Hitstat

15 September 2016

1 Yohanes - Minggu 4 Kamis



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:5-7
Doa baca: 1 Yoh. 1:7
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari segala dosa.


Dalam 1:7 kita melihat bahwa kita hidup di dalam terang, tetapi Allah ada di dalam terang, karena Dia adalah terang. Ketika kita hidup di dalam terang, yang adalah Allah sendiri, kita mempunyai kenikmatan bersama dari Allah Tritunggal dan partisipasi bersama dalam ketetapan kehendak-Nya.

Ketika kita hidup dalam terang ilahi, kita berada di bawah penerangannya, dan berdasarkan sifat ilahi Allah dan melalui sifat Allah di dalam kita, terang ini menyingkapkan segala dosa, pelanggaran, kegagalan, dan kekurangan kita, yang bertentangan dengan terang-Nya yang murni, kasih-Nya yang sempurna, kekudusan-Nya yang mutlak, dan kebenaran-Nya yang unggul. Pada saat demikian, dalam hati nurani kita yang diterangi, kita merasakan keperluan akan pembasuhan darah penebusan Tuhan Yesus, dan darah itu menyucikan hati nurani kita dari segala dosa agar persekutuan kita dengan Allah dan dengan satu sama lain dapat terpelihara.

Dalam ayat 7 Yohanes mengatakan bahwa darah Yesus menyucikan kita dari segala dosa. Waktu dari kata kerja "menyucikan" dalam bahasa Yunaninya menunjukkan waktu kini, dan menyatakan tindakan yang terus-menerus, menunjukkan bahwa darah Yesus, Anak Allah, menyucikan kita sepanjang masa, terus-menerus, dan konstan. Penyucian di sini mengacu kepada penyucian yang seketika dari darah Tuhan dalam hati nurani kita. Di hadapan Allah, darah penebusan Tuhan telah menyucikan kita sekali untuk selamanya (Ibr. 9:12. 14), dan khasiat penyucian ini berlangsung selamanya di hadapan Allah, tidak perlu diulang. Namun, dalam hati nurani kita, kita memerlukan penerapan yang seketika dari penyucian konstan darah Tuhan sekali demi sekali begitu hati nurani kita diterangi oleh terang ilahi dalam persekutuan kita dengan Allah. Penyucian yang instan ini dilambangkan oleh pentahiran dengan air yang dicampur dengan abu dari lembu betina muda (Bil. 19:2-10).

Ketika kita di dalam persekutuhan ilahi, kita di dalam terang, dan ketika kita di dalam terang, kita disingkapkan oleh terang. Terang ilahi jauh lebih kuat daripada sinar X. Terang ini menyingkapkan apa saja yang salah dalam diri kita. Ketika kita hidup di dalam terang dan mempraktekkan realitas di dalam terang, terang ini bersinar di dalam kita, di atas kita, dan melalui kita. Karena disingkapkan oleh penyinaran ini, kita nampak bahwa kita bersalah dalam banyak hal. Kita dapat nampak bahwa kita bersalah dalam pikiran, emosi, motivasi, dan maksud kita. Kita juga dapat nampak bahwa kita bersalah dengan saudara dan saudari tertentu. Karena kita disingkapkan secara demikian, hati nurani kita tertuduh. Untuk menghadapi tuduhan di dalam hati nurani kita ini, kita perlu penyucian darah Tuhan. Hanya ketika kita di dalam persekutuan dan di bawah terang, barulah kita dapat nampak kegagalan, kesalahan, kekeliruan, motivasi yang tidak murni, dan maksud jahat kita. Tetapi pada saat yang demikian ini, darah Tuhan Yesus menyucikan kita dari setiap dosa.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 8

No comments: