Hitstat

14 March 2015

1 Timotius - Minggu 4 Sabtu



Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 4:1-5


Dalam ayat 8 Paulus meneruskan, "Latihan jasmani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." "Terbatas" berlawanan dengan "segala hal", menunjukkan beberapa hal saja, berguna terhadap bagian kecil dari diri manusia. "Segala hal" bukan hanya merupakan salah satu bagian dari diri kita, melainkan dari seluruh bagian -- jasmani, jiwani, dan rohani, yang sementara dan yang kekal, janji hidup saat ini, zaman ini, seperti janji dalam Matius 6:33; Yohanes 16:33; Filipi 4:6-7; 1 Petrus 5:8-10, dan sebagainya. Janji hidup yang akan datang, zaman yang akan datang dan dalam kekekalan, seperti janji dalam 2 Petrus 1:10-11; 2 Timotius 2:12; Wahyu 2:7, 17; 21:6-7 dan sebagainya. Janji dalam Markus 10:29-30 mencakup hidup saat ini dan hidup dalam zaman yang akan datang.

Saya tetap ingin menganjuri kalian untuk membuang perkataan duniawi dan dongeng nenek-nenek tua yang sia-sia. Sampai-sampai membicarakan doktrin jaminan kekal, juga hanya merupakan dongeng nenek-nenek tua. Setelah sidang mungkin ada orang akan bertanya kepada kita, "Aku telah mengikuti sidang beberapa kali, tetapi belum pernah mendengarkan sebuah berita yang membicarakan jaminan yang kekal. Bagaimana pendapat kalian tentang hal ini?" Yang lain mungkin akan membahas Sabat hari ketujuh. Itu juga termasuk dongeng nenek-nenek tua.

Melatih diri sendiri mencapai ibadah adalah perkara yang sangat penting. Batin kita perlu diberi makan, luar kita perlu ibadah. Kita harus mendapatkan Kristus sebagai tunjangan makanan, kemudian kehidupan kita seharusnya mengekspresikan Allah.

Walaupun Timotius masih muda, dia diberi pesan oleh Paulus untuk memikul tanggung jawab dalam memperhatikan pembangunan gereja lokal dan menetapkan penatua dan diaken. Untuk melaksanakan tanggung jawab demikian, dia diberi pesan agar tidak kekanak-kanakan, melainkan harus menjadi teladan bagi kaum beriman; menjadi teladan orang beriman dalam perkataan, tingkah laku, kasih, iman, dan kemurnian. Ia harus murni tanpa campuran, di dalam motivasi dan tingkah lakunya.

Paulus mengatakan tentang karunia yang ada "di dalammu" (ay. 14), ini menunjukkan bahwa karunia ini bukan kemampuan lahiriah, melainkan suatu kekuatan batiniah dari hayat yang memungkinkan seseorang melayani orang lain. Ini bukan karunia mukjizat, seperti karunia berbahasa lidah dan karunia menyembuhkan (1 Kor. 12:28), melainkan karunia dari anugerah, seperti karunia mengajar dan karunia menasihati (Rm. 12:7-8).

Karunia ini diberikan melalui nubuat ketika penatua menumpangkan tangan. Penumpangan tangan memiliki dua fungsi: yang satu adalah untuk penyatuan, seperti dalam Imamat 1:4, dan yang lain untuk penyaluran, seperti yang dikatakan di sini. Penyaluran berdasar pada penyatuan; tanpa penyatuan, sama sekali tidak ada penyaluran. Melalui penyatuan yang dinyatakan dengan penumpangan tangan penatua-penatua dan rasul Paulus (2 Tim. 1:6), karunia dari anugerah disalurkan kepada Timotius.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 8

No comments: