyi di dalam Allah. Saya sangat mengapresiasi kata “tersembunyi” ini (3:3). Hayat yang dimiliki Kristus bukan satu hayat yang menonjol, melainkan tersembunyi. Jika Anda melayani dengan hayat ini, Anda tidak ingin dilihat orang. Sebaliknya, Anda lebih suka melayani dengan diam-diam. Hayat alamiah kita berlawanan dengan hayat ini, sebab ia suka menonjolkan diri. Agama hari ini justru tertarik kepada unsur hayat alamiah ini. Sebagai contoh, orang-orang yang memberi sumbangan banyak akan dipuji di muka umum, sedangkan orang-orang yang sumbangannya sedikit jarang disebut-sebut, atau bahkan tidak disebut sama sekali. Agama merawat hayat alamiah, tetapi dalam gereja hayat alamiah diakhiri.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 59

No comments: