Pembacaan Alkitab: Mat. 3:17
Doa baca: “Lalu terdengarlah suara dari surga yang
mengatakan, 'Inilah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan.'” (Mat.
3:17)
Kristus
Mempersembahkan Diri-Nya Sendiri melalui Roh Kudus
Ketika Tuhan Yesus
dikandung, Dia dikandung oleh Roh Kudus di dalam seorang perawan (Mat. 1:20).
Keterkandungan-Nya adalah ilahi, karena hal itu berasal dari Roh Kudus, berasal
dari Allah. Keterkandungan-Nya yang ajaib adalah keterkandungan Allah dalam
manusia, mencakup keinsanian maupun keilahian. Tuhan Yesus dilahirkan sebagai
seorang manusia dengan dua sifat: sifat insani dan sifat ilahi, dan kedua unsur
ini membentuk Yesus sebagai Manusia-Allah.
Pada umur 30 tahun, Tuhan
Yesus dibaptis. Segera setelah Dia keluar dari air, terdengarlah suara dari
surga mengatakan, “Inilah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan”
(Mat. 3:17). Pada waktu yang sama Roh Allah seperti burung merpati turun ke
atas-Nya (Mat. 3:16). Turunnya Roh adalah pengurapan Kristus, sedangkan
berbicaranya Bapa adalah kesaksian bagi Dia sebagai Anak yang terkasih. Ini
adalah gambaran Trinitas Ilahi: Anak bangkit keluar dari air, Roh turun ke atas
Anak, dan Bapa berbicara mengenai Anak.
Ibrani 9:14 menunjukkan
kepada kita bahwa meskipun Kristus adalah insani dan ilahi, Dia mempersembahkan
diri-Nya kepada Allah di atas salib sebagai kurban almuhit melalui Roh yang
kekal untuk menggantikan segala kurban dalam Perjanjian Lama. Sebelum Roh itu
turun ke atas Yesus, Ia telah memiliki baik keilahian maupun keinsanian.
Meskipun Dia ilahi dan insani, ketika Dia memulai ministrinya, Allah mengurapi
Dia dengan Roh itu yaitu Roh yang turun ke atas Dia. Tetapi sebelum Roh itu
turun ke atas Dia, Dia telah memiliki esens keilahian Allah. Namun, untuk
ministri-Nya, Dia diurapi dengan Roh Kudus. Selama tiga setengah tahun
ministrinya, Dia bergerak bukan hanya berdasarkan diri-Nya sendiri sebagai
Orang yang memiliki keilahian dan keinsanian tetapi juga berdasarkan Roh yang
mengurapi. Dia bergerak dan melayani berdasarkan Roh ini.
Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 48
No comments:
Post a Comment