Hitstat

14 January 2017

2 Yohanes - Minggu 1 Sabtu



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 5:20
Doa baca: 1 Yoh. 5:20
Akan tetapi, kita tahu bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dialah Allah yang benar dan hidup yang kekal.


Dalam ayat 12-13 ada kesimpulan dari surat ini. Dalam ayat 12 Yohanes menyatakan pengharapan bagi persekutuan yang lebih erat demi sukacita yang lebih besar. Rasul menyatakan keinginannya akan persekutuan yang lebih dalam dan lebih kaya dengan anggota gereja, supaya sukacita mereka penuh dalam kenikmatan atas hayat ilahi (1 Yoh. 1:2-4).

Di satu pihak, tulisan Yohanes bersifat ilahi, di pihak lain, ia sangat insani (manusiawi) dalam perilakunya. Kita nampak keinsaniannya itu dalam ayat 12, ketika Yohanes menyatakan harapannya untuk bersekutu yang digambarkannya dengan berbicara berhadapan muka.

Ketiga Surat Yohanes tersusun dengan baik sekali. Tidak heran, penulisan surat kedua berdasar pada yang pertama. Dalam Surat 1 Yohanes, kita nampak arti kebenaran ilahi. Faktor utama dalam Surat 1 Yohanes adalah realitas ilahi. Realitas ini sebenarnya adalah Allah Tritunggal. Realitas ilahi adalah Allah Tritunggal bukan hanya dalam teologi atau doktrin, melainkan dalam pengalaman kita, yaitu Allah Tritunggal disalurkan ke dalam kita sebagai kenikmatan kita. Inilah realitas ilahi dalam Surat 1 Yohanes.

Menurut 1 Yohanes 5:20, kita tidak hanya mengalami dan menikmati Allah Tritunggal, tetapi juga ada di dalam Dia. Hanya Allah Tritunggal yang benar; setiap hal dan setiap orang tidak benar. Yohanes mengatakan bahwa kita ada di dalam Yang Benar itu, di dalam Putra-Nya, Yesus Kristus. Kita tidak lagi di luar Yang Benar itu, dan tidak lagi di luar Putra-Nya Yesus Kristus. Allah yang benar menjadi pengalaman kita sebagai hayat yang kekal. Inilah faktor dasar dari Surat Yohanes yang pertama.

Surat Yohanes yang kedua berdasar pada kebenaran yang diwahyukan dalam suratnya yang pertama. Pemakaian pertama kata “kebenaran” dalam ayat 1 menunjukkan realitas ilahi yang terwahyukan — Allah Tritunggal disalurkan ke dalam manusia dalam Putra-Nya, Yesus Kristus — menjadi kesungguhan dan ketulusan hati manusia. Ketulusan hati ini adalah hasil dari kenikmatan atas realitas ilahi. Sebab itu, ketika Yohanes mengatakan bahwa dia mengasihi dalam kebenaran, dia mengatakan bahwa dia mengasihi dalam ketulusan hati yang adalah hasil realitas ilahi. Kita juga telah nampak bahwa penggunaan yang kedua dari kata kebenaran dalam ayat ini menunjukkan realitas ilahi Injil, khususnya mengenai persona Kristus. Ini adalah “kebenaran yang tetap di dalam kita dan akan menyertai kita sampai selama-lamanya” (ayat 2). Ayat-ayat ini sederhana, tetapi maknanya sangat dalam. Seluruh Surat 1 Yohanes diperlukan untuk menjelaskan dua ayat pertama dari suratnya yang kedua.

Setelah berbicara mengenai kebenaran dalam ayat 1-3, Yohanes selanjutnya mengatakan dalam ayat 4-6 bahwa kita perlu hidup di dalam kebenaran dan kasih. Kebenaran adalah realitas Trinitas, dan kasih adalah ekspresi realitas ini. Ketika kita hidup dalam kebenaran, kita hidup dalam realitas ilahi yang kita nikmati setiap hari. Kasih adalah ekspresi realitas ini. Ketika kita hidup dalam realitas ilahi, dengan spontan kita mengasihi orang lain. Kasih ini adalah ekspresi realitas ilahi yang kita nikmati hari demi hari. Karena realitas dan kasih ini, anugerah, rahmat, dan damai sejahtera menyertai kita (ayat 3). Puji Tuhan, kita dapat hidup dalam realitas ilahi dan dalam ekspresi ilahi!


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Yohanes, Berita 2

No comments: