Hitstat

19 September 2006

Kejadian Volume 6 - Minggu 3 Selasa

Allah Mencari Pendoa Syafaat
Kejadian 18:16b-17
“Dan Abraham berjalan bersama-sama dengan mereka untuk mengantarkan mereka. Berpikirlah TUHAN: ‘Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?’”

Setelah menerima wahyu tentang kelahiran Ishak pada waktu yang ditetapkan Allah, Abraham kemudian menerima wahyu yang kedua, yaitu perihal pemusnahan Sodom (Kej. 18:16-21). Ayat 16 mengatakan, “Lalu berangkatlah orang-orang itu dari situ dan memandang ke arah Sodom; dan Abraham berjalan bersama-sama dengan mereka untuk mengantarkan mereka.”
Ketika itu, “Berpikirlah Tuhan: Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?” (Kej. 18:17). Allah tidak dapat menyembunyikan maksud-Nya tentang menghakimi Sodom itu, kata-Nya, “Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya. Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya” (Kej. 18:20-21). Hati Allah prihatin terhadap Lot, tapi Ia tidak dapat berbuat sesuatu baginya tanpa seorang yang berdoa syafaat. Allah sedang mencari seorang yang berdoa syafaat.
Doa syafaat hanya bisa dipanjatkan oleh mereka yang memiliki persekutuan dengan Allah serta memiliki beban dan kasih terhadap orang lain. Abraham adalah seorang yang demikian, karena itu ia dapat berdoa syafaat bagi Lot. Selain memiliki persekutuan yang intim dengan Tuhan, kita perlu memiliki beban dan kasih yang tulus terhadap orang lain, apalagi terhadap saudara kita yang lemah. Hanya beban dan kasih yang demikian yang dapat mampu menggerakkan kita untuk berdoa syafaat bagi orang lain. Kiranya Tuhan membangkitkan kita menjadi pendoa-pendoa syafaat hari ini.

Berdoa Menurut Kehendak Allah
Kej. 18:22; 1 Tes. 5:17; Luk. 18:1; 1 Tim. 2:1, 4

Kejadian 18:22 mengatakan, “Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN.” Ketika kedua malaikat itu pergi, Abraham masih berdiri di hadapan Tuhan. Tujuan Abraham adalah untuk berdoa syafaat. Di dalam Kejadian 18 kita melihat bahwa Abraham, orang yang telah disunat ini, telah berdamai dengan Allah sehingga Allah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia biasa, dan bercakap-cakap dengan dia seperti seorang teman. Di dalam persekutuan yang demikian intim ini sedikit pun tidak ada formalitas ritual agama. Di dalam persekutuan yang demikian inilah Abraham menerima wahyu dari Allah mengenai kelahiran Ishak dan mengenai pemusnahan Sodom. Allah telah menemukan seseorang yang kepadanya Allah bisa mencurahkan isi hati-Nya.
Allah datang kepada Abraham dengan maksud akan mencari seorang yang berdoa syafaat. Di atas takhta-Nya, Allah telah memutuskan untuk memberi hukuman kepada kota Sodom yang jahat. Tetapi Allah sekali-kali tidak lupa akan Lot, salah satu umat-Nya yang masih berada di kota itu; walaupun Lot sendiri tidak menyadari, ia harus diselamatkan dari Sodom. Apa daya Allah? Ia harus mencari seseorang untuk berdoa syafaat bagi Lot. Allah tahu bahwa tidak ada seorang pun di bumi selain Abraham yang begitu memperhatikan Lot dan mengerti hati Allah. Sebab itu, Allah datang pada Abraham dengan maksud mencari seorang yang berdoa syafaat. Tanpa seorang yang berdoa syafaat bagi umat-Nya, Allah tidak dapat bekerja.
Allah mempunyai prinsip ilahi-Nya. Salah satu di antaranya ialah tanpa doa syafaat Ia tidak dapat menyelamatkan orang. Keselamatan setiap orang Kristen itu semuanya dikarenakan doa syafaat. Allah tidak tinggal diam di atas takhta-Nya menunggu doa syafaat yang demikian. Sebaliknya Ia turun dalam rupa manusia mengunjungi Abraham, sehingga Abraham dapat dengan mudah bercakap-cakap dengan Dia dan berdoa syafaat bagi Lot. Allah mengunjungi Abraham ialah supaya Abraham menerima beban untuk berdoa syafaat bagi Lot seturut maksud hati Allah.
Kita harus menjadi orang yang berdoa setiap waktu (1 Tes. 5:17; Luk. 18:1). Kita perlu berdoa bagi satu atau dua orang yang akan kita selamatkan. Kita harus berdoa: “Tuhan, ingatlah orang-orang ini. Saya mempunyai beban terhadap mereka. Engkau menghendaki agar semua orang diselamatkan. Ingatlah mereka dan lawatlah mereka dengan keselamatan-Mu.” Kita harus menjadi orang yang berdoa dengan tak putus-putusnya siang dan malam. Kehendak Allah bagi keselamatan manusia menuntut doa-doa kita.

Penerapan:
Keselamatan kita sebenarnya adalah hasil dari doa syafaat seseorang. Allah memang ingin setiap manusia memperoleh keselamatan, namun ini tergantung dari kerjasama manusia dengan Tuhan di dalam doa syafaat mereka. Sanak keluarga, teman-teman, orang-orang di sekitar kita memerlukan doa syafaat kita sehingga Allah dapat menyelamatkan mereka.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku bersyukur atas keselamatan yang Engkau berikan. Agar keselamatan ini bisa dialami oleh lebih banyak orang, ajarlah aku untuk secara konsisten berdoa syafaat bagi mereka. Tuhan ingatlah mereka sama seperti Engkau mengingatku.

No comments: