Hitstat

18 July 2006

Kejadian Volume 4 - Minggu 2 Selasa

Pengalaman Kita Atas Allah Tritunggal
Kejadian 6:16
“Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan atas.”

Bahtera terdiri dari tiga tingkat, tingkat bawah, tengah, dan atas (Kej. 6:16). Ketiga tingkat bahtera menunjukkan ketinggian yang harus kita capai. Dikatakan dari suatu segi, kita harus mencapai lebih tinggi. Jelaslah, ketiga tingkat bahtera menunjukkan Allah Tritunggal. Dalam Lukas 15 kita melihat tiga perumpamaan: gembala yang mencari dan menemukan domba yang sesat, perempuan yang mencari dan menemukan dirham yang hilang, dan bapa yang menerima kembali anak yang hilang. Perumpamaan pertama menyatakan Putra, kedua menyatakan Roh, sedang ketiga menyatakan Bapa. Menurut pengalaman kita Roh dulu yang datang kepada kita, menemukan kita, membawa kita ke hadapan Putra dan mengharukan kita untuk percaya pada Putra. Sesudah kita percaya kepada Putra, kita berseru, “Ya Bapa!”
Injil Yohanes adalah kitab yang mengatakan tentang Putra yang datang membawa kasih karunia. Surat 1 Yohanes mengatakan tentang Bapa yang adalah kasih. Kasih itu melampaui anugerah. Selain itu dalam Injil Yohanes ada kebenaran, dalam surat 1 Yohanes ada terang. Terang melampaui kebenaran. Bila Injil Yohanes membawa kita ke hadapan Putra, surat 1 Yohanes membawa kita ke hadapan Bapa. Cara terbaik untuk mengenal Allah Tritunggal - Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh adalah dengan mengalaminya. Orang yang paling mengenal Allah bukanlah mereka yang banyak tahu tentang Allah, tetapi mereka yang banyak mengalami Allah dalam kehidupannya sehari-hari. Allah Tritunggal bukan sekedar untuk dipelajari atau ditelaah, terlebih adalah untuk kita nikmati dan alami.

Mengalami Kristus Sebagai Jendela, Pintu, dan Kayu Gofir
Kej. 6:14, 16

Dalam Alkitab terjemahan King James, disebutkan bahwa pada atap bahtera terdapat sebuah jendela yang menghadap ke langit (Kej. 6:16, KJV). Itulah jendela di atap rumah. Dalam bahasa Ibrani istilah “jendela” mempunyai akar kata yang sama dengan “siang”, artinya ketika kita di bawah jendela, kita berada pada siang hari. Kita ada di bawah sinar matahari dan penuh dengan terang. Posisi kita yang sebenarnya apakah di tingkat bawah, tengah, atau atas ditentukan dari derajat terang yang kita peroleh. Banyak orang Kristen yang sangat bergairah. Mereka sungguh-sungguh berapi-api, tetapi mereka tidak banyak di dalam terang. Kita berada pada tingkat bahtera yang mana? Di tingkat mana kita berada, terlihat dari seberapa banyak terang yang kita dapatkan. Makin banyak terang kita, makinlah tinggi tingkat kita berada. Sebaliknya, makin sedikit terang kita, makin rendah tingkat kita berada. Di bahtera hanya ada satu jendela. Terang tidak boleh datang dari arah utara, selatan, timur atau barat, tetapi datang dari langit. Dalam pembangunan Allah hanya satu jendela, satu wahyu, dan satu visi. Terang datang dari atas.
Bahtera hanya mempunyai sebuah pintu pada lambungnya (Kej. 6:16). Tidak seorang pun yang pernah jatuh dari langit ke dalam bahtera, kita semua masuk melalui pintu. Hanya ada satu pintu, satu jalan masuk ke bahtera. Pada atap bahtera hanya ada satu jendela untuk terang masuk dan hanya ada satu pintu untuk orang masuk. Kita semua, termasuk semua rasul, masuk melalui satu pintu yang sama, pintu ini ialah Kristus.
Bahtera dibuat dari kayu gofir (Kej. 6:14). Apakah kayu gofir itu? Itu adalah semacam pohon eru, banyak mengandung damar. Semacam kayu yang berdamar, tahan air. Kayu yang tidak mengandung damar, tidak tahan air. Kayu gofir dapat bertahan dari serangan air bah. Kidung Agung 1:17 mengatakan kayu aras dan kayu eru. Pohon eru sangat mirip dengan pohon aras. Penerjemah yang baik hampir semuanya menerjemahkan pohon eru dalam bahasa Ibrani sebagai pohon aras. Dalam perlambangan, terutama dalam Kidung Agung, pohon aras melambangkan Kristus yang bangkit. Kristus yang bangkit adalah pohon aras yang tumbuh di puncak Gunung Libanon. Pohon eru melambangkan Kristus yang tersalib dapat melawan air kematian. Dia telah merasakan kematian, namun maut tidak berdaya atas-Nya. Bahtera dibuat dari kayu gofir, dia melalui air bah, berkali-kali terserang air bah namun tidak terjadi kerusakan. Ini melambangkan Kristus yang tersalib adalah kokoh. Kristus adalah kayu gofir yang sejati, kayu eru yang sejati, penuh dengan damar, dapat kokoh menentang air bah, air bah kematian tidak dapat melukai-Nya.

Penerapan:
Ada satu hal yang dapat membuat pertumbuhan rohani kita terhenti, yaitu rasa puas diri. Pengalaman kita atas Kristus beberapa bulan atau beberapa tahun yang lalu tidak bisa kita andalkan untuk menghadapi tantangan hari ini. Kita perlu mengalami Kristus setiap hari, suatu pengalaman yang baru dan segar. Karena itulah kita perlu mendekati Dia di setiap waktu, termasuk di saat ini.

Pokok Doa:
Ya Tuhan Yesus, aku bersyukur atas pengalamanku bersamamu beberapa waktu yang lalu. Namun, aku perlu pengalaman yang lebih dalam akan Engkau. Tuhan, aku mau mengikatkan diriku dengan-Mu. Atas segala pergumulanku, aku mengundang Engkau hadir bersamaku dalam menghadapinya.

No comments: