Hitstat

22 September 2006

Kejadian Volume 6 - Minggu 3 Jumat

Duduk di Pintu Gerbang Sodom
Kejadian 19:1
“Kedua malaikat itu tiba di Sodom pada waktu petang. Lot sedang duduk di pintu gerbang Sodom dan ketika melihat mereka, bangunlah ia menyongsong mereka, lalu sujud dengan mukanya sampai ke tanah.”

Meskipun Lot telah diselamatkan dari tawanan oleh Abraham, pemenang Tuhan, namun ia tidak kembali ke jalan Allah (Kej. 14:12-16). Kita tidak mengerti mengapa Lot tidak kembali ke jalan Allah. Mungkin ia terlalu keras kepala. Lot tidak mendapatkan pelajaran dan ia tidak kembali ke jalan Allah. Lot kembali tinggal dalam kota jahat yang dikutuk Allah dan yang akan dimusnahkan oleh hukuman Allah (Kej. 19:1-13). Ketika dua malaikat itu datang melaksanakan hukuman Allah atas Sodom, Lot sedang duduk di pintu gerbang kota itu, berlawanan dengan Abraham yang duduk di pintu kemahnya. Menurut adat zaman dahulu siapa saja yang duduk di pintu gerbang kota ialah salah satu tetuanya, karena hanya tetualah yang berhak duduk di sana. Lot telah menjadi seorang pemimpin di Sodom!
Malaikat tidak masuk ke rumah Lot (Kej. 19:2). Bandingkan hal ini dengan Tuhan dan malaikat-Nya mengunjungi Abraham pada pasal sebelumnya. Ketika Abraham memohon mereka tinggal, mereka segera setuju. Tetapi dalam kisah Lot, dua malaikat itu tidak mau masuk ke dalam rumah Lot dan tinggal di dalamnya, karena rumah itu berada di dalam kota yang begitu jahat. Setelah Lot memaksa mereka, barulah mereka masuk dan tinggal sertanya (Kej. 19:3). Saudara saudari, bila Tuhan atau malaikat-malaikat-Nya datang mengunjungi kita, di manakah Mereka dapat menemui kita? Apakah saat itu kita sedang duduk di “pintu kemah” – dalam kehidupan gereja yang tepat, ataukah di “pintu gerbang” dunia yang jahat? Tempat di mana kita duduk itu menentukan dapat tidaknya Tuhan mendatangi kita.

Terbius oleh Lingkungan yang Penuh Dosa
Kej. 19:4-14; Rm. 1:24, 27

Tatkala malaikat-malaikat tinggal di dalam rumah Lot, orang-orang Sodom dari berbagai tempat kota itu datang hendak melampiaskan hawa nafsu Sodom mereka (Kej. 19:4-11). Orang Sodom adalah homosex, seperti yang Paulus katakan dalam Roma 1:24 dan 27. Pada prinsipnya, hari ini pun tidak sedikit orang yang hidup dalam pelampiasan hawa nafsu Sodom. Dalam keadaan yang kurang menguntungkan itu, Lot bahkan mau mengorbankan dua anak perempuannya untuk memuaskan hawa nafsu orang-orang Sodom (Kej. 19:7-9). Terpaksa atau tidak, sebenarnya ia tidak harus berbuat demikian. Ini menunjukkan perasaan budi pekerti Lot telah terbius. Kita dapat menggunakan bau bawang sebagai perumpamaan akan hal ini. Bila kita makan bawang sepanjang hari, maka penciuman kita terhadap bawang akan kebal. Bila kemudian ada seseorang yang mempunyai penciuman yang peka masuk di tengah-tengah orang pemakan bawang itu, tentu ia segera tercium bau bawang itu. Lot dan anak-anaknya tinggal dalam “rumah bawang” Sodom selama bertahun-tahun dan perasaan budi pekerti mereka telah terbius. Sampai-sampai Lot mempertimbangkan untuk mengorbankan anak perawannya untuk menyelamatkan dua orang tamunya.
Untuk menghadapi situasi yang jahat ini, malaikat menghukum orang- orang Sodom dengan cara membutakan mata mereka (Kej. 19:11). Ini menunjukkan orang-orang di Sodom itu buta dan berada dalam kegelapan. Semua orang-orang Sodom adalah buta. Ini menunjukkan bahwa dosa selalu membutakan orang. Tidak hanya demikian, anak-anak Lot pun telah menjadi bejat karena tinggal dalam kota yang jahat. Dalam Kejadian 19:12-13 malaikat berkata kepada Lot, “Siapakah kaummu yang ada di sini lagi? Menantu atau anakmu laki-laki, anakmu perempuan, atau siapa saja kaummu di kota ini, karena banyak keluh-kesah orang tentang kota ini di hadapan Tuhan, bawalah mereka keluar dari tempat ini, sebab itulah Tuhan mengutus kami untuk memusnahkannya.” Lot tentu memberitahu menantu laki-lakinya dan anak-anaknya bahwa Allah akan segera menghakimi kota itu, tetapi ketika Lot memberitakan Injil kepada mereka, ada di antara mereka yang tidak percaya firman Tuhan ini, dan mereka menganggap sebagai lelucon. Ayat 14 mengatakan, “Keluarlah Lot, lalu berbicara dengan kedua bakal menantunya, yang akan kawin dengan kedua anaknya perempuan, katanya, ‘Bangunlah, keluarlah dari tempat ini, sebab Tuhan akan memusnahkan kota ini.’” Tetapi ia dipandang oleh kedua bakal menantunya itu sebagai orang yang berolok-olok saja.” Karena Lot kekurangan kesaksian yang baik, perkataannya tidak bisa dipercaya, bahkan oleh kedua bakal menantunya sekalipun.

Penerapan:
Karena kita tidak mengetahui kapan Tuhan akan datang untuk kemudian menghakimi umat-Nya, marilah kita menebus waktu kita untuk berjaga-jaga di dalam doa dan pengudusan oleh firman kudus-Nya. Jangan hamburkan waktu kita dalam kesibukan duniawi yang tiada habis-habisnya dan sia-sia. Prioritaskan Tuhan dalam hidup kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, ampunilah aku yang sering lalai dalam mempergunakan waktu yang Engkau berikan. Tuhan, aku tidak mau waktuku menjadi sia-sia dan tidak terhitung di hadapan-Mu. Bantulah aku untuk senantiasa hidup di dalam persekutuan dengan-Mu.

No comments: