Hitstat

28 July 2017

Wahyu - Minggu 25 Jumat



Pembacaan Alkitab: Why. 15:5
Doa baca: Why. 15:5
Setelah itu aku melihat Bait Suci -- Kemah Kesaksian -- di surga, terbuka.


Dalam 15:5-8 kita melihat suasana di surga sebelum ketujuh cawan ditumpahkan. Kemah kesaksian dalam Perjanjian Lama terdiri dari ruang kudus, dan bagian yang lebih dalam, ruang maha kudus. Bait suci dalam ayat 5 adalah bagian yang lebih dalam dari Bait Suci, yaitu ruang maha kudus, tempat tabut berada. Kesaksian adalah hukum Allah yang mempersaksikan Allah dan yang ditempatkan di dalam tabut (Kel. 25:16). Karena tabut ditempatkan di dalam kemah, maka kemah itu disebut kemah kesaksian. Di sini kita melihat bahwa Bait Suci dari kemah kesaksian di surga telah dibuka; ia tidak lagi tersembunyi, tetapi telah dibuka untuk dilihat oleh alam semesta.

Ayat 5 merupakan kelanjutan pasal 11:19, dan keduanya perlu kita hubungkan. Takhta yang dilingkungi pelangi dalam 4:2-3 adalah pusat segala penghakiman yang dilaksanakan atas bumi dalam pasal 6--11, ini di aspek negatifnya; sedang Bait Suci yang memiliki tabut perjanjian adalah pusat semua perampungan Allah di alam semesta yang dilaksanakan dalam pasal 12--22, ini di aspek positifnya. Karena itu, dalam bagian pertama dari Kitab Wahyu, dari pasal 1--11, pusat wahyu berada pada takhta yang dilingkungi pelangi. Dalam bagian kedua, pasal 12--22, pusat wahyu tidak lagi berada pada takhta yang dilingkungi pelangi, melainkan pada Bait Suci dengan tabut perjanjiannya.

Kesaksian Allah adalah pengekspresian diri Allah melalui bangunan-Nya. Pada akhir pasal 11 terdapat gempa bumi yang dahsyat, mungkin merupakan gempa bumi yang paling dahsyat dalam sejarah. Tetapi pada akhir bagian kedua terdapat Yerusalem Baru, yang merupakan bangunan Allah, ekspresi Allah, juga kesaksian Allah. Seluruh Yerusalem Baru adalah ruang maha kudus. Kota ini berbentuk kubus. Panjang, lebar dan tingginya masing-masing dua belas ribu stadia (21:16). Ini merupakan Bait Suci yang diperluas, kesudahan dari sebelas pasal yang terakhir dari Kitab Wahyu. Kesebelas pasal yang pertama berakhir dengan gempa bumi yang dahsyat, dan sebelas pasal yang terakhir disudahi dengan Yerusalem Baru. Betapa kontrasnya!

Bait Suci dengan tabut perjanjian merupakan ekspresi Allah dengan Kristus Allah. Bait adalah tempat kediaman Allah, ekspresi Allah; sedang tabut perjanjian adalah Kristus sebagai kesaksian Allah. Karena kesebelas pasal yang terakhir dari Kitab Wahyu adalah untuk ekspresi Allah dan Kristus-Nya, maka fokus bagian ini adalah Bait Allah dan tabut perjanjian Allah. Akhirnya, Yerusalem Baru akan menjadi Bait yang diperluas, dan dalamnya akan ada tabut perjanjian. Kristus, sebagai Anak Domba. Karena itu, sebagai hasil perbuatan Allah dalam pasal 12--22, kita nampak Bait yang kekal dengan tabut perjanjian yang kekal.

Untuk memahami Kitab Wahyu, kita harus mempunyai visi yang menyeluruh seperti ini. Dengan memiliki visi ini barulah kita mengetahui di mana kita berada. Perempuan dengan anak laki-laki diperlukan untuk Bait Allah dan tabut perjanjian Allah. Perempuan cemerlang adalah untuk Yerusalem Baru. Terakhir, kota itu akan menjadi perempuan, karena sebagai "kota-perempuan", ia akan menjadi istri Anak Domba (21:9-10).


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 3, Berita 49

No comments: