Hitstat

12 September 2016

1 Yohanes - Minggu 4 Senin



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:5-7
Doa baca: 1 Yoh. 1:5
Inilah berita yang telah kami dengar dari Dia dan kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.


1 Yohanes 1:5 membicarakan tentang Allah. Untuk memelihara persekutuan dengan Allah, kita perlu tinggal di dalam Allah. Kita telah nampak bahwa dalam surat ini ada tujuh misteri: hayat ilahi, persekutuan hayat ilahi, pengurapan Allah Tritunggal, tinggal di dalam Tuhan, kelahiran ilahi, benih ilahi, serta air, darah, dan Roh itu. Di sini kita akan membahas misteri tinggal. Dalam Injil Yohanes, Tuhan Yesus berkata, "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu" (15:4). Karena Dia adalah pokok pohon anggur dan kita adalah ranting-rantingnya, kita perlu tinggal di dalam Dia. Wahyu mengenai tinggal ini adalah satu perkara yang besar dan sangat penting. Kita semua perlu tinggal di dalam Allah.

Apakah artinya tinggal di dalam Allah? Beberapa tahun yang lalu, saya mengira bahwa tinggal adalah berdiam atau menetap semata. Alkitab bahasa Mandarin memakai kata "berhuni". Lebih dari 300 tahun yang lalu, ketika versi King James diterjemahkan, dalam bahasa Inggris kata "tinggal" mempunyai konotasi (arti tambahan) berhuni. Akan tetapi, konotasi ini hampir telah hilang, dan hari ini kata tinggal terutama berarti berdiam atau menetap. Sebenarnya, "berhuni" adalah terjemahan yang lebih akurat. Karena itu, tinggal di dalam Allah adalah berhuni di dalam Dia. Kita bukan hanya harus tinggal di dalam Allah — kita harus berhuni di dalam Dia. Kita harus hidup, bertindak, bergerak, dan membawa diri di dalam Allah.

Pemikiran ini sesuai dengan yang disampaikan oleh kata "hidup" dalam ayat 7, di mana kita disuruh hidup di dalam terang. Dalam bahasa Yunani "hidup" di sini berarti bergerak, bertindak, dan membawa diri. Sebagaimana kita menetap di dalam Allah, kita harus tinggal di dalam Dia dan membawa diri di dalam Dia. Allah adalah tempat tinggal kita yang sejati, rumah kita. Sebab itu, ke mana pun Allah pergi, kita harus pergi dengan Dia dan di dalam Dia. Karena Allah adalah tempat tinggal kita, kita perlu tinggal di dalam Dia.

Jika kita tidak tinggal di dalam Allah, persekutuan kita dengan Dia akan segera terputus. Kapan saja kita tidak tinggal di dalam Allah, kita keluar dari persekutuan ilahi. Akan tetapi, hubungan hayat kita dengan Allah tidak terputus. Misalnya, bagaimanapun perilaku seorang anak, baik atau buruk, dia masih mempunyai hubungan dalam hayat dengan bapanya. Baik tinggal di rumah atau mencoba melarikan diri, hubungan hayat seorang anak dengan bapanya tetap tidak terputus. Akan tetapi, anak itu tidak dapat tetap di dalam persekutuan dengan bapanya. Ada waktu-waktu di mana dia tidak ingin berada di dalam satu ruangan yang sama dengan bapanya atau berhadap-hadapan berbicara dengan bapanya. Ini karena persekutuan telah terputus, meskipun hubungan hayat tetap. Hubungan hayat kita dengan Allah tidak dapat terputus. Tetapi persekutuan kita dengan Dia akan terputus jika kita tidak tinggal di dalam Dia sebagai terang ilahi.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 7

No comments: