Hitstat

16 September 2016

1 Yohanes - Minggu 4 Jumat



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:5-7
Doa baca: 1 Yoh. 1:7
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari segala dosa.


Sungguh berarti bahwa dalam 1:7 Rasul Yohanes membicarakan "darah Yesus, Anak-Nya". Nama Yesus menyatakan keinsanian Tuhan yang diperlukan untuk pencurahan darah penebusan, dan sebutan "Anak-Nya" menyatakan keilahian Tuhan yang diperlukan untuk khasiat kekal darah penebusan. Jadi, darah Yesus, Anak-Nya itu, menunjukkan bahwa darah ini adalah darah yang tepat dari manusia yang sejati yang dicurahkan untuk menebus makhluk ciptaan Allah yang telah jatuh, dengan jaminan ilahi sebagai khasiat kekalnya, khasiat yang mengungguli segalanya dalam ruang dan bersifat kekal dalam waktu.

Sebutan "Yesus, Anak-Nya itu" juga dipakai oleh Yohanes sebagai suntikan pencegahan terhadap bidah mengenai persona Tuhan. Salah satu bidah menekankan keilahian Tuhan dengan menyangkal keinsanian-Nya. Sebutan "Yesus" sebagai nama seorang manusia merupakan suntikan pencegahan terhadap bidah ini. Bidah yang lain menekankan keinsanian Tuhan dengan menyangkal keilahian-Nya. Sebutan "Anak-Nya itu" sebagai nama Allah adalah suntikan penangkal terhadap bidah ini.

Keilahian Tuhan yang ditunjukkan oleh kata "Anak-Nya" adalah satu garansi, satu jaminan bahwa khasiat darah Yesus akan tetap selamanya. Keinsanian Tuhan melayakkan Dia memiliki darah untuk dicurahkan bagi penebusan kita. Keilahian-Nya menanggung khasiat kuasa darah penebusan ini. Khasiat dari darah Yesus yang menyucikan ini ditang­gung selamanya oleh keilahian-Nya.

Dalam 1:1-7 kita nampak satu siklus kehidupan rohani kita yang terbentuk dari empat perkara penting — hayat kekal, persekutuan hayat kekal, terang ilahi, dan darah Yesus, Anak Allah. Hayat kekal menghasilkan persekutuan hayat kekal, persekutuan hayat kekal mendatangkan terang ilahi, dan terang ilahi menambahkan keperluan akan darah Yesus, Anak Allah, supaya kita bisa mendapatkan lebih banyak hayat kekal. Semakin banyak hayat kekal yang kita dapatkan, semakin banyak pula persekutuan yang dibawakan kepada kita. Semakin banyak persekutuan hayat ilahi yang kita nikmati, semakin banyak pula terang ilahi yang kita terima. Semakin banyak terang ilahi yang kita terima, semakin banyak pula penyucian yang kita alami dari darah Yesus. Siklus semacam ini membawa kita maju dalam pertumbuhan hayat ilahi sampai kita mencapai kematangan hayat.

Dalam 1:5-7 Yohanes memakai lima kata yang penting : terang, kebenaran, gelap, dusta, dan dosa. Terang adalah esens dari ekspresi Allah. Kita dapat mengatakan bahwa terang adalah Allah diekspresikan. Ketika kita hidup di dalam terang ini, kebenaran akan muncul, karena kebenaran adalah hasil dari terang. Terang adalah sumber kebenaran, dan kebenaran adalah hasil, akibat terang. Karena itu, ketika kita tinggal di dalam terang ilahi dan hidup dalam terang, kita mempraktekkan kebenaran.

Dusta adalah esens Iblis, dan gelap adalah ekspresi dari esens setani. Gelap ini berhubungan dengan dosa. Inilah sebabnya dalam ayat-ayat ini kita memiliki terang, gelap, dan dosa. Jika kita tidak di dalam terang, kita tentu di dalam kegelapan. Bila kita di dalam gelap, kita ditipu oleh dusta, yang adalah esens Iblis. Selanjutnya, karena dusta dan gelap berhubungan dengan dosa, maka kita juga terlibat dengan dosa.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 8

No comments: