Hitstat

25 May 2017

Wahyu - Minggu 16 Kamis



Pembacaan Alkitab: Mat. 16:18
Doa baca: Mat. 16:18
Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.


Kitab Kejadian merupakan ladang yang di dalamnya hampir semua benih kebenaran ditaburkan. Dalam Kitab Wahyu kita memiliki tuaian dari berbagai kebenaran yang ditaburkan dalam permulaan Alkitab. Dalam kitab yang merupakan kesimpulan ini, gereja-gereja lokal sangatlah penting. Gereja-gereja lokal juga merupakan inti dari kitab ini. Kita telah nampak bahwa gereja-gereja lokal merupakan tujuan dari wahyu serta ekspresi Allah yang progresif. Dalam Alkitab kita tidak hanya memiliki wahyu Allah, tetapi juga ekspresi Allah. Kitab Wahyu bisa dianggap mendekati doktrin, tetapi ekspresi pastilah berkaitan dengan pengalaman. Karena itu, Alkitab tidak hanya memberi kita doktrin-doktrin, tetapi juga pengalaman; bukan hanya wahyu Allah, tetapi juga ekspresi Allah. Jika tidak ada gereja-gereja lokal, pastilah tidak akan ada tujuan bagi wahyu dan ekspresi Allah.

Setiap orang tahu bahwa istilah gereja tidak tercantum dalam Perjanjian Lama. Namun, dalam Perjanjian Lama, banyak lambang yang menunjukkan gereja. Sebagai contoh, dalam Kejadian 2, sang istri itu melambangkan gereja adalah pasangan Kristus. Tak hanya demikian, Kemah Pertemuan dan Bait Suci melambangkan gereja adalah tempat kediaman Allah di antara manusia di bumi. Orang-orang Israel sebagai umat korporat melambangkan gereja juga adalah manusia korporat untuk mengekspresikan Allah. Namun, tidak satu pun dari antara lambang-lambang itu yang mencakup begitu banyak aspek seperti kaki pelita.

Kaki pelita mula-mula disebutkan dalam Keluaran 25. Menjelang akhir Perjanjian Lama, kita menemukan kaki pelita disebutkan sekali lagi dalam Zakharia 4. Kitab Zakharia menyinggung kaki pelita lebih maju daripada Kitab Keluaran. Dalam Kitab Keluaran kita hanya memiliki kaki pelita dengan ketujuh pelitanya; namun di sana tidak disebutkan ketujuh pelita itu mengacu kepada apa. Tetapi dalam Kitab Zakharia kita diberi suatu penafsiran yang jelas tentang ketujuh pelita itu, karena dalam kitab ini kita diberi tahu bahwa ketujuh pelita adalah ketujuh mata Allah (4:10) dan ketujuh mata dari batu (LAI: permata) itu (3:9). Batu itu mempunyai tujuh mata, yaitu ketujuh mata Allah, menunjukkan bahwa ketujuh mata itu menginfuskan apa adanya Allah ke dalam kita. Allah itu terang, hayat, kasih, kekudusan, dan lain-lain. Semua apa adanya Allah sebagai unsur hayat diinfuskan ke dalam kita melalui ketujuh mata-Nya. Demikianlah keadaan kita sebagai umat manusia, karena sewaktu kita memandang orang lain, sesuatu dari kita terinfus ke dalam orang lain melalui mata kita. Batu adalah untuk pembangunan. Jadi, ketujuh mata tidak hanya menginfuskan Allah sebagai unsur hayat ke dalam kita, juga menginfuskan Kristus ke dalam kita sebagai bahan bangunan, menjadikan kita bahan bangunan bagi pembangunan Allah. Zakharia 4:2-6 dan 10 juga menyiratkan bahwa ketujuh mata Allah ini, yang adalah ketujuh pelita dari kaki pelita, adalah Roh itu. Ayat ini menyatakan bahwa oleh Roh itu barulah kita bisa berbagian dalam pembangunan Allah. Karena itu, kita nampak bahwa kaki pelita dalam Zakharia 4 telah maju secara progresif daripada kaki pelita dalam Keluaran 25.

Dalam Kitab Wahyu ada tujuh kaki pelita dari emas. Kitab ini juga mengungkapkan bahwa ketujuh pelita itu adalah ketujuh Roh Allah dan ketujuh mata Anak Domba (5:6). Jadi, kaki pelita meliputi Allah, Kristus, Roh itu, Penebus, dan bahan bangunan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 31

No comments: