Hitstat

28 November 2006

Kejadian Volume 9 - Minggu 1 Rabu

Berjumpa dengan Laban
Kejadian 29:13
“Segera sesudah Laban mendengar kabar tentang Yakub, anak saudaranya itu, berlarilah ia menyongsong dia, lalu mendekap dan mencium dia, kemudian membawanya ke rumahnya. Maka Yakub menceritakan segala hal ihwalnya kepada Laban.”

Begitu Yakub menceritakan kepada Rahel bahwa ia sanak saudara ayahnya dan anak Ribka, maka berlarilah Rahel sambil menceritakannya kepada ayahnya (Kej. 29:12). Dalam Kejadian 29:13-14, Laban “berlari menyongsong dia, lalu mendekap dan mencium dia, kemudian membawanya ke rumahnya.” Lalu Laban berkata kepada Yakub, “Sesungguhnya engkau sedarah daging dengan aku” (Kej. 29:14). Laban itu seorang politikus. Setelah Yakub tinggal bersama dia selama sebulan, Laban kemudian berpikir bahwa Yakub berguna baginya, katanya, “Masakan karena engkau adalah sanak saudaraku, engkau bekerja padaku dengan cuma-cuma? Katakanlah kepadaku apa yang patut menjadi upahmu” (Kej. 29:15). Laban sedang mencari akal untuk mendapatkan, menahan dan menggunakan Yakub.
Dalam Kitab Kejadian tidak ada orang yang lebih cerdas daripada Laban. Bahkan Yakub pun bukan tandingannya. Laban bukan dilahirkan secara kebetulan, ia dilahirkan menurut takdir Allah demi kepentingan mengubah Yakub. Sebelum operasi dilakukan dalam kamar bedah, telah disediakan banyak alat-alat. Laban bagaikan alat yang telah disiapkan Allah bagi Yakub. Allah dapat memakai berbagai orang atau situasi untuk mengubah kita. Misalnya, Allah dapat memakai anak-anak untuk menanggulangi orang tua. Dia dapat memakai segala sesuatu untuk menggarap kita supaya serupa dengan gambar Kristus. Allah harus menaruh kita ke dalam suatu situasi untuk meremukkan kita supaya Dia bisa menggarapkan diri-Nya ke dalam kita.

Sarana Penanggulangan Allah
Kej. 29:14-15

Allah di atas diri Yakub akan melakukan suatu pekerjaan. Kini ia sudah sampai ke rumah pamannya, Laban. Maka tinggallah Yakub dengannya genap satu bulan lamanya (Kej. 29:14). Setelah lewat satu bulan, kelihatannya pamannya dengan sopan berkata kepadanya, “Masakan karena engkau adalah sanak saudaraku, engkau bekerja padaku dengan cuma-cuma? Katakanlah kepadaku apa yang patut menjadi upahmu” (Kej. 29:15). Pemikiran Laban adalah pemikiran bisnis. Laban dan Yakub adalah orang yang satu model. Ketika Esau bertemu dengan Yakub, Esau tidak berdaya menghadapi Yakub, tetapi ketika Yakub bertemu dengan Laban, Yakub juga sulit menghadapi Laban. Orang yang sifatnya cepat, bertemu dengan orang yang sifatnya cepat; orang yang sifatnya kikir, bertemu dengan orang yang sifatnya kikir; orang yang sombong, bertemu dengan orang yang sombong; orang yang suka mencari keuntungan dari orang lain, bertemu dengan orang yang suka mencari keuntungan dari orang lain. Karena hal ini, Yakub selalu akan mendapat kesulitan, selalu akan mengalami penggesekan. Inilah yang kini mulai dialami oleh Yakub.
Allah menanggulangi Yakub, menaruh dia di bawah orang yang seperti Laban. “Masakan karena engkau adalah sanak saudaraku, engkau bekerja padaku dengan cuma-cuma? Katakanlah kepadaku apa yang patut menjadi upahmu” (Kej. 29:15). Perkataan ini kelihatannya enak didengar. Sebetulnya maksud Laban, “Engkau seharusnya tidak dengan cuma-cuma makan di rumahku. Engkau harus bekerja sedikit untuk aku.” Dulu Yakub di rumah ayahnya sebagai anak, sekarang di sini sebagai orang upahan! Inilah penanggulangan Allah kepadanya, melalui situasi lingkungan Allah hendak mengubah Yakub.
Mungkin kita adalah orang-orang Kristen yang “baik” di dalam gereja, yang telah disisihkan dan dilindungi oleh Tuhan. Tetapi, adakah suatu proses pengubahan pada diri kita? Apakah kita tetap sama dari hari ke hari dan dari tahun ke tahun? Sungguh menyedihkan jika kita sudah melalui banyak penderitaan tetapi masih tetap sama. Untuk menyempurnakan pekerjaan pengubahan-Nya di dalam kita, Allah tidak segan-segan memakai lingkungan di sekitar kita untuk mengubah kita. Mungkin kita mengatakan, karena kita telah berbuat salah, maka Allah menghukum kita dengan mengganjar dan mengoreksi kita. Di satu pihak, memang demikian. Tetapi jika kita mengenal prinsip Alkitab, terlepas dari apakah kita benar atau salah, Allah tetap akan mengubah kita. Inilah cara Allah dalam mengubah kita.

Penerapan:
Pengubahan yang Allah lakukan di atas diri kita bertujuan menjadikan kita serupa dengan gambar Kristus. Entahkah kita ini merasa diri kita orang yang baik atau tidak, Allah tetap akan mengubah kita menjadi gambar Kristus. Karena itu, marilah kita terbuka kepada-Nya, membiarkan Dia bekerja di dalam kita. Cara yang paling konkrit adalah dengan menyediakan waktu lebih banyak bagi perkara-perkara rohani: Berdoa, baca Alkitab, memuji, dan berhimpun.

Pokok Doa:
Ya Tuhan Yesus, aku bersyukur atas rencana-Mu bagiku, bahwa Engkau ingin mengubah aku. Jangan biarkan aku melarikan diri dari tangan penanggulangan-Mu. Peganglah aku dengan tangan kuasa-Mu, sehingga aku semakin diubah sesuai dengan kehendak-Mu.

No comments: