Hitstat

24 April 2015

2 Timotius - Minggu 4 Jumat



Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 4:9-22


Menurut Filipi 2, Timotius adalah orang yang sangat akrab dengan Paulus. Ia satu jiwa dengannya dan bahkan bersedia mempertaruhkan jiwanya bagi pekerjaan Kristus. Karena kesatuan dan keakraban ini, Paulus dapat menyuruh Timotius datang kepadanya. Ia juga dapat mengutus Tikhikus ke Efesus. Akan tetapi, ini bukanlah organisasi. Sebaliknya, ini menurut situasi rohani di antara orang-orang yang berada dalam koordinasi Allah. Di dalam koordinasi Allah, berapa banyak para pemimpin dapat berbicara kepada Anda tergantung pada sejauh mana Anda bersatu dengan ministri ini. Ini bukan perkara organisasi, tetapi perkara tingkat kesatuan.

Ayat 14 mengatakan, "Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat jahat terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya." Paulus tidak mengutuk Aleksander, tetapi ia mengucapkan perkataan adil dengan mengatakan bahwa Tuhan akan membalasnya sesuai dengan perbuatannya.

Dalam ayat 10 dan 14 kita nampak dua aspek akibat kemerosotan. Di satu pihak, orang-orang tertentu yang dipengaruhi oleh kemerosotan itu mencintai zaman ini, di pihak lain, orang-orang lainnya berbuat hal-hal jahat terhadap rasul. Pada masa kemerosotan, hal-hal ini berulang-ulang terjadi.

Dalam 1 Timotius 1:20 Paulus berbicara tentang Himeneus dan Aleksander. Dalam 2 Timotius 2:17, ia sekali lagi menyebut Himeneus, dan dalam 4:14, menyebut Aleksander. Apakah Himeneus dan Aleksander itu orang beriman sejati atau orang-orang yang berkedok? Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai garis yang membatasi antara rumah besar (2 Tim. 2:20) dengan rumah Allah (1 Tim. 3:15). Hanya Tuhanlah yang mampu menarik garis yang menentukan. Hanya Dialah yang memiliki pengetahuan penuh mengenai siapa yang sejati dan siapa yang palsu.

Mengenai diri kita sendiri sebagai kaum beriman, tidak seharusnya terdapat daerah yang abu-abu. Ini berarti seharusnya orang lain mudah membedakan apakah kita "hitam" atau "putih". Tentu tidak dapat diragukan lagi bahwa Timotius adalah orang beriman sejati. Timotius bukan hanya putih, tetapi juga putih dengan cemerlang dan bercahaya. Hendaknya juga merupakan kenyataan yang jelas bahwa kita adalah kaum beriman sejati di dalam Tuhan.

Telah saya tunjukkan bahwa kita sulit menarik garis batas antara rumah besar dengan rumah Allah. (Dalam pandangan dunia, kita dipandang sebagai bagian dari kekristenan yang terorganisir.) Ada benda-benda tertentu di dalam rumah besar yang mungkin dapat dipakai Allah. Akan tetapi, janganlah kita dipakai Allah secara begitu. Di dalam rumah besar ada perabot-perabot yang bukan hanya terbuat dari emas dan perak, tetapi juga ada perabot-perabot dari kayu dan tanah. Anda ingin dipakai Allah sebagai perabot dari kayu atau tanah atau perabot dari emas atau perak? Saya ingin dipakai oleh Dia sebagai perabot emas dan perak di dalam rumah Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 8

No comments: