Hitstat

26 July 2006

Kejadian Volume 4 - Minggu 3 Rabu

Mendirikan Mezbah Dan Mempersembahkan Kurban
Kejadian 8:20
“Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu.”

Setelah Nuh dan seisi keluarganya keluar dari bahtera dan memulai kehidupan baru, apakah yang mereka kerjakan? Setelah mereka keluar dari bahtera, perkara pertama yang dikerjakan ialah mendirikan mezbah, mempersembahkan kurban kepada Allah (Kej. 8:20-22). Hal ini sungguh bermakna. Perkara pertama dalam hidup gereja semestinya bukan bekerja, melainkan melalui salib mempersembahkan Kristus kepada Allah. Nuh mendirikan mezbah dan mempersembahkan kurban kepada Allah (Kej. 8:20).
Mezbah persembahan dan kurban, kedua-duanya adalah lambang. Mezbah melambangkan salib Kristus dan kurban melambangkan aspek-aspek Kristus. Masing-masing kita harus memiliki mezbah, yakni pekerjaan salib Kristus. Saat kita tunduk pada pekerjaan salib di dalam kita, kita pasti akan mengalami Kristus dalam berbagai aspek-Nya. Kristus yang kita alami itulah yang harus kita persembahkan kepada Allah baik melalui doa kita, ucapan syukur kita, pujian kita, atau pun pelayanan kita. Dia hanya berkenan akan Kristus. Jika kita telah mengalami Kristus sebagai kurban bakaran, hendaklah kita mempersembahkan Kristus yang kita alami sebagai kurban itu kepada Allah. Allah ingin kita mempersembahkan Kristus kepada-Nya. Ketika kita mengalami Kristus dan mempersembahkan Kristus yang kita alami kepada Allah, Allah sangat berkenan dan dipuaskan. Di dalam kehidupan gereja, kita perlu belajar bagaimana mengalami Kristus dan mempersembahkan Kristus kepada Allah. Inilah makna mezbah persembahan dan kurban.

Tujuan Mendirikan Mezbah
Kej. 3:17; 8:22; Mzm. 133:3

Tujuan pertama mengapa kita harus mendirikan mezbah dan mempersembah-kan Kristus yang kita alami kepada Allah adalah agar Allah memperoleh kepuasan. Bagaimana kita tahu bahwa Allah dipuaskan? Ketika kita lapar, Allah niscaya juga lapar. Ketika kita tidak gembira, Allah pun tidak gembira. Tetapi ketika kita puas, Allah yang mendapat sajian Kristus dari kita juga puas. Begitu kita kembali pada salib, dan mengalami Kristus dengan berlimpah, kita akan kenyang, gembira, dan puas. Hal ini menunjukkan bahwa Allah telah puas.
Tujuan kedua adalah agar kita jauh dari kutukan. Akibat dari kejatuhan manusia kali pertama, manusia jatuh di bawah kutukan (Kej. 3:17). Apakah kutukan itu? Kutukan ialah akibat yang mendatangkan kematian. Kematian, mencakup semua penderitaan, merupakan akibat terakhir dari kutukan. Melalui salib kita mempersembahkan Kristus, agar jauh dari kutukan. Ini juga berarti supaya kematian menjauh dari kita. Semua obrolan, kritikan, gerutu, dan lain sebagainya adalah pertanda kutukan kematian. Jika tidak mengalami Kristus melalui salib, kita akan jatuh di bawah kutukan kematian ini. Dalam Alkitab kutukan akhirnya menjadikan kematian, tetapi berkat yang terbesar ialah hayat. Hayat adalah berkat yang ditentukan Allah (Mzm. 133:3). Dalam perhimpunan gereja yang baik, kematian akan tertelan dan kutukan akan tersingkir.
Tujuan ketiga adalah untuk mendatangkan berkat ke bumi. Kejadian 8:22 menyebutkan beberapa berkat. Berkat pertama ialah menabur yaitu menabur benih di tanah. Dalam hidup gereja kita harus menaburkan Kristus kepada orang lain. Kita harus mengabarkan Injil dan menyuplai orang lain dengan Kristus sebagai benih hayat. Berkat kedua, apa yang kita tabur pasti akan kita tuai. Bila kita menabur Injil, kita akan menuai jiwa yang diselamatkan. Berkat ketiga dan keempat ialah dingin dan panas. Di satu aspek, gereja harus dingin — terhadap Iblis, dosa, dan dunia. Terhadap Iblis, dosa, dan dunia, gereja harus seperti sebuah gunung es yang besar. Terhadap ego, daging, hayat jiwa, dan segala hal yang negatif, kita harus dingin. Di aspek lain, kita juga harus panas, membarakan orang lain. Semua ini adalah berkat hayat.
Karena hidup gereja adalah kehidupan yang tepat, maka ia mendatangkan berkat Allah. Damai sejahtera, sukacita, kasih, simpati, murah hati, kehidupan yang normal — semuanya ini adalah tanda-tanda berkat hayat. Berkat macam ini datang dari mengalami Kristus melalui salib. O, kiranya kita tidak melarikan diri dari pekerjaan salib, karena operasi salib selalu menghasilkan berkat.

Penerapan:
Kehidupan dan pelayanan orang Kristen adalah mendirikan mezbah dan mempersembahkan kurban kepada Allah. Ketaatan kita terhadap pembatasan Allah merupakan bentuk dari kerjasama kita dengan salib Kristus. Hanya orang yang sepenuhnya taat dan rela dibatasi oleh salib yang dapat mempersembahkan Kristus sebagai kurban kepada Allah.

Pokok Doa:
O Tuhan Yesus, ampunilah semua kedegilan hatiku. Tuhan, aku perlu salib-Mu menanggulangi aku dan perlu kasih karunia-Mu menguatkanku Biarlah kehidupan dan pelayananku boleh menjadi kurban yang memuaskan-Mu.

No comments: