Hitstat

11 July 2006

Kejadian Volume 4 - Minggu 1 Selasa

Iblis Merusak Prinsip Pernikahan Yang Kudus
Kejadian 6:2
“Maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.”

Pernikahan adalah perkara yang kudus. Allah menegakkan pernikahan adalah untuk kesinambungan umat manusia yang diciptakan-Nya bagi tujuan-Nya. Siapa pun tidak seharusnya memandang remeh perkara pernikahan. Ibrani 13:4 menasihati kita untuk menghormati pernikahan dan memandangnya kudus. Dalam pernikahan ada satu prinsip yang serius, yaitu satu suami satu istri. Allah telah menetapkan prinsip kudus ini, supaya memelihara umat manusia di dalam keadaan yang tepat bagi pencapaian tujuan-Nya. Namun, pada kejatuhan manusia kali ketiga, musuh yang licik itu datang merusak prinsip kudus atas pernikahan manusia, melalui malaikat-malaikat yang jatuh memakai tubuh manusia untuk mengawini kaum perempuan manusia.
Perkawinan yang haram ini bukan hanya merusak prinsip pernikahan, lebih-lebih menodai umat manusia. Apa tujuan Iblis dalam melakukan ini? Tujuannya bukan sekadar ingin merusak umat manusia, lebih-lebih ingin mencemarkannya sampai pada taraf yang menimbulkan perbauran antara manusia dengan roh-roh yang jatuh. Malaikat-malaikat yang jatuh telah mendirikan sebuah contoh yang merusak prinsip pernikahan. Sodom, Gomora, dan kota-kota sekitarnya mengikuti contoh ini, merusak prinsip pengaturan yang ditetapkan oleh Allah. Sekarang kita sudah paham, mengapa Allah menetapkan untuk memusnahkan manusia dengan air bah dan menjatuhi mereka hukuman mati. Allah berketetapan demikian, karena manusia telah menjadi suatu “barang campuran”.

Hasil dari Perkawinan Yang Haram
Kej. 6:4; Bil. 13:32-33; Mat. 19:9; 1 Kor. 6:9-10; Ef. 5:5; Why. 2:14, 20; Bil. 25:1-2

Perkawinan yang haram antara malaikat-malaikat yang jatuh dengan manusia ini menghasilkan orang-orang raksasa. Yang dikatakan dalam Kejadian 6:4 “orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan” adalah orang-orang hasil percampuran antara malaikat-malaikat yang jatuh dengan umat manusia (bd. Bil. 13:33). Orang- orang raksasa dalam Kejadian 6:4 dan Bilangan 13:33, bahasa Ibraninya adalah “Nephilim” artinya adalah “yang jatuh” (Cat. Untuk kata “Nephilim”, LAI memakai kata “raksasa”, KJV memakai kata “giants”). Tetapi Nephilim bukan malaikat yang murni, melainkan hasil percampuran antara malaikat-malaikat yang jatuh dengan anak-anak perempuan umat manusia. Mereka adalah keturunan campuran, yaitu darah manusia dengan roh-roh malaikat. Menurut Alkitab, Nephilim adalah “orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya” (Bil. 13:32). Inilah yang justru dialami oleh kesepuluh orang dari dua belas pengintai yang diutus Musa untuk mengamati tanah Kanaan. Mereka melihat Nephilim dan ketakutan (Bil. 13:32).
Kita semua wajib belajar satu pelajaran dari hal ini: percabulan adalah perkara yang serius. Dalam seluruh Alkitab, terutama dalam ajaran Tuhan Yesus (Mat. 19:9), percabulan dipandang sebagai suatu perkara yang serius. Ketika membaca Surat Kiriman para rasul dalam Perjanjian Baru, kita nampak rasul-rasul bersikap sangat ketat, sekali-kali tidak memberikan toleransi kepada percabulan di dalam kehidupan gereja (1 Kor. 6:9-10, 18; Ef. 5:5). Mengapa mereka seketat itu? Bila kita membaca Alkitab, kita akan tahu bahwa percabulan (atau perzinaan) berkaitan dengan berhala (Why. 2:14, 20). Penyembahan berhala mendorong orang berbuat zina. Kalau kita membaca kitab Bilangan kita akan nampak, kapan kala orang-orang Israel menyembah berhala, mereka lalu berzina (Bil. 25:1-2).
Penyembahan berhala mendatangkan perzinaan, dan perzinaan juga mendatangkan penyembahan berhala. Akan tetapi, penyembahan Allah yang sejati tidak demikian. Penyembahan Allah yang sejati dapat memelihara kemurnian kita terhadap pernikahan, memelihara prinsip pengaturan yang Allah tetapkan. Allah mengirim air bah untuk memusnahkan orang-orang pada zaman Nuh, disebabkan darah orang-orang zaman itu sudah tidak murni lagi. Demikian juga Allah membasmi semua orang Kanaan, disebabkan bangsa raksasa itu ada juga di antara mereka, sehingga darah keturunan itu tidak lagi murni. Allah tidak dapat membiarkan keadaan semacam itu. Demi tercapainya kehendak-Nya, Dia tidak bisa membiarkan bangsa macam itu tetap tinggal.

Penerapan:
Pernikahan adalah kudus di mata Allah. Kita perlu waspada karena Iblis selalu berusaha merusak pernikahan yang kudus. Marilah kita menguduskan Tuhan di dalam hati kita dengan menolak benda-benda atau media yang dapat dipakai Iblis untuk menjerumuskan kita ke dalam dosa yang kasar seperti percabulan dan perzinahan.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, engkaulah kepuasanku yang sejati. Aku tidak mau mengejar kepuasan-kepuasan yang tidak wajar. Kuduskanlah mataku ya Tuhan untuk tidak mengingini yang lain selain daripada-Mu. Biarlah mataku dan hatiku hanya tertuju kepada-Mu dan diduduki oleh-Mu saja.

No comments: