Hitstat

29 May 2017

Wahyu - Minggu 17 Senin



Pembacaan Alkitab: Why. 3:12
Doa baca: Why. 3:12
Siapa yang menang, ia akan Kujadikan tiang di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari surga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.


Kita tidak dapat memahami Wahyu 3:12 tanpa kita memiliki pengalaman yang cukup. Di sini Tuhan tidak berjanji memberi kita sesuatu, melainkan akan membuat kita menjadi sesuatu. Setiap kali kita memikirkan janji Tuhan, kita selalu membayangkan bahwa Ia akan memberi kita sesuatu. Tetapi dalam 3:12 Tuhan tidak berkata, "Aku akan memberi dia", melainkan "Ia akan Kujadikan tiang."Di sini Ia berjanji membuat kita menjadi sesuatu -- tiang dalam Bait Suci Allah.

Menjadi tiang dalam Bait Suci Allah meliputi dua perkara -- pengubahan dan pembangunan. Berkat paling besar yang Tuhan berikan kepada kita adalah mengubah kita dan membangun kita menjadi bait-Nya. Kebanyakan orang Kristen tidak bisa memahami apa artinya dijadikan tiang dalam Bait Allah. Apa artinya ini? Apa pula yang dimaksud dengan pada kita dituliskan nama Allah, nama Yerusalem Baru, dan nama baru Tuhan? Tetapi orang-orang yang telah mencapai standar gereja di Filadelfia akan memiliki pengertian yang tepat tentang istilah-istilah tersebut. Jika kita berada pada standar ini, kita siap untuk diubah oleh Tuhan. Jika kita menggunakan sedikit kekuatan yang telah kita terima dari Tuhan berdasarkan firman-Nya dan bersungguh-sungguh terhadap Dia, kita siap diubah dan berada dalam posisi yang benar sehingga Tuhan bisa menjadikan kita tiang. Untuk itu terlebih dulu kita perlu diubah menjadi bahan yang berharga, dan kemudian kita dibangun menjadi sebuah tiang. Bagaimana kita, yang adalah tanah liat , dapat menjadi tiang dalam Bait Suci Allah? Tidak ada jalan lain kecuali mengubah tanah liat itu menjadi batu permata dan kemudian dibangun menjadi bangunan Allah. Sebelum 3:12, kita memiliki janji Tuhan dalam 2:17 yang menyatakan bahwa kita bisa diubah menjadi sebuah batu putih dengan makan Dia sebagai manna yang tersembunyi. Ini benar-benar berkat yang paling besar, dan berkaitan dengan seluruh diri kita, karena berkaitan dengan apa adanya kita. Berkat terbesar bukanlah apa yang Tuhan berikan kepada kita, melainkan Tuhan hendak menjadikan kita apa.

Tuhan tidak hanya menjadikan kita tiang, juga akan menuliskan tiga nama pada diri kita: nama Allah, nama Yerusalem Baru, dan nama-Nya yang baru. Menuliskan sebuah nama di atas sesuatu berarti memberikan gelar. Jika saya menanyakan nama Anda, apa jawaban Anda? Beranikah Anda berkata, "Namaku adalah Allah"? Berkata demikian bukanlah menghujat, karena Tuhan berjanji akan menuliskan nama Allah pada diri kita.

Tuhan juga akan menuliskan nama Yerusalem Baru pada diri saya. Berapa banyak dari Yerusalem Baru yang tertulis pada Anda? Mungkin yang terbaca pada diri Anda hanyalah huruf Y-e-r-u-s-a. Namun akhirnya, setelah sejangka waktu, setiap huruf dari nama Yerusalem Baru akan tertulis pada diri Anda.

Terakhir, Tuhan akan menuliskan nama-Nya yang baru pada diri kita. Karena Tuhan itu selalu baru, pastilah Ia tidak mempunyai nama yang usang, melainkan nama yang baru. Apakah nama baru Tuhan? Kristus yang kita alami. Setelah kita memiliki pengalaman yang memadai, barulah kita akan menerima gelar baru ini. Dari semua hal ini kita bisa nampak bahwa berkat terbesar adalah Tuhan menjadikan kita seperti Allah, menjadikan kita satu bagian dari Yerusalem Baru, dan menjadikan kita ekspresi Kristus secara baru.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 32

No comments: