Hitstat

10 July 2006

Kejadian Volume 4 - Minggu 1 Senin

Malaikat-malaikat yang Jatuh Berbaur Dengan Manusia (1)
Kejadian 6:1-2
“Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.”

Manusia jatuh selangkah demi selangkah, satu tahap demi satu tahap. Setiap kali jatuh, manusia lebih merosot daripada yang sebelumnya. Setiap kali jatuh, kita dapat menggali alasan atau penyebabnya. Setiap kali jatuh, tentu manusianya yang jatuh; tetapi penyebabnya bukan sekadar manusia sendiri penyebabnya, juga dari musuh Allah. Saat kita melihat siasat tipu muslihat Iblis ini, kita perlu menengadah kepada Tuhan untuk menutupi kita dengan darah-Nya yang menang, karena bagian ini menjamah kuasa si jahat dan membongkar kelicikan musuh Allah.
Pada kejatuhan kali ketiga, Iblis membuat roh-roh jahat, yaitu malaikat-malaikat yang telah jatuh, berbaur dan bersatu dengan manusia melalui perkawinan yang tidak sah. Pada saat kejatuhan manusia kali ketiga, malaikat-malaikat yang telah jatuh ini, yang berada di bawah kendali Iblis, melakukan sesuatu yang menodai umat manusia. Mereka membuat umat manusia sangat berdosa, bahkan menjadikannya suatu campuran. Manusia sudah bukan lagi umat yang murni, melainkan telah menjadi suatu umat yang campur aduk dengan malaikat yang telah jatuh.
Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya sendiri agar manusia boleh menjadi ekspresi-Nya dan berkuasa mewakili Dia di bumi. Demi tujuan ini, kita seharusnya menjaga diri kita dari segala bentuk campur aduk, menolak masuknya hal-hal di luar Allah yang dapat mencemari kita. Sebaliknya, kita harus membuka diri kita selebar-lebarnya bagi pekerjaan Roh Kudus di dalam kita, membiarkan Dia memurnikan kita bagi tujuan kekal-Nya.

Malaikat-malaikat yang Jatuh Berbaur Dengan Manusia (2)
Kej. 6:2; Ayb. 1:6; 2:1; Yud. 6-7; Ef. 2:2; 6:12

Kejadian 6:2 mengatakan, “Maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.” Siapakah anak-anak Allah yang disebutkan di sini? Dalam Alkitab Perjanjian Lama bahasa Syria, “anak-anak Allah” disebut sebagai “malaikat”. Lagi pula, beberapa penulis kuno mengenai Kejadian 6:2 menggunakan “malaikat” sebagai pengganti “anak-anak Allah”. Dalam Ayub 1:6 dan 2:1, anak-anak Allah dengan jelas mengacu kepada malaikat-malaikat.
Yudas ayat 6-7 merupakan bukti kuat bahwa anak-anak Allah yang tercatat di Kejadian pasal enam adalah malaikat yang telah jatuh. Di sana disebutkan, “Juga malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, melainkan meninggalkan tempat kediaman mereka, ditahan-Nya dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar. Sama seperti itu, Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tidak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.” Dalam ayat enam, Yudas mengatakan ada malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka. Batas-batas kekuasaan di sini berarti pemerintahan dan batas wilayah pemerintahan malaikat.
Apakah batas-batas kekuasaan atau lingkungan pemerintahan malaikat? Menurut Efesus 2:2 dan 6:12, tempat kediaman mereka adalah di angkasa. Tempat kediaman Allah adalah di surga tingkat ketiga, tempat kediaman manusia adalah di bumi, dan tempat kediaman Iblis beserta malaikat-malaikatnya adalah di angkasa. Yudas ayat enam mengatakan bahwa malaikat-malaikat itu tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, bahkan meninggalkan tempat kediaman mereka. Kejadian ini menunjukkan bahwa malaikat-malaikat itu meninggalkan angkasa, datang ke bumi, dan mengadakan hubungan perkawinan yang ilegal dengan umat manusia. Malaikat yang jatuh mengejar kepuasan-kepuasan yang tidak wajar.
Kapan malaikat-malaikat itu tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka? Kapan malaikat-malaikat itu meninggalkan tempat kediaman mereka di angkasa, lalu turun ke bumi, dan berbuat sesuatu, sehingga Allah membelenggu mereka sampai pada penghakiman hari besar? Pasti pada saat yang disebutkan dalam Kejadian pasal enam.

Penerapan:
Iblis itu sangat licik. Dengan tipu muslihatnya, dia telah menipu manusia sehingga dosa masuk kedalam manusia dan menjauhkan manusia dari Allah. Karena itu, berjaga-jagalah senantiasa melalui doa dan permohonan yang tak putus-putusnya supaya kita tidak tertipu oleh muslihat Iblis yang licik.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku mau mempersembahkan waktu-waktuku untuk lebih dekat pada-Mu. Tuhan ajarlah aku untuk memiliki kehidupan doa yang tak putus-putusnya sehingga aku dapat terhindar dari muslihat musuh-Mu si iblis yang licik itu.

No comments: