Hitstat

31 May 2017

Wahyu - Minggu 17 Rabu



Pembacaan Alkitab: Why. 22:1
Doa baca: Why. 22:1
Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.


Apakah makna dijadikan tiang dan ditulisi oleh Tuhan? Bagaimana Tuhan bisa menjadikan kita, yang demikian alamiah, yang bersifat kayu atau lumpur, menjadi tiang? Cara satu-satunya adalah dengan mengubah kita, yaitu menyingkirkan unsur alamiah kita dan menggantikannya dengan substansi ilahi-Nya. Makna kata "dijadikan" dalam 3:12 adalah membentuk kita menjadi sesuatu, membangun kita secara kreatif. Inilah pengubahan. Sebagai kesaksian Tuhan dalam pemulihan-Nya hari ini, tidaklah cukup kalau kita hanya alkitabiah. Untuk menggenapkan tujuan kekal Allah, kita semua harus berkata, "Tuhan, aku ada di sini. Aku telah nampak visi bahwa aku memerlukan proses pembatuan-Mu. Tuhan, aku adalah kayu dan perlu Kaujadikan batu. Tuhan, mengalirlah melaluiku, singkirkanlah semua diri alamiahku, dan gantilah dengan diri-Mu sendiri."

Surat kepada gereja di Filadelfia tidak pernah terbuka kepada anak-anak Tuhan sejelas yang Tuhan buka hari ini. Bertahun-tahun, umat kristiani kekurangan pengalaman yang sejati terhadap pengubahan dan pembangunan Allah. Karena itu, mereka tidak bisa memahami 3:12. Sekali lagi saya katakan, hanya melalui pengalamanlah kita bisa memahami makna ayat ini. Hari ini, dalam hidup gereja yang tepat Tuhan sedang membuat kita, potongan-potongan kayu ini, menjadi tiang dalam Bait Allah. Kalimat ini sederhana, tetapi maknanya dalam. Dalam gereja di Filadelfia Tuhan tidak mengoreksi kita, atau bahkan sekadar membakar kita. Ia sedang membuat kita, yang lama dan yang baru, menjadi tiang dalam Bait Allah. Hal ini sudah pasti merupakan perkara yang besar. Satu-satunya cara agar Tuhan bisa menggenapkan hal ini adalah dengan menjadi aliran ilahi yang mengalir ke dalam kita. Tuhan tidak akan tergesa-gesa mengerjakannya. Dengan sabar Ia menggarapkan diri-Nya sebagai aliran ilahi ke dalam kita, bukan mengoreksi tingkah laku kita yang di luar, melainkan dengan menyingkirkan substansi alamiah kita. Allah tidak hanya menginginkan perbaikan tingkah laku kita yang di luar saja. Hari ini, Tuhan menginginkan hidup gereja yang tepat. Untuk ini, Ia damba masuk ke dalam kita saat ini juga. Perhatikan diri Anda sendiri. Pekerjaan Tuhan di dalam gereja adalah menggarapkan diri-Nya sebagai aliran ilahi ke dalam Anda untuk menyingkirkan diri alamiah Anda dan menggantikannya dengan substansi ilahi-Nya sehingga Anda secara berangsur-angsur diproses dengan unsur pengubahan-Nya. Inilah yang kita perlukan. Ketika Allah mengubah kita, kita akan menjadi sesuatu yang lain -- bahan-bahan berharga untuk pembangunan-Nya. Semakin kita menjadi bahan yang demikian, Ia akan semakin membangun kita ke dalam pembangunan-Nya. Terakhir, pembangunan ini akan menjadi Yerusalem Baru.

Semuanya ini berdasar pada realisasi dan pengalaman yang baru terhadap Kristus. Pengalaman yang baru terhadap Kristus inilah dasar Ia menjadikan kita tiang dan penulisan nama Yerusalem Baru pada diri kita. Ini adalah pengalaman baru, dan karena inilah kita memiliki nama baru-Nya. Hanya Anda yang tahu apakah nama baru itu, karena hanya Andalah yang memiliki pengalaman-pengalaman yang menghasilkan nama itu. Kita semua harus memiliki pengalaman-pengalaman baru atas diri Kristus agar kita bisa menjadi tiang.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 32

No comments: