Hitstat

24 November 2006

Kejadian Volume 8 - Minggu 4 Sabtu

Mendapatkan Janji Allah
Kejadian 28:15
“Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.”

Janji Allah kepada Yakub, melebihi janji Allah kepada Abraham, juga melebihi janji Allah kepada lshak. Apa yang tidak bisa didapatkan Abraham maupun Ishak, di hadapan Allah, telah didapatkan oleh Yakub — selanjutnya Allah berkata kepada Yakub, “Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu” (Kej. 28:15). Haleluya! Puji Allah! Allah memberikan janji ini kepada Yakub tanpa syarat apapun. Janji yang tanpa syarat ini berarti: entah Yakub itu baik atau jelek, jujur atau licik, Allah mempunyai cara untuk membereskannya. Allah tahu pada satu hari Ia pasti akan menggenapkan janji-Nya kepada Yakub. Allah kita adalah Allah yang tidak bisa gagal. Kita tidak bisa menghalang-halangi Allah, kita juga tidak bisa membuat Allah berhenti di tengah jalan. Sekali Allah telah memilih kita, Allah pasti akan merampungkan janji-Nya di atas diri kita.
Betel di pandangan orang yang milik daging sungguh-sungguh menakutkan (Kej. 28:16-17). Ketahuilah, Betel adalah rumah Allah. Bagi orang-orang yang dagingnya belum pernah dibereskan, rumah Allah sungguh menakutkan. Dalam rumah Allah ada wewenang Allah, dalam rumah Allah ada para pelayan Allah, dalam rumah Allah ada pengaturan Allah, ada kemuliaan Allah, ada kekudusan Allah, ada keadilan Allah. Bagi orang yang dagingnya belum dibereskan, rumah Allah adalah tempat yang menakutkan. Inilah reaksi Yakub ketika ia bermalam di Betel.

Nazar Yakub
Kej. 28:18-22

Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya” (Kej. 28:18). Ini berarti memisahkan batu itu. “la menamai tempat itu Betel, dahulu nama kota itu Lus” (ayat 19). Kemudian Yakub bernazar kepada Allah, “Jika Allah menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu” (Kej. 28:20-22).
Dari permintaan Yakub, kita bisa melihat dan mengetahui apa yang ia perhatikan. la berkata, “Memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai . . .” Yang ia perhatikan adalah hal sandang dan pangan, ia tidak nampak rencana Allah. Sepatah kata Yakub ini juga memperlihatkan kepada kita penanggulangan yang diterima oleh Yakub. Sejak saat itu ia tidak tahu dari mana mendapatkan makanan, juga tidak tahu dari mana mendapatkan pakaian. Dalam hal sandang dan pangan, Yakub menerima penanggulangan. Kini ia nampak, karena ia dengan cara yang tidak wajar mendapatkan berkat, malah membuatnya tidak mempunyai makanan, tidak mempunyai pakaian, juga tidak ada rumah. Sebab itu dia berkata kepada Allah, “Jika Allah menyertai dan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan aku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku . . . “ Yang diharapkan Yakub adalah ada makanan, ada pakaian, dengan selamat kembali ke rumah ayahnya. Kalau Allah berbuat demikian terhadapnya, ia akan berbuat demikian: “Batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepadaMu.” Inilah Yakub. Inilah taraf awal Yakub mengenal Allah. Pikiran Yakub adalah pikiran jual beli, dia berhubungan dengan Allah seperti hanya berdagang saja. Kalau Allah menyertai dia, Allah melindungi dia, Allah memberikan dia makanan dan pakaian, Allah membuat dia dengan selamat kembali ke rumah ayahnya, maka dia akan memberi sepersepuluh dari apa yang diterimanya untuk membalas kebaikan Allah. Ini adalah gambaran umum dari nazar kebanyakan orang Kristen hari ini. Siapakah kita sehingga bisa berjual beli dengan Allah? Keselamatan Allah selamanya tidak dapat kita beli dengan persepuluhan, karena itu adalah suatu anugerah! Anugerah tidak dijual, tetapi diberikan dengan cuma-cuma menurut janji Allah!

Penerapan:
Bagi orang yang mengasihi Tuhan, kehilangan segala-galanya namun memperoleh Allah merupakan “keuntungan” yang terbesar. Sebaliknya, bagi orang yang tidak mengasihi Tuhan, itu merupakan kerugiannya yang terbesar. Kalau kita meninggalkan segalanya demi mengasihi Tuhan, maka dalam segala kesulitan Allah selalu meneguhkan kita, dan dalam kepungan badai, Allah selalu memberi ketenangan yang sempurna.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, Engkau telah menempuh jalan yang menderita demi keselamatanku, Engkau telah menjadi miskin karena aku yang berdosa. Tuhan, berilah aku suatu tekad yang kuat untuk meninggalkan kesenangan dunia dan mengikuti Engkau ke manapun Engkau pergi.

No comments: