Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 5:20
Doa baca: 1 Yoh. 5:20
Akan tetapi, kita tahu bahwa Anak Allah telah datang
dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang
Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus.
Dialah Allah yang benar dan hidup yang kekal.
Dalam ayat 12-13 ada kesimpulan dari surat ini.
Dalam ayat 12 Yohanes menyatakan pengharapan bagi persekutuan yang lebih erat demi
sukacita yang lebih besar. Rasul menyatakan keinginannya akan persekutuan yang lebih dalam dan
lebih kaya dengan anggota gereja, supaya sukacita mereka penuh dalam kenikmatan
atas hayat ilahi (1 Yoh. 1:2-4).
Di satu pihak, tulisan Yohanes bersifat ilahi,
di pihak lain, ia sangat insani (manusiawi) dalam perilakunya. Kita nampak keinsaniannya
itu dalam ayat 12, ketika Yohanes menyatakan harapannya untuk bersekutu yang digambarkannya
dengan berbicara berhadapan muka.
Ketiga Surat Yohanes tersusun dengan baik sekali.
Tidak heran, penulisan surat kedua berdasar pada yang pertama. Dalam Surat 1 Yohanes,
kita nampak arti kebenaran ilahi. Faktor
utama dalam Surat 1 Yohanes adalah realitas ilahi. Realitas ini sebenarnya adalah Allah Tritunggal.
Realitas ilahi adalah Allah Tritunggal bukan hanya dalam teologi atau doktrin, melainkan
dalam pengalaman kita, yaitu Allah Tritunggal disalurkan ke dalam kita sebagai kenikmatan
kita. Inilah realitas ilahi dalam Surat 1 Yohanes.
Menurut 1 Yohanes 5:20, kita tidak hanya mengalami
dan menikmati Allah Tritunggal, tetapi juga ada di dalam Dia. Hanya Allah Tritunggal yang benar; setiap hal dan setiap
orang tidak benar. Yohanes mengatakan bahwa kita ada di dalam Yang Benar itu, di
dalam Putra-Nya, Yesus Kristus. Kita tidak lagi di luar Yang Benar itu, dan tidak
lagi di luar Putra-Nya Yesus Kristus. Allah yang benar menjadi pengalaman kita sebagai hayat yang kekal.
Inilah faktor dasar dari Surat Yohanes yang pertama.
Surat Yohanes yang kedua berdasar pada kebenaran
yang diwahyukan dalam suratnya yang pertama. Pemakaian
pertama kata “kebenaran” dalam ayat 1 menunjukkan realitas ilahi yang terwahyukan — Allah Tritunggal disalurkan
ke dalam manusia dalam Putra-Nya, Yesus Kristus — menjadi kesungguhan dan ketulusan
hati manusia. Ketulusan hati ini adalah hasil dari kenikmatan atas realitas ilahi.
Sebab itu, ketika Yohanes mengatakan bahwa dia mengasihi dalam kebenaran, dia mengatakan
bahwa dia mengasihi dalam ketulusan hati yang adalah hasil realitas ilahi. Kita
juga telah nampak bahwa penggunaan yang kedua dari kata kebenaran dalam ayat ini
menunjukkan realitas ilahi Injil, khususnya mengenai persona Kristus. Ini adalah
“kebenaran yang tetap di dalam kita dan akan menyertai kita sampai selama-lamanya”
(ayat 2). Ayat-ayat ini sederhana, tetapi maknanya sangat dalam. Seluruh Surat 1
Yohanes diperlukan untuk menjelaskan dua ayat pertama dari suratnya yang kedua.
Setelah berbicara mengenai kebenaran dalam ayat
1-3, Yohanes selanjutnya mengatakan dalam ayat 4-6 bahwa kita perlu hidup di dalam
kebenaran dan kasih. Kebenaran adalah realitas Trinitas, dan kasih adalah ekspresi
realitas ini. Ketika kita hidup dalam kebenaran, kita hidup dalam realitas ilahi
yang kita nikmati setiap hari. Kasih adalah ekspresi realitas ini. Ketika kita hidup
dalam realitas ilahi, dengan spontan kita mengasihi orang lain. Kasih ini adalah
ekspresi realitas ilahi yang kita nikmati hari demi hari. Karena realitas dan kasih
ini, anugerah, rahmat, dan damai sejahtera menyertai kita (ayat 3). Puji Tuhan,
kita dapat hidup dalam realitas ilahi dan dalam ekspresi ilahi!
Sumber:
Pelajaran-Hayat 2 Yohanes, Berita
2
No comments:
Post a Comment