Hitstat

13 July 2006

Kejadian Volume 4 - Minggu 1 Kamis

Nuh Mendapat Kasih Karunia (Anugerah) di Mata TUHAN
Kejadian 6:8-9
“Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN. Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.”

Kejatuhan manusia yang dilukiskan dalam kitab Kejadian merupakan latar belakang dari sebuah gambar yang sangat positif, yang menyatakan apa yang telah Allah kerjakan untuk manusia yang jatuh. Tujuan utama pencatatan kitab Kejadian bukan untuk memperlihatkan kejatuhan, melainkan untuk menyatakan seberapa besar yang dapat dilakukan kasih karunia Allah bagi manusia yang telah jatuh. Mendapatkan kasih karunia di mata Tuhan bukanlah perkara kecil. Perhatikan, Kejadian 6:8 tidak mengatakan, “Allah bersikap murah hati kepada Nuh”, atau “Allah memberi karunia kepada Nuh.” Melainkan, ayat ini mengatakan “Nuh mendapat kasih karuniadi mata Tuhan.” Ingat, kitab Kejadian adalah sebuah kitab yang penuh dengan benih-benih rohani. Pada Kejadian 6:8, Alkitab pertama kali menyebut “kasih karunia”. Jadi, Nuh bisa mempunyai keadaan yang demikian itu dikarenakan ia mendapat kasih karunia di mata Tuhan.
Ibrani 4:16 memberi tahu kita untuk menghampiri takhta kasih karunia dengan berani, agar kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapatkan pertolongan pada waktunya. Sampai hari ini, setiap menit kita tetap memerlukan kasih karunia Tuhan. Sering kali kita tidak sanggup menanggung situasi kita, juga tidak sanggup menghadapi peristiwa-peristiwa yang menimpa diri kita. Namun ada satu tempat yang disebut takhta kasih karunia. Begitu kita dengan penuh keberanian datang pada takhta kasih karunia, kita pasti menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapatkan pertolongan pada waktunya.

Kasih Karunia
Kej. 6:8; Ibr. 4:16; 2 Kor. 12:9

Apakah kasih karunia? Kebanyakan orang Kristen mengira bahwa kasih karunia adalah sesuatu pemberian Allah. Kalau seseorang memberi kita sebuah Alkitab sebagai hadiah, itulah kasih karunia. Pengertian ini kurang tepat karena dalam Alkitab kasih karunia mempunyai arti yang jauh melebihi itu. Bila kita meneliti Kejadian pasal enam, kita akan nampak bahwa penyertaan Allah itulah kekuatan dan tenaga Nuh. Nuh tidak hanya secara obyektif menikmati sesuatu yang Allah berikan kepadanya, lebih-lebih ia menikmati Allah sendiri. Di tengah-tengah angkatan yang bengkok, jahat, dan cabul, Nuh mendapatkan kasih karunia di mata TUHAN. Allah datang menguatkan Nuh, berdiri mendampingi Nuh, dan menunjang Nuh. Inilah kasih karunia yang Nuh dapatkan, dan inilah kasih karunia yang kita butuhkan hari ini.
Jadi kasih karunia bukan hanya suatu benda obyektif yang Allah berikan kepada kita, melainkan Allah sendiri mendatangi kita, bekerja bagi kita. Apakah kita lemah? Allah akan datang menjadi kekuatan kita; kedatangan Allah itulah kasih karunia. Tidak sanggupkah kita menghadapi situasi sekeliling kita? Itu tidak seharusnya menjadi persoalan, karena Allah akan datang menyertai kita dan menghadapi situasi itu bagi kita dan di dalam kita. Inilah kasih karunia.
Coba lihat keadaan masyarakat hari ini. Di dalam lembaran surat kabar dan majalah terkandung banyak godaan. Bahkan dewasa ini, hal bercerai merupakan godaan yang sangat besar bagi kaum muda. Banyak orang seolah-olah menganggap tanpa bercerai itu kurang modern. Godaan ada di luar, hawa nafsu ada di dalam. Siapa yang bisa bertahan di zaman semacam ini? Godaan sedemikian besar! Karena tidak ada seorang pun di antara kita yang dapat tegap berdiri, kita perlu kasih karunia untuk menjadi Nuh hari ini. Hanya kasih karunia yang bisa membuat kita bersatu dengan istri atau suami kita. Hanya kasih karunia yang memungkinkan kita mengasihi istri atau suami tanpa perubahan. Tanpa kasih karunia, siapa pun tidak mampu, karena godaan terlalu banyak.
Untuk mendapatkan kasih karunia, kita harus dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia sambil berkata, “Tuhan, aku di sini; aku perlu kasih karunia-Mu. Aku datang bukan mohon Engkau memberi suatu barang yang bagus. Aku datang untuk mendapatkan kasih karunia untuk memenuhi keperluanku. Tuhan, tanpa penyertaan-Mu aku tidak bisa pergi bekerja. Tuhan, aku perlu Engkau berdiri bersamaku. Datanglah, menjadi kekuatanku. Tuhan, topanglah, tunjanglah aku.”

Penerapan:
Karena Tuhan setiap saat ingin melimpahkan rahmat dan kasih karunia-Nya kepada kita, marilah kita melatih roh kita untuk datang menghampiri takhta kasih karunia agar kita boleh mendapatkan pertolongan pada waktunya dari berbagai pergumulan kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, setiap menit aku perlu kasih karunia-Mu, aku tahu, pada-Mu ada kasih karunia, dan Engkau telah menyediakan kasih karunia bagiku. Aku berlutut di depan takhta kasih karunia-Mu. Datanglah, jadilah kekuatanku. Topanglah aku di jaman yang jahat dan bejat ini.

No comments: