Hitstat

17 March 2015

1 Timotius - Minggu 5 Selasa



Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 5:1-16


Dalam 5:1-16 kita nampak bahwa Paulus menyuruh rekan sekerjanya yang masih muda, Timotius untuk berkontak dengan orang-orang kudus secara manusiawi. Ayat 1 mengatakan, "Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegurlah dia sebagai bapak." Memperlakukan orang yang lebih tua sebagai seorang bapak tentunya berperilaku dalam sikap yang sangat manusiawi.

Paulus juga memberi tahu Timotius untuk memperlakukan "orang-orang muda sebagai seorang saudara; perempuan-perempuan tua sebagai ibu, dan perempuan-perempuan muda sebagai adik". Timotius tidak mengambil posisi yang tinggi sebagai uskup, dengan menganggap dirinya sendiri lebih tinggi daripada orang lain. Sebaliknya, ia harus berperilaku sebagai seorang saudara terhadap saudara dan saudari muda, dan sebagai anak terhadap bapak, ibu. Dalam hidup gereja banyak bapak, ibu, saudara, dan saudari. Memperlakukan orang-orang kudus sedemikian rupa adalah berperilaku secara manusiawi.

Dalam 5:1-16 kita nampak pengajaran Paulus, kedua, menyuruh Timotius menggunakan hikmat. Perkataannya jangan keras terhadap orang tua, melainkan menegur dia sebagai bapak, ini berarti mengucapkan perkataan hikmat. Tidak menegur orang tua dengan keras adalah perkara hikmat. Terhadap orang-orang kudus berbagai usia, kita tidak hanya memerlukan kasih, tetapi juga hikmat. Kita perlu paham dengan siapa kita berkontak. Apakah kita mau berbicara dengan saudara atau saudari tua? Lalu, kita harus berbicara dengan mereka sebagai anak kepada bapak atau ibu. Apakah kita berkontak dengan saudara atau saudari muda? Kita harus berbicara dengan mereka sebagai seorang saudara dengan saudara atau seorang saudara dengan saudari. Selanjutnya kita hendaknya berbicara dalam satu cara dengan seorang bapak, dalam cara lain dengan seorang ibu, dan dalam cara lain lagi dengan saudara saudari. Di dalam semua hubungan kita dengan orang-orang kudus berbagai usia, kita memerlukan hikmat.

Bila kita memiliki hikmat, kita akan berbicara secara berbeda dengan orang-orang kudus berbagai usia. Para saudara akan berbicara dengan saudara dalam cara yang tepat bagi saudara, tetapi mereka akan berbicara dengan saudari dalam cara yang tepat bagi saudari. Inilah hikmat. Kita tidak seharusnya berbicara dengan seorang saudari muda sama seperti kita berbicara dengan orang tua. Selain itu, para saudari dapat saling memeluk. Akan tetapi saudari muda janganlah memperlihatkan kasihnya terhadap saudara yang muda atau yang tua dengan memeluknya. Jangan mengasihi orang-orang kudus secara bodoh, tetapi berhikmatlah selalu dengan memahami siapa yang Anda kontak.

Ketiga, semua perlakuan kita terhadap orang-orang kudus haruslah "dengan penuh kemurnian" (5:2). Setiap kontak dengan saudara maupun saudari dalam hidup gereja haruslah murni dalam segala hal. Kita harus murni di dalam motivasi dan maksud kita.

Dalam kontak antara saudara dan saudari diperlukan kemurnian penuh. Karena alasan inilah, seorang saudara dan saudari yang usianya tidak jauh bedanya seharusnya tidak berbicara secara pribadi di dalam ruangan tertutup, harus didampingi seorang saudara atau saudari lain. Ingatlah teladan Tuhan Yesus. Ia berbicara dengan Nikodemus di dalam rumah pada malam hari, tetapi Ia berbicara dengan seorang perempuan Samaria di tempat terbuka pada siang hari. Hal ini menunjukkan bahwa kontak antara saudara dan saudari haruslah dengan penuh kemurnian.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 9

No comments: