Hitstat

30 January 2017

Yudas - Minggu 2 Senin



Pembacaan Alkitab: Yud. 20-25
Doa baca: Yud. 20
Akan tetapi kamu, Saudara-saudaraku yang terkasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.


Dalam ayat 20-23 Yudas mengajukan beberapa permintaan kepada kaum beriman. Dalam ayat 20-21, ia minta kaum beriman agar membangun diri mereka di dalam iman (kepercayaan) yang paling kudus dan hidup di dalam Allah Tritunggal. Kemudian, dalam ayat 22-23, ia minta kaum beriman memperhatikan orang lain dengan belas kasihan disertai rasa takut.

Iman dalam ayat 20 adalah kepercayaan yang objektif, yaitu hal-hal yang berharga dalam Perjanjian Baru yang kita percayai demi keselamatan kita dalam Kristus. Berdasarkan kepercayaan yang kudus dan dalam lingkungannya yang kudus, melalui berdoa dalam Roh Kudus, kita membangun diri kita. Kebenaran kepercayaan dalam pemahaman kita dan Roh Kudus yang dinikmati melalui doa kita, diperlukan untuk pembangunan kita. Iman dan Roh itu sama-sama kudus.

Memang benar, iman (kepercayaan) ini adalah iman yang objektif. Namun, kita perlu menyadari bahwa kepercayaan yang objektif ini menghasilkan iman yang subjektif. Iman, pertama-tama mengacu kepada kebenaran yang terkandung dalam firman Allah dan disampaikan oleh firman itu. Firman tertulis Allah dalam Alkitab dan firman yang diucapkan melalui pemberitaan serta pengajaran yang murni dan tepat, memuat kebenaran dan menyampaikan kebenaran itu kepada kita. Kebenaran sebagai realitas meliputi semua fakta mengenai apa adanya Allah, apa yang telah Allah tempuh, apa yang telah Allah genapkan, dan apa yang telah Allah capai dan peroleh.

Ketika kita mendengarkan firman yang mengandung kebenaran, Roh Kristus bekerja di dalam kita. Roh Kristus selalu bekerja menurut dan dengan firman itu. Ini berarti Roh Kristus bekerja sama dengan firman itu. Sebagai hasil kerja sama itu, dalam pengalaman kita akhirnya ada bunyi “klik”, seperti yang dihasilkan alat pengatur cahaya dari sebuah kamera, dan “pemandangan” yang terkandung di dalam firman terekam di atas roh kita dan menjadi iman kita.

Iman bukan berasal dari diri kita. Di dalam kita sendiri tidak ada iman seperti itu. Iman yang paling kudus merupakan berkat besar yang Allah berikan kepada kita, dari Allah dan bahkan bersama Allah. Ketika iman ini masuk ke dalam kita, ia masuk bersama Allah, dengan semua apa adanya Allah, dengan semua yang telah Allah tempuh, dengan semua yang telah Allah genapkan di dalam Kristus dan melalui Roh itu, dan dengan semua yang telah Allah capai dan peroleh. Semuanya masuk ke dalam kita bersama Allah di dalam iman ini. Asal kita memiliki iman ini, kita memiliki Allah yang telah melalui proses, penebusan, kelahiran kembali, hayat ilahi, dan semua perkara yang berkaitan dengan hayat dan ibadah. Kita juga mempunyai kedudukan dan mempunyai hak istimewa untuk berbagian dalam sifat ilahi dan menikmatinya. Karena itu, asal kita memiliki iman ini, kita memiliki segala sesuatu. Sekarang kita perlu membangun diri kita di dalam iman yang kudus ini.

Membangun di dalam iman yang paling kudus bukanlah secara perorangan, melainkan korporat. Jika kita ingin membangun diri kita di dalam iman, kita harus melakukannya secara korporat; yaitu kita harus melakukannya di dalam Tubuh, di dalam hidup gereja. Di luar hidup gereja, kita tidak bisa membangun diri kita di dalam iman. Sesungguhnya, membangun diri kita di dalam iman yang paling kudus berarti membangun Tubuh Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yudas, Berita 3

No comments: