Hitstat

24 July 2017

Wahyu - Minggu 25 Senin



Pembacaan Alkitab: Why. 14:14-20
Doa baca: Why. 14:16
Lalu Ia, yang duduk di atas awan itu, mengayunkan sabit-Nya ke atas bumi, dan bumi pun dituailah.


Tuaian di bumi dalam Wahyu 14:15-16 adalah umat Allah yang ada di bumi, kaum beriman di dalam Kristus (1 Kor. 3:9). Pada kedatangan-Nya kali pertama ke bumi, Tuhan menaburkan diri-Nya ke dalam orang-orang yang percaya kepada-Nya (Mat. 13:3-8, 24). Sejak saat itu, setiap orang beriman yang menerima Dia sebagai benih hayat telah menjadi tanaman Allah di bumi. Yang matang lebih dulu akan dituai sebelum kesusahan besar sebagai buah bungar bagi Allah (ayat 1-5). Mayoritas kaum beriman akan menjadi matang dengan bantuan penderitaan pada masa kesusahan besar, dan dituai, diangkat pada akhir kesusahan besar. Karena itu, penuaian yang tercantum dalam ayat 16 merupakan pengangkatan terhadap mayoritas kaum beriman yang ditinggalkan di bumi untuk menempuh sebagian besar kesusahan besar, karena penuaian ini akan berlangsung setelah Antikristus memaksa orang banyak menyembah dia dan patungnya (ayat 9).

Penuaian bisa dilakukan bila hasil bumi itu telah masak. Dalam Matius 13:39 Tuhan Yesus menunjukkan bahwa tanaman akan dituai pada akhir zaman, yaitu saat zaman ini telah genap. Hari ini kita belum tiba pada kesudahan zaman; zaman ini masih sedang berlangsung. Pada kesudahan zaman, tanaman Allah akan dituai. Sebelum masa penuaian, buah bungar akan dituai dan diangkat lebih dulu.

Wahyu 14 menunjukkan dua macam pengangkatan, pengangkatan buah bungar dan pengangkatan tuaian. Pada zaman dulu, gandum yang matang duluan, buah bungar, akan dituai lebih dulu, sedang tuaian dituai belakangan. Pengangkatan tuaian akan terjadi setelah Antikristus menganiaya agama. Setelah pengangkatan buah bungar, binatang itu, yaitu Antikristus, akan memaksa orang banyak menyembah dia dan patungnya. Ia juga akan menganiaya kaum beriman. Itulah kesusahan besar. Pengangkatan buah bungar akan dimulai sebelum kesusahan besar, sedang pengangkatan tuaian akan terjadi pada akhir kesusahan besar. Karena itu, semua orang kudus yang termasuk dalam pengangkatan tuaian harus menempuh sebagian besar dari kesusahan besar.

Tuaian akan dituai oleh Kristus sebagai Anak Manusia (ay. 14). Ia datang sebagai Anak Manusia untuk menabur benih, dan Ia akan datang pula sebagai Anak Manusia untuk menuai apa yang telah ditabur-Nya. Mahkota emas di atas kepala-Nya menunjukkan Tuhan adalah yang dimahkotai dengan kemuliaan (Ibr. 2:9). Sabit tajam di tangan-Nya menunjukkan bahwa Tuhan adalah yang menuai di ladang Allah.

Untuk masak atau matang berarti harus menjemur kering semua air bumiah. Penderitaan pada masa kesusahan besar akan seperti matahari yang memanggang, akan menjemur hingga kering kadar air bumiah dari kaum beriman yang tertinggal di bumi pada masa kesusahan besar sehingga mereka menjadi matang. Sebelumnya, tuaian itu masih berwarna hijau. Tak ada seorang petani pun yang mau menuai padi yang masih hijau. Bila semua tuaian di ladang telah matang, saat menuai pun tibalah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 3, Berita 48

No comments: