Hitstat

12 September 2006

Kejadian Volume 6 - Minggu 2 Selasa

Sunat adalah Tanda Pembenaran oleh Iman
Kejadian 17:10
“Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat.”

Sunat merupakan suatu tanda, yaitu tanda bahwa seseorang telah dibenarkan oleh iman (Rm. 4:11). Sebagai umat Allah, kita tidak boleh mengabaikan tanda ini. Bagaimana kita dapat menunjukkan kepada orang lain bahwa kita telah dibenarkan oleh Allah? Kita harus menempuh suatu kehidupan yang benar. Kita harus menunjukkan bahwa kita tidak lagi hidup bersandarkan diri sendiri, melainkan kita hidup bersandarkan Kristus. Dengan demikian kehidupan kita akan menjadi suatu tanda bahwa kita telah dibenarkan oleh Allah demi iman.
Menempuh kehidupan tersalib di dalam kebangkitan Kristus adalah tanda bahwa kita telah dibenarkan. Jika kita, orang yang telah dibenarkan oleh Allah, masih hidup, bertindak, dan bekerja bersandarkan diri sendiri, dan berbuat segala sesuatu menurut watak kita yang jatuh, maka sukar bagi orang lain untuk melihat bahwa kita adalah orang yang telah dibenarkan oleh Allah. Tetapi, jika kita hidup dengan mengesampingkan kesenangan diri sendiri dan menerima Kristus sebagai hayat kita, maka tidak seorang pun akan meragukan bahwa kita telah dibenarkan melalui iman.
Kolose 2:11 mengatakan, “Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa” (“tubuh yang berdosa” dalam bahasa aslinya adalah “tubuh daging”). Kalau hidup kita di depan manusia tidak benar, bagaimana kita dapat mengatakan bahwa kita telah dibenarkan oleh Allah? Kehidupan yang benar adalah kehidupan yang mengesampingkan kesenangan dan kepentingan diri sendiri, menanggalkan tubuh daging kita.

Sunat sebagai Suatu Permulaan Baru
Kej. 17:2-8, 12, 14; Yoh. 15:2a

Perjanjian tentang keturunan dan tanah untuk menggenapkan tujuan Allah dikukuhkan dengan sunat (17:2-8). Sunat adalah syarat untuk menggenapkan tujuan Allah. Di sini Allah membawa kita sampai satu tahap, khusus memperlihatkan kepada kita, bahwa daging kita harus dibereskan. Semua keturunan Abraham harus disunat, termasuk kita kaum beriman Perjanjian Baru. Umat Allah memiliki satu tanda, satu ciri-ciri khusus, yaitu membuang keinginan daging, tidak percaya kepada kekuatan daging.
Di antara orang-orang Yahudi, sunat dilakukan pada hari kedelapan (Kej. 17:12). Hari kedelapan adalah hari pertama dalam minggu yang baru dan merupakan suatu permulaan yang baru, permulaan yang baru di dalam kebangkitan. Kapan saja kita menempuh kehidupan yang tersalib, kita mempunyai permulaan baru di dalam kebangkitan. Kapan kita menyangkal dan menolak kesenangan diri sendiri serta menempuh kehidupan yang tersalib, segera kita akan memiliki permulaan yang baru di dalam kebangkitan. Kita bisa mengalami hal ini di dalam berbagai aspek kehidupan kita, termasuk kehidupan pernikahan kita. Sekalipun kita telah menikah beberapa tahun jika hari ini kita mulai menempuh kehidupan yang tersalib, di dalam pernikahan kita akan mempunyai permulaan yang baru di dalam kebangkitan, dan kehidupan pernikahan kita akan diperbarui.
Semua orang yang tidak “disunat” berada di luar perjanjian ini. Dalam Kejadian 17:14 Allah berkata kepada Abraham, “Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya; ia telah mengingkari perjanjian-Ku.” Ini berlaku pada hari ini juga. Jika kita tidak menempuh kehidupan yang tersalib, dengan sendirinya kita akan terlepas dari kenikmatan akan Kristus. Bukan hanya demikian, kitapun akan terlepas dari persekutuan, terlepas dari suplai ilahi.
Sering kali ketika kita terputus dari persekutuan dengan Kristus yang hidup, kita merasa bahwa kita telah lepas dari anugerah. Kita harus merasa takut jika dalam dunia hari ini kita terputus dari kenikmatan atas suplai Kristus (Yoh. 15:2a). Mungkin kita merasa bahwa kita sedang menikmati, tetapi faktanya kita tidaklah menikmati Kristus. Kenikmatan kita terhadap Kristus telah menjadi usang dan basi. Kenikmatan kita terhadap-Nya masih sama dengan beberapa tahun lalu, tidak ada kemajuan. Kondisi ini seharusnya mendorong kita untuk memulihkan persekutuan kita dengan Tuhan melalui belajar melakukan kehendak Tuhan dan mengesampingkan kesenangan diri sendiri.

Penerapan:
Sebagai orang yang telah dibenarkan oleh iman, kita perlu menempuh kehidupan yang benar, baik di rumah, di sekolah, ataupun di tempat kita bekerja. Iblis sering melalui orang atau suatu urusan mengusik temperamen kita agar kita kehilangan kendali terhadap amarah kita. Saat itulah kita harus berseru kepada nama Tuhan sehingga batin kita diteduhkan.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, ampunilah aku yang sering berlaku tidak benar terhadap Engkau, terhadap orang lain, dan terhadap perkara-perkara dalam hidupku. Tuhan, aku mau melatih rohku menaati urapan-Mu sehingga demi anugerah-Mu aku bisa memiliki kehidupan yang benar.

No comments: