Hitstat

13 November 2018

Markus - Minggu 23 Selasa


Pembacaan Alkitab: Mrk. 14:1-26
Doa baca: “Dan Ia berkata kepada mereka: 'Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.'” (Mrk. 14:24)


Mengingat Tuhan melalui Memakan Dia


Makan Tuhan untuk mencerna dan mengasimilasi Dia agar Dia menjadi hayat kita ditandakan oleh makan roti di meja. Roti ini bukan sekadar untuk dipamerkan, melainkan untuk kita makan. Ketika Tuhan Yesus mendirikan perjamuan malam-Nya, “Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata, 'Ambillah, inilah tubuhKu'” (Mrk. 14:22). Menurut Lukas 22:19, Tuhan Yesus berkata, “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” Ayat ini membicarakan perihal mengingat Tuhan. Jalan yang tepat mengingat Tuhan Yesus adalah memakan Dia. Peringatan yang sejati akan Tuhan adalah makan roti dan minum cawan (1 Kor. 11:24, 26), yaitu berbagian dan menikmati Tuhan yang telah memberikan diri-Nya sendiri kepada kita melalui kematian penebusan-Nya. Makan roti dan minum cawan adalah makan Tuhan penebus sebagai bagian kita, sebagai hayat kita dan berkat kita.

Mengingat Tuhan bukan hanya berpikir tentang Dia, bukan hanya mengenang apa yang telah Dia alami. Sebaliknya, mengingat Tuhan adalah memakan Dia. Roti di meja bukan untuk kita analisis atau pikirkan; roti adalah untuk kita makan sebagai suplai hayat kita. Roti ini harus dicerna dan diasimilasi oleh kita untuk menjadi apa adanya kita. Makan roti dari meja Tuhan menunjukkan bahwa Tuhan masuk ke dalam kita sebagai suplai hayat kita dan kemudian benar-benar menjadi kita. Tidak hanya ada kesatuan organik antara kita dengan makanan yang kita makan, cerna, dan asimilasi; kita akan dibaurkan dengan makanan yang kita asimilasi. Dengan cara yang sama, ketika kita makan Allah Tritunggal sebagai makanan kita, kita benar-benar berbaur dengan Dia. Supaya makanan yang kita makan menjadi hayat kita, makanan itu harus berbaur dengan kita. Prinsip ini sama dengan mengambil Allah Tritunggal sebagai makanan kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 2, Berita 44

No comments: