Hitstat

08 November 2006

Kejadian Volume 8 - Minggu 2 Kamis

Terlahir sebagai yang Kedua
Kejadian 25:24-25
“Setelah genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya. Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau.”

Allah yang Mahakuasa telah mengatur keadaan sekeliling dan peristiwa-peristiwa sepanjang hidup Yakub. Selagi dalam rahim ibu, Yakub dan Esau sudah saling bertengkar hendak dilahirkan duluan (Kej. 25:22-26). Maka, Yakub mulai bertengkar. Di bawah pengaturan Allah, Yakub memiliki otak yang cerdik, namun tidak memiliki tubuh yang tangguh. Esau justru terbalik, ia tidak begitu cerdik, tetapi tubuhnya tangguh kekar sehingga mengalahkan saudaranya, serta menggagalkan saudaranya untuk dilahirkan duluan. Andaikan Yakub cerdas ditambah kuat, niscaya Esau tidak akan berdaya dan Yakub akan semena-mena dan berlaku sekehendak hatinya. Sebelum Yakub dilahirkan, ia sudah dikalahkan oleh Esau, sehingga terlahir sebagai nomor kedua.
Yakub sudah kalah, tetapi ia tidak mau mengaku kalah, malahan ia memegang tumit Esau (Kej. 25:26), ini menunjukkan bahwa ia menolak mengakui kekalahannya. Keadaan kita hari ini juga sama. Kita semua adalah Yakub, Allah telah memilih kita dan kita sekalian di dalam tangan penanggulangan-Nya. Segalanya telah diatur oleh Allah Bapa untuk mengubah kita. Kristus di dalam kita sedang bekerja untuk mengubah dan menguduskan kita. Orang alamiah kita perlu dikuduskan, diubah, dan diserupakan. Karena itu, Allah mendatangkan berbagai kesulitan dan penderitaan untuk kebaikan kita. Hal ini dengan jelas tercantum dalam Roma 8:28-29. Di situ dikatakan bahwa Allah membuat segala sesuatu bekerja sama untuk kebaikan kita, agar kita dapat digarap menjadi serupa dengan gambar Putra-Nya. Karena itu, kesulitan dan penderitaan adalah untuk mengubah kita.

Dua Pribadi yang Berbeda
Kej. 25:19-34; 27:1-46; 28:1-5

Dalam Kejadian 25:19-34; 27:1-46, dan 28:1-5, kita nampak empat orang — Yakub, Esau, Ishak, dan Ribka — mereka berbeda satu sama lain. Yakub dan Esau adalah anak kembar, namun mereka sangat berbeda. “Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah” (Kej. 25:27). Yakub itu tenang, licin, dan banyak main akal, sedangkan Esau liar, kasar, dan berbadan kekar. Ketika Yakub dan Esau bertengkar dalam rahim ibu mereka, Esau menang karena kekuatannya. Sewaktu Yakub ingin merebut keluar dahulu, Esau seakan-akan berkata, “Apa yang kaulakukan ini? Biarlah aku keluar duluan.” Yakub cerdik, Esau besar tenaganya. Ketika Esau mendengar bahwa Yakub telah menipunya, ia lantas mengancam ingin membunuh dia. Esau seolah menantang; “Yakub, kau telah merampas milikku. Dalam akal aku memang tidak berdaya mengalahkanmu, namun pada suatu hari aku harus membunuh engkau.” Dari sini tertampaklah Yakub dan Esau sangat berbeda.
Jangan merasa tidak puas akan pernikahan kita, karena suami atau istri kita itulah pasangan kita yang paling bagus. Dari seratus pasang suami istri, boleh jadi tidak ada seorang suami yang mengatakan ia puas dengan istrinya. Demikian pula tidak ada seorang istri yang mengatakan ia puas dengan suaminya. Terhadap hidup pernikahan, masing-masing memeluk impiannya tersendiri. Akhirnya, hidup pernikahan kita berkebalikan dengan impian kita. Tidak peduli siapa suami atau istri kita, ia jelas pemberian Allah kepada kita yang bertepatan dengan kebutuhan kita. Pernikahan orang yang dipilih oleh Allah adalah penentuan sang Mahakuasa. Ribka dibawa ke hadapan Ishak dan menjadi istrinya. Entah ia baik atau buruk, ia sudah ditakdirkan sebagai istri Ishak. Ishak tidak ada pilihan lain.
Allah tidak memilih orang yang baik. Jika kita yang disuruh memilih, mungkin kita semua akan memilih Esau daripada Yakub. Kalau dibandingkan, Esau lebih baik daripada Yakub. Tetapi Allah tidak memilih Esau; Ia malah memilih Yakub. Setiap orang yang dipilih Allah asalnya sedikit banyak mirip dengan Yakub. Tetapi perhatian Allah bukanlah mengubah kita dari yang buruk menjadi baik, dari tidak sabar menjadi sabar, atau dari penuh kebencian menjadi mengasihi. Cara Allah adalah dengan menaruh Putra-Nya (Kristus) sebagai benih ke dalam kita. Meskipun kita ini mirip Yakub, tetapi benih ini akan menghasilkan satu perubahan di dalam kita secara batini, bukan perubahan yang luaran. Apa saja yang diubah dengan cara ini akan menjadi kudus.

Penerapan:
Allah lebih mengetahui apa yang kita perlukan. Karena itu Dia telah mengatur berbagai situasi, orang, dan perkara di sekitar kita demi mengubah kita.Tidak ada satu hal pun yang terjadi dengan kebetulan. Kalau kita nampak akan tangan Allah yang mengatur demikian, kita akan segera tunduk di bawah kaki-Nya. Jangan menyalahkan situasi atau orang lain, tetapi letakkanlah diri kita di bawah tangan Allah yang sedang memproses kita.

Pokok Doa:
Ya Tuhan, ampunilah aku yang sering tidak puas dengan pengaturan-Mu. Selama ini aku merasa bahwa cara dan tindakankulah yang benar. Saat ini aku berpaling kepada-Mu dan sekali lagi meletakkan diriku di bawah tangan kedaulatan-Mu. Tuhan, lakukanlah pekerjaan-Mu atasku.

No comments: