Hitstat

29 September 2016

1 Yohanes - Minggu 6 Kamis



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:8-10
Doa baca: 1 Yoh. 1:8
Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.


Kebenaran dalam ayat 8 menyatakan realitas Allah yang telah diwahyukan, fakta-fakta yang tersalur dalam Injil, seperti: realitas Allah dan segala perkara ilahi (yang semuanya adalah Kristus — Yoh. 1:14, 17; 14:6 ); realitas Kristus dan segala perkara rohani (yang semuanya adalah Roh itu — Yoh. 14:17; 15:26; 16:13; 1 Yoh. 5:6); dan realitas keadaan manusia (Yoh. 16:8-11). Di sini, kebenaran khususnya menyatakan realitas keadaan kita yang berdosa setelah kelahiran kembali, yang disingkapkan di bawah penerangan terang ilahi dalam persekutuan kita dengan Allah. Jika kita mengatakan bahwa kita tidak memiliki dosa setelah dilahirkan kembali, realitas semacam itu, kebenaran, tidak tinggal di dalam kita; ini juga berarti kita menyangkal keadaan kita yang sesungguhnya setelah dilahirkan kembali.

Dalam ayat 9 Yohanes selanjutnya berkata, "Jika kita mengaku dosa kita, maka la setia dan adil, sehingga la akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." Pengakuan di sini mengacu kepada pengakuan dosa-dosa kita, kegagalan kita setelah kita dilahirkan kembali, bukan mengakui dosa-dosa sebelum kita dilahirkan kembali.

Allah setia dalam firman-Nya (ayat 10) dan adil dalam darah Yesus, Anak-Nya (ayat 7). Firman-Nya adalah firman kebenaran Injil-Nya (Ef. 1:13), memberi tahu kita bahwa Dia akan mengampuni dosa-dosa kita karena Kristus (Kis. 10:4:3), dan darah Kristus telah memuaskan tuntutan keadilan Allah, agar Dia dapat mengampuni dosa-dosa kita (Mat. 26:28). Jika kita mengaku dosa-dosa kita, Dia akan mengampuni kita berdasarkan firman-Nya dan penebusan darah Yesus, karena Dia harus setia kepada firman-Nya dan adil dalam darah Yesus. Kalau tidak, Dia akan menjadi tidak setia dan tidak adil. Untuk mendapatkan pengampunan-Nya, kita perlu mengaku dosa. Pengampunan Allah semacam ini, yang diperuntukkan pemulihan persekutuan kita dengan Dia, ada syaratnya, yaitu tergantung pada pengakuan kita.

Semua ketidakbenaran adalah dosa (1 Yoh. 5:17). Keduanya mengacu kepada kesalahan perilaku kita. Dosa-dosa menunjukkan kesalahan perilaku kita terhadap Allah dan manusia; ketidakbenaran menunjukkan noda kesalahan perilaku kita, yang menyebabkan kita tidak benar terhadap Allah atau manusia. Kesalahan memerlukan pengampunan Allah, dan noda memerlukan penyucian-Nya. Pengampunan dan penyucian Allah diperlukan untuk memulihkan persekutuan kita yang terputus dengan Allah, agar kita tanpa gangguan dapat menikmati Dia dalam persekutuan, dengan hati nurani yang baik, hati nurani yang bebas dari salah (1 Tim. 1:5; Kis. 24:16).

Ayat 10 mengatakan, "Jika kita berkata bahwa kita tidak pernah berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita." Ayat 8 membuktikan bahwa setelah dilahirkan kembali, di dalam diri kita masih ada dosa. Ayat 10 membuktikan lebih lanjut bahwa kita masih bisa berbuat dosa di luaran, meskipun bukan kebiasaan berdosa. Kita masih berbuat dosa dalam perilaku di luaran, karena kita masih memiliki dosa dalam sifat kita. Kedua hal itu menegaskan keadaan kita yang berdosa setelah dilahirkan kembali.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 12

No comments: