Hitstat

29 November 2016

1 Yohanes - Minggu 15 Selasa



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 3:21
Doa baca: 1 Yoh. 3:21
Saudara-saudaraku yang terkasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah.


Orang Kristen sering membicarakan tentang mengenal Allah. Akan tetapi, konsepsi mereka adalah pengetahuan yang objektif tentang Allah yang agung dan maha kuasa. Tetapi di sini Rasul Yohanes tidak mengajar kita untuk mengenal Allah secara objektif seperti itu. Sebaliknya, perkataan Yohanes di sini adalah tentang mengenal Allah dengan cara yang sangat subjektif. Beberapa orang mungkin membicarakan Allah yang maha kuasa yang memerintah alam semesta, tetapi di sini Yohanes membicarakan Allah yang di dalam hati kita. Dia tidak mengatakan tentang Allah yang perkasa, tentang Allah yang agung; sebaliknya dia membicarakan Allah yang riil. Allah bukan hanya tidak terhingga, tidak terbatas, dan di luar pemahaman kita; Dia juga cukup kecil untuk berada dalam hati kita. Ketika Allah menjadi pengalaman kita, Dia bukan hanya persona yang di atas takhta yang seluas alam semesta, tetapi juga adalah persona yang ada dalam hati kita.

Di mana Anda mengenal Allah? Mengatakan bahwa Anda mengenal Allah di alam semesta adalah pembicaraan secara agamawi. Saya tentu saja percaya bahwa Allah itu agung dan maha kuasa. Tetapi di sini saya berbeban untuk menjelaskan bahwa Perjanjian Baru menyuruh kita mengenal Allah yang telah masuk ke dalam diri kita, persona yang berhuni di dalam roh kita, dan ingin meluas ke dalam seluruh bagian lubuk hati kita. Karena itu, kita perlu mengenal Allah dalam hati kita.

Dalam 3:20 Yohanes tidak mengatakan bahwa Allah lebih besar daripada alam semesta. Di sini Yohanes mengatakan bahwa Allah lebih besar daripada hati kita. Cara penulisan ini menyatakan bahwa pengetahuan kita tentang Allah harus berdasarkan pengalaman. Mengenal Allah bukanlah satu perkara alam semesta, tetapi perkara hati kita. Apakah hati Anda damai? Apakah hati Anda teduh? Ini berhubungan dengan pengenalan Anda terhadap Allah. Beberapa orang mungkin mengatakan bahwa mereka mengenal Allah. Tetapi mereka mungkin mengenal Dia secara agamawi, secara objektif. Kita perlu mengenal Allah dalam hati kita, dalam hati nurani kita. Mengenal Allah secara demikian berarti Allah yang agung, maha kuasa, tidak terbatas, menjadi riil bagi kita dalam hati nurani kita. Jika hati nurani kita mengusik kita, ini berarti Allah juga mempunyai satu masalah dengan kita.

Dalam pengenalan kita secara pengalaman, Allah itu kecil, bukan tak terbatas. Seorang saudara mungkin berbantah dengan Allah; mengira Allah tidak sepantasnya menyusahkan hati nuraninya mengenai suatu masalah. Seandainya saudara itu berkata kepada Allah, “Mengapa hati nuraniku menyusahkanku mengenai istriku? Istriku salah, dan aku benar. Istriku menyebabkan masalah, dan aku telah berusaha menghindari percekcokan. Tetapi istriku mencoba memaksaku mengatakan sesuatu. Lalu, mengapa hati nuraniku menyusahkanku tentang caraku menyatakan perasaan? Ini tidak adil!” Tetapi tidak peduli berapa banyak saudara itu berbantah dengan Allah, Allah tidak akan menuruti kemauannya. Melainkan, Allah akan setuju dengan hati nurani saudara itu dalam menyalahkan dia.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 29

No comments: