Hitstat

05 November 2016

1 Yohanes - Minggu 11 Sabtu



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 2:20-27
Doa baca: 1 Yoh. 2:25
Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal.


Tidak menyangkal melainkan mengakui bahwa manusia Yesus adalah Kristus, Anak Allah (ayat 22), berarti membiarkan Firman hayat kekal tetap tinggal di dalam kita. Dengan berbuat demikian kita tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa, dan tidak disesatkan oleh bidah tentang persona Kristus (ayat 26). Ini menunjukkan bahwa Anak dan Bapa adalah hayat kekal yang melahirkan kita kembali dan yang diberikan untuk kita nikmati. Dalam hayat kekal ini kita memiliki persekutuan dengan Allah dan dengan satu sama lain (1:2-3, 6-7), dan berperilaku dalam kehidupan kita sehari-hari (2:6; 1:7).

Dalam ayat 24 Yohanes mengatakan bahwa jika kita membiarkan yang ada sejak semula, yaitu Firman hayat, tinggal di dalam kita, kita akan tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa. Ini menyatakan bahwa Firman hayat sebenarnya adalah Anak dan Bapa.

Menurut pengalaman kita atas hayat ilahi, Anak. Bapa, Yesus, dan Kristus adalah satu. Bukan hanya Anak yang menjadi hayat kekal bagi kita dan Bapa bukan hayat, melainkan Yesus, sebagai Kristus, yang adalah Anak dan Bapa, adalah hayat yang ilahi dan kekal yang menjadi bagian kita. Menurut konteks ayat 22-25, hayat kekal ini adalah Yesus, Kristus, Anak, dan Bapa. Semuanya itu adalah suatu komposisi dari hayat kekal. Karena itu, hayat kekal juga adalah satu unsur dari Roh yang berhuni, majemuk, dan almuhit, yang bergerak di dalam kita.

Hayat kekal dalam ayat 25 adalah Firman hayat, dan Firman hayat adalah Yesus, Kristus, Anak, dan Bapa. Di sini ada enam hal: Yesus, Kristus, Bapa, Anak, Firman hayat, dan hayat kekal. Dari Alkitab, khususnya dari Surat 1 Yohanes, kita tahu bahwa Yesus adalah Kristus, Kristus sama dengan Bapa dan Anak, dan yang Satu ini juga adalah Firman hayat dan hayat kekal. Yesus, Kristus, Bapa, Anak, Firman hayat, dan hayat kekal adalah satu kemajemukan yang ilahi. Keenam hal ini adalah unsur-unsur yang telah dicampurkan ke dalam satu minyak urapan tunggal. Di dalam Yesus kita memiliki keinsanian, pada Bapa kita memiliki keilahian, dan pada Kristus kita mempunyai Yang diurapi. Pada Yesus kita memiliki inkarnasi, pada Kristus kita mempunyai kebangkitan, dan pada Anak kita memiliki hayat. Karena itu, dalam unsur-unsur ini kita memiliki segala bahan minyak urapan majemuk: sifat ilahi, sifat insani, inkarnasi, penyaliban, kebangkitan, dan hayat.

Dalam 1 Yohanes 2 kita benar-benar mempunyai minyak urapan majemuk, Roh yang almuhit. Akan tetapi, di sini kita tidak hanya memiliki minyak urapan secara objektif, melainkan kita mempunyai pengurapan yang subjektif, yaitu pergerakan dan pekerjaan yang subjektif dari minyak urapan. Pengurapan yang subjektif ini adalah Allah Tritunggal yang telah melalui proses, yang kita alami. Selanjutnya, pengurapan ini mengajarkan kepada kita mengenai Allah Tritunggal yang telah melalui proses. Contohnya, jika ada orang mengatakan bahwa Kristus tidak ada di dalam kita, kita harus menjawab, "Dari pengalamanku atas pengurapan, aku tahu bahwa Yesus Kristus ada di dalamku." Selain itu, jika ada orang mencoba mengajar Anda bahwa Bapa, Anak, dan Roh itu adalah tiga persona yang terpisah, Anda dapat mengatakan, "Aku tidak memiliki tiga persona yang terpisah di dalamku. Dari pengalamanku atas pengurapan aku tahu bahwa aku hanya memiliki satu persona di dalamku, dan persona ini adalah Bapa, Anak, dan Roh itu."


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 22

No comments: