Hitstat

30 March 2015

2 Timotius - Minggu 1 Senin



Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 1:1-14

Dua Timotius, Surat Kiriman terakhir yang ditulis oleh Paulus, dibuka dengan perkataan, "Dari Paulus, rasul Kristus Yesus atas kehendak Allah menurut janji hayat dalam Kristus Yesus. Kepada Timotius, anakku yang terkasih: Anugerah, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau" (Tl.). Kitab ini ditulis pada saat gereja-gereja yang didirikan melalui ministri rasul di dunia orang kafir cenderung mengalami kemerosotan, dan rasul sendiri sedang ditahan di dalam penjara yang jauh. Banyak orang meninggalkannya (1:15; 4:16), bahkan termasuk teman sekerjanya (4:10). Ini adalah keadaan yang mengecilkan hati dan mengecewakan, terutama bagi teman sekerja muda dan anak rohaninya, Timotius. Karena itu, dalam pembukaan surat yang mendorong, menguatkan, dan meneguhkan ini, Paulus menegaskan kepada Timotius bahwa ia adalah rasul Kristus bukan hanya oleh kehendak Allah, melainkan juga menurut janji hayat dalam Kristus. Ini menyiratkan bahwa walaupun gereja-gereja bisa mengalami kemerosotan dan banyak orang kudus bisa tidak setia dan mundur, tetapi hayat kekal, hayat ilahi, hayat Allah yang bukan ciptaan, yang dijanjikan oleh Allah dalam tulisan kudus-Nya dan yang diberikan kepada rasul dan semua orang beriman, tidak berubah selamanya. Dengan dan atas dasar hayat yang tak berubah inilah dasar Allah yang kuat diletakkan dan tetap berdiri teguh melewati semua kemerosotan gereja (2:19). Dengan hayat inilah orang-orang yang mencari Allah dengan hati yang murni dapat bertahan terhadap ujian kemerosotan gereja. Hayat ini, yang rasul pesankan dalam Surat 1 Timotius kepada Timotius dan yang lainnya untuk dipegang teguh (1 Tim. 6:12, 19), pastilah mendorong dan menguatkan rasul pada masa yang penuh bahaya.

Jangan menganggap Kitab 2 Timotius hanya sebagai kitab yang disebut kitab penggembalaan. Bila kita memiliki wawasan yang benar, kita akan paham bahwa pemikiran ilahi di dalam Paulus adalah untuk memberi suntikan penangkal kepada kaum beriman terhadap kemerosotan gereja. Paulus telah nampak kemerosotan ini sebelumnya. Akan tetapi, jauh di lubuk batinnya ia berbesar hati, bukan karena ia dapat mengerti perkara-perkara menurut logika, melainkan karena ia memperoleh hayat kekal yang dijanjikan Allah di dalam tulisan-tulisan kudus-Nya. Hayat yang dijanjikan oleh Allah dalam Kitab Suci tinggal di dalam Paulus. Beban Paulus dalam menulis Surat Kiriman ini adalah memberi dorongan dan menguatkan Timotius, juga menginjeksikan substansi ilahi ke dalam gereja untuk menyuntik gereja melawan kuman kemerosotan. Puji Tuhan, suntikan ini selalu berkhasiat. Tidak salah, melewati beberapa abad ini, sedikit banyak gereja telah merosot, dirusak tetapi gereja tidak musnah. Paulus mempunyai pandangan ke depan untuk memberi suntikan penangkal kepada gereja terhadap kemerosotan. Bahkan hari ini kita di dalam pemulihan Tuhan sedang menikmati manfaat dari suntikan penangkal ini.

Ayat 1 dan 2 adalah kalimat pendahuluan. Dalam ayat 1 Paulus mengatakan bahwa ia menjadi seorang rasul bukan hanya atas kehendak Allah, tetapi juga menurut janji hayat (janji tentang hidup, LAI) dalam Kristus Yesus. Ungkapan "janji hayat" bukan berarti bahwa kita hanya memiliki janjinya dan tidak memiliki hayat. Ungkapan ini berarti bahwa kita telah menerima hayat yang dijanjikan. Istilah yang serupa, "janji Roh itu" (Roh yang telah dijanjikan, LAI), dipakai dalam Galatia 3:14. Istilah ini bukan berarti bahwa kita telah menerima janjinya saja dan belum menerima Roh itu, melainkan berarti kita telah menerima Roh yang telah dijanjikan. Dalam prinsip yang sama, kata "janji hayat" menunjukkan hayat yang dijanjikan. Paulus menjadi seorang rasul menurut hayat yang telah dijanjikan Allah, yang telah diterima Paulus, dan yang berhuni di dalam dia. Paulus menjadi seorang rasul oleh hayat ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 1

No comments: