Hitstat

27 July 2006

Kejadian Volume 4 - Minggu 3 Kamis

Hidup di Bawah Janji Allah (1)
Kejadian 9:11
“Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi.”

Ketika Allah mengadakan perjanjian dengan Nuh, keturunannya, dan segala makhluk hidup (Kej. 9:8-11), hal terpenting dalam janji ini hanyalah satu — tidak akan ada lagi penghakiman air kematian, yang membawa kematian menimpa mereka. Janji ini terutama melambangkan bahwa dalam hidup gereja tidak akan ada kematian lagi, hanya ada hayat.
Dalam hidup gereja kita boleh tenang, boleh damai, karena tidak akan ada kematian lagi. “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus” (Rm. 8:1). Sebagai kaum imani dalam Kristus, bagi kita tidak ada hukuman lagi, tidak ada air bah, tidak ada kematian, tidak ada penghakiman. Makin banyak kita mengatakan “tidak ada”, kita makin mengenal bahwa pada diri kita tidak ada kematian. Janganlah mendengar tuduhan dari diri kita sendiri. Tuduhan dari diri kita sendiri tidak dapat diandalkan, itu bohong belaka. Kita harus hidup di bawah janji Allah. Jangan hidup di bawah perasaan kita, tindakan kita, atau lingkungan kita. Janji Allah menyatakan, setiap kali langit berawan, Allah dapat mengeluarkan pelangi. Ketika kita melihat pelangi, kita tahu bahwa air bah tidak akan datang lagi. Jangan percaya kita lemah, itu adalah tipuan Iblis. Jika kita percaya kepada perkara-perkara yang negatif, dan bahkan mengatakan hal-hal itu, hal-hal itu akan benar-benar terjadi. Jika kita takut terhadap sesuatu dan bahkan lebih dulu mengatakan perkara-perkara itu, maka perkara-perkara itu akan terjadi. Jangan mempercayai kelemahan kita. Marilah kita hidup dalam janji Allah.

Hidup di Bawah Janji Allah (2)
Kej. 9:12-17; Why. 4:3; 2 Tim. 2:13; 1 Kor. 1:9; 1 Yoh. 19; 1 Kor. 10:13

Kejadian 9:12-13 mengatakan, “Dan Allah berfirman: ‘Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya: Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.’” Kata “busur-Ku” dalam ayat ini adalah pelangi di angkasa. Apakah makna pelangi sebagai tanda perjanjian yang Allah taruh di angkasa? (Kej. 9:12-17). Pelangi menandakan kesetiaan Allah. Dalam Kitab Wahyu, kitab terakhir dari Alkitab, Yohanes melihat Allah duduk di atas takhta, dan suatu pelangi melingkungi takhta itu (Why. 4:3). Kesetiaan Allah kekal sampai selamanya, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya (2 Tim. 2:13). Begitu sekali Dia berkata, akan ditepati selamanya. Satu Korintus 1:9 mengatakan, “Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.” Satu Yohanes 1:9 mengatakan, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” Puji Tuhan, Allah itu setia!
Allah setia terhadap apa? Allah setia terhadap firman-Nya. Firman-Nya adalah wasiat, adalah janji. Janji ialah firman Allah. Allah setia terhadap semua yang dikatakan-Nya. Inilah pelangi. Ketika awan datang, kita harus menyeru hingga tampil kesetiaan Allah, yaitu menyeru hingga pelangi keluar. Kapan saja kita merasa lemah, kita harus menyerukan kesetiaan Allah dengan berkata, “Oh Tuhan, Engkau adalah setia. Aku lemah, namun Engkau harus menurut perkataan-Mu membuat aku kuat.” Kita semua hidup di bawah janji Allah, ada kesetiaan Allah sebagai tanda yang pasti, air bah tidak akan datang lagi.
Kehidupan kristiani kita dan hidup gereja kita mutlak adalah kehidupan perjanjian. Kita berada di bawah janji. Dalam setiap ayat Alkitab Perjanjian Baru, kita melihat janji Allah. Misalnya pada saat kita mengalami pencobaan, kita bisa berpegang pada janji Tuhan dalam 1 Korintus 10:13 yang berbunyi, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya”. Bila kita berpegang pada janji Allah, apa pun yang kita alami, akan selalu ada sebuah ayat Alkitab sebagai janji yang hidup, kita bisa bersandar dan hidup berdasarkannya. Kita semua harus belajar bagaimana hidup di bawah janji Allah.

Penerapan:
Bukankah kita pernah merasa bahwa kita tidak bisa, tidak mampu, gagal, dan lemah. Janganlah kita mempercayai perasaan kita yang demikian karena itu adalah cara Iblis untuk menuduh dan melemahkan kita. Marilah kita hidup dalam janji Allah, karena di sanalah kita akan mendapatkan berkat.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, ampuni aku yang sering tertipu oleh perasaanku sendiri. Bantulah aku untuk mempercayai janji-janji-Mu, percaya firman-Mu sepenuhnya. Aku mau tetap tinggal, hidup, beriman dalam janji berkat-Mu. Disanalah aku mendapatkan kekuatan

No comments: