Hitstat

22 November 2016

1 Yohanes - Minggu 14 Selasa



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 3:14
Doa baca: 1 Yoh. 3:14
Kita tahu bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara seiman kita. Siapa yang tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.


Maut berasal dari Iblis, musuh Allah, Satan, yang dilambangkan dengan pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat, yang mendatangkan maut. Hayat berasal dari Allah (sumber hayat), yang dilambangkan dengan pohon hayat, yang menghasilkan hayat (Kej. 2:9, 16-17). Maut dan hayat bukan hanya membedakan dua sumber, Iblis dan Allah; juga merupakan dua esens, dua unsur, dan dua ruang lingkup. Pindah dari maut ke dalam hayat adalah pindah dari sumber, esens, unsur, dan ruang lingkup maut ke dalam sumber, esens, unsur, dan ruang lingkup hayat. Ini terjadi di dalam kita pada saat kita dilahirkan kembali. Kita mengenal hal ini, memiliki kesadaran batiniah mengenai hal ini, karena kita mengasihi saudara. Kasih (kasih Allah) terhadap saudara adalah bukti yang kuat dari hal ini. Percaya kepada Tuhan adalah jalan untuk pindah dari maut ke dalam hayat; kasih terhadap saudara adalah bukti bahwa kita sudah pindah dari maut ke dalam hayat. Percaya adalah menerima hayat kekal; mengasihi adalah hidup berdasarkan hayat kekal dan mengekspresikannya.

Tidak mengasihi saudara adalah bukti bahwa seseorang tidak hidup dalam esens dan unsur kasih ilahi dan tidak menetap dalam ruang lingkup kasih itu, sebaliknya hidup dalam esens dan unsur kematian setani dan tinggal dalam ruang lingkupnya.

Ketika kita bertobat dari dosa-dosa kita dan percaya kepada Tuhan Yesus, kita beroleh selamat. Saat itu pula kita dilahirkan kembali. Dilahirkan kembali sebenarnya berarti menerima pohon hayat, yang darinya umat manusia terputus karena kejatuhan Adam. Ketika Adam makan buah pohon pengetahuan, dia menerima maut ke dalam dirinya dan kehilangan kesempatan untuk menerima pohon hayat. Tetapi kesempatan menerima pohon hayat telah dipulihkan melalui penebusan Kristus. Pada saat kita bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus, kesempatan itu terbuka bagi kita. Melalui bertobat dan percaya, dengan spontan kita menerima hayat ilahi ke dalam kita, dan pada saat itu juga kita dipindahkan dari maut ke dalam hidup.

Sebagai orang yang telah beroleh selamat dan dilahirkan kembali, kita juga dapat bersaksi bahwa kita ingin mengasihi orang lain. Sebagai orang yang telah dilahirkan dari Allah, kita ingin membantu orang-orang dan mengasihi mereka. Ketika kita mengasihi orang lain, kita merasa bahagia. Tetapi kita mungkin merasa sedih bila kita kehilangan kesempatan untuk menolong seseorang atau memperlihatkan kasih kita kepadanya.

Kasih adalah sifat hayat ilahi yang telah kita terima. Karena esens Allah adalah kasih, hayat Allah mempunyai sifat kasih. Kasih adalah esens sifat Allah. Bila kita memiliki Dia sebagai hayat ilahi kita, kita mempunyai sifat hayat ini, yang adalah kasih. Kita, orang-orang Kristen, anak-anak Allah, mempunyai satu kehidupan yang ingin hidup dengan benar terhadap setiap orang dan setiap perkara dan juga ingin mengasihi orang lain. Kita mempunyai satu keinginan semacam ini karena sifat ilahi di dalam kita. Seperti yang telah kita jelaskan, jika seseorang tidak hidup dalam satu cara yang benar terhadap setiap orang, setiap perkara, dan tidak menempuh satu kehidupan yang mengasihi orang lain, ada satu pertanyaan serius: Benarkah orang ini telah menerima hayat ilahi?


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 27

No comments: