Hitstat

09 March 2015

1 Timotius - Minggu 4 Senin



Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 4:1-5


Dalam 4:1 Paulus menggunakan ungkapan, "Roh dengan tegas mengatakan". Ini adalah Roh itu yang tinggal di dalam roh kita dan berbicara kepada kita dari dalam roh kita (Rm. 8:9-11, 16). Untuk mendengar perkataan Roh itu dan agar terhindar dari roh penyesat dan ajaran setan-setan, kita harus melatih roh kita agar roh kita menjadi peka dan jernih.

Hari ini banyak orang dalam gerakan Pentakosta yang mengikuti cara Perjanjian Lama bernubuat dan berkata, "Demikian firman Tuhan." Ungkapan ini tidak ditemukan dalam Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Baru kita nampak prinsip inkarnasi. Menurut prinsip ini, Allah tidak berbicara secara langsung, melainkan Dia berbicara melalui manusia. Pertama, di dalam Yesus Kristus Allah berinkarnasi dan berbaur dengan manusia. Sekarang setelah kematian dan kebangkitan Kristus, Dia dapat menjadi satu Roh dengan orang-orang yang percaya kepada Kristus. Dalam 1 Korintus 6:17 Paulus mengumumkan, "Siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia." Ini mengacu kepada roh perbauran. Roh ilahi berbaur dengan roh insani yang telah dilahirkan kembali. Dalam Perjanjian Baru, roh perbauran inilah yang berbicara. Untuk inilah maka 4:1 tidak mengatakan "Roh Allah mengatakan" juga tidak mengatakan "Roh Kudus mengatakan" melainkan mengatakan, "Roh dengan tegas mengatakan." Menurut prinsip inkarnasi yang diwahyukan dalam Perjanjian Baru, ini menyiratkan roh kita. Kita telah nampak bahwa prinsip inkarnasi berarti sifat ilahi dibawa ke dalam sifat insani dan bekerja dengan sifat insani. Karena itu, ketika Roh itu berbicara, Ia berbicara di dalam roh kita melalui roh kita, dan dari roh kita. Menurut prinsip Perjanjian Baru, bila tidak ada seorang pun yang benar-benar menjadi satu roh dengan Allah Sang pembicara, tidak akan ada jalan bagi Allah untuk berbicara. Paulus memimpin atau memberi teladan sebagai orang yang menjadi satu roh dengan Tuhan. Karena ia telah menjadi satu dengan Dia secara demikian, maka ia mampu berbicara banyak bagi Tuhan. Dalam 1 Korintus 7 Paulus berkata dengan pasti bahwa mengenai perkara tertentu ia tidak memiliki firman dari Tuhan, tetapi ia memberikan pendapatnya, pertimbangannya, sebagai seorang yang dapat dipercayai karena rahmat Allah (ayat 25). Namun ketika kita baca bagian Alkitab ini pada hari ini, kita nampak bahwa ucapan Paulus sebenarnya adalah firman Tuhan. Ketika Paulus berbicara, Allah Tritunggal yang telah melalui proses menjadi Roh itu dan yang telah berbaur dengan roh Paulus yang telah dilahirkan kembali, berbicara dari dalamnya. Hari ini kita juga memiliki roh perbauran sedemikian ini di dalam kita. Di dalam roh dan melalui roh perbauran inilah Roh itu berbicara dengan tegas.

Bila kita ingin mendengar pembicaraan roh, kita harus melatih roh kita. Hanya roh kitalah yang dapat mendengarkan perkataan Roh itu. Pikiran tidak cocok untuk ini; pikiran tidak memiliki kemampuan untuk mendengar pembicaraan Roh itu. Roh itu berbicara kepada roh kita dan roh kita menanggapi Roh itu. Sebab itu, ketika kita membaca Kitab 1 Timotius, kita harus melatih roh kita untuk mendengarkan pembicaraan Roh itu dari dalam roh Rasul Paulus.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 7

No comments: