Hitstat

22 September 2016

1 Yohanes - Minggu 5 Kamis



Pembacaan Alkitab: Yoh. 4:20, 23-24
Doa baca: Yoh. 4:24
Allah itu Roh dan siapa saja yang menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.


Setelah melihat bahwa kebenaran adalah Allah Tritunggal, kita selanjutnya dapat menunjukkan bahwa kebenaran juga adalah firman Allah sebagai wahyu ilahi, yang tidak hanya mewahyukan lebih-lebih menyampaikan realitas Allah dan Kristus serta realitas segala perkara rohani dan ilahi. Jadi, firman Allah juga adalah realitas (Yoh. 17:17).

Firman adalah penjelasan Allah Tritunggal. Ini berarti aspek keempat tentang apa adanya kebenaran, firman, sesungguhnya adalah penjelasan dari tiga aspek yang pertama dari kebenaran — Bapa, Putra, dan Roh itu. Karena itu, realitas adalah Allah Bapa, Allah Putra, Allah Roh, dan juga firman ilahi.

Menurut Perjanjian Baru, kebenaran juga adalah isi kepercayaan (iman), yaitu unsur substansial dari apa yang kita percayai sebagai realitas Injil yang penuh (Ef. 1:13; Kol. 1:5); isi kepercayaan ini diwahyukan dalam seluruh Perjanjian Baru (2 Kor. 4:2; 13:8; Gal. 5:7; 1 Tim. 1:1; 1 Tim. 2:4, 7b; 3:15; 4:3; 6:5; 2 Tim. 2:15, 18, 25; 3:7-8; 4:4; Tit. 1:1, 14; 2 Tes. 2:10, 12; Ibr. 10:26; Yak. 5:19; 1 Ptr. 1:22; 2 Ptr. 1:12).

Isi firman Allah juga adalah isi kepercayaan kristiani kita. Ini adalah kepercayaan yang objektif, yaitu apa yang kita percayai. Firman adalah wahyu dan penjelasan dari trinitas ilahi, dan firman ini mempunyai isi. Singkatnya, isi ini adalah isi Perjanjian Baru dan juga isi kepercayaan kristiani kita. Karena itu, isi Perjanjian Baru dan isi kepercayaan kristiani kita juga adalah kebenaran, realitas. Ini berarti dalam Perjanjian Baru, realitas mengacu kepada isi kepercayaan kita dan isi seluruh Perjanjian Baru.

Dalam Alkitab kebenaran juga adalah realitas tentang Allah, alam semesta, manusia, hubungan manusia dengan Allah dan dengan sesama manusia, dan kewajiban manusia kepada Allah, seperti diwahyukan melalui penciptaan dan Alkitab (Rm. 1:18-20; 2:2, 8, 20).

Dalam Perjanjian Baru, bahasa Yunani untuk kata kebenaran, aletheia, juga menunjukkan kesejatian, kesungguhan, ketulusan, kejujuran, keandalan, dan kesetiaan Allah sebagai kebajikan ilahi (Rm. 3:7; 15:8), dan bagi manusia sebagai kebajikan insani (Mrk. 12:14; 2 Kor. 11:10; Flp. 1:18; 1 Yoh. 3:18), dan sebagai pengaliran realitas ilahi (Yoh. 4:23-24; 2 Yoh. la; 3 Yoh. 1).

Dalam Yohanes 4:23-24 kebenaran mengacu kepada hasil, pengaliran dari Allah menjadi realitas kita. Ketika kita menikmati Allah sebagai realitas kita, kenikmatan ini akan menghasilkan sesuatu, dan hasil ini adalah kebenaran, realitas. Sebenarnya, hasil dari menikmati Allah sebagai realitas kita ini adalah Kristus tertampil dari kita. Ketika kita menikmati Allah Tritunggal — Bapa, Putra, dan Roh itu — sebagai realitas kita, yaitu Trinitas ilahi menjadi satu realitas bagi kita untuk kenikmatan kita, kenikmatan ini menghasilkan semacam kebajikan tertentu. Kebajikan ini adalah Kristus yang kita alami, Kristus yang adalah penggenapan dari semua kurban.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 10

No comments: