Hitstat

28 March 2015

1 Timotius - Minggu 6 Sabtu



Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 6:11-21


Dalam ayat 17-19 Paulus memberi peringatan tambahan kepada orang-orang kaya. Ayat 17 mengatakan, "Peringatkanlah orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati." Perkataan ini dapat dianggap sebagai pelengkap bagi 6:7-10.

Ayat 18-19 meneruskan, "Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam perbuatan baik, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya." Berbuat baik di sini mengacu kepada kesediaan membagikan materi kepada orang yang memerlukan dan membagikan kekayaan dengan rela kepada mereka. Menjadi kaya dalam perbuatan baik bukan hanya kaya dalam materi, lebih-lebih kaya dalam kebajikan menurut perkenan Allah (Ef. 2:10). "Di waktu yang akan datang" mengacu kepada masa yang akan datang (seperti yang dibandingkan dengan di dunia ini dalam ayat 17), yaitu zaman kerajaan, saat itu kaum saleh pemenang akan menikmati pahala Tuhan. Untuk ini kita semua perlu meletakkan dasar yang baik pada zaman ini sebagai harta untuk kita nikmati pada masa yang akan datang. Mereka yang kaya dalam zaman ini harus menggunakan kekayaan mereka sedemikian rupa sehingga mereka meletakkan dasar yang baik sebagai harta untuk masa yang akan datang.

Dalam ayat 19 Paulus berpesan kepada Timotius untuk mendorong orang-orang kaya "mencapai hidup yang sebenarnya". Hidup yang sebenarnya ini adalah hayat kekal yang disinggung dalam ayat 12. Kekayaan materi adalah untuk hayat alamiah manusia pada zaman ini, hayat ini bersifat sementara, karena itu tidak sejati. Jika kita berbuat baik dengan menggunakan materi, kita akan merampungkan sesuatu untuk hidup yang sejati, meletakkan harta bagi kenikmatan kita dalam hayat kekal pada zaman yang akan datang. Ini menuntut kita berpegang teguh pada hayat kekal Allah, yaitu hayat yang sejati itu. Kalau tidak, kita akan berpegang pada hayat alamiah insani kita dan meletakkan harta kekayaan materi pada zaman ini untuk hayat yang tidak sejati. Kita harus memperhatikan hayat kekal, bukan hayat alamiah. Ayat 12 dan ayat 19 menekankan hayat kekal Allah. Ini menunjukkan bahwa hayat Allah adalah faktor penting dan tidak boleh kurang bagi hidup kristiani kita.

Ayat 20-21 mengatakan, "Hai Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu. Hindarilah omongan yang kosong dan tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan, karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian telah menyimpang dari iman." Apa yang telah dipercayakan mengacu kepada apa yang telah diserahkan kepada Timotius, yaitu perkataan sehat yang diterimanya dari Paulus. Perkataan itu bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang lain. "Apa yang disebut pengetahuan" adalah ajaran dari guru palsu yang disebut pengetahuan (mungkin berhubungan dengan pengetahuan Gnostik). Ajaran itu menggantikan pengetahuan yang sejati dari perkataan sehat Allah yang dipercayakan kepada Timotius. Orang-orang yang mengakui apa yang disebut pengetahuan palsu telah menyimpang dari iman. Mengenai isi obyektif kepercayaan kita, mereka seperti dalam hal menembak, tidak mengenai sasaran. Mereka telah salah sasaran terhadap ekonomi Perjanjian Baru Allah. Setelah menyampaikan perkataan lebih lanjut ini, Paulus mengakhirinya dengan berkata, "Anugerah menyertai kamu!".


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 12

No comments: