Hitstat

23 November 2006

Kejadian Volume 8 - Minggu 4 Jumat

Meninggalkan Rumah Ayahnya
Kejadian 28:10-11
“Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu.”

Sekarang Allah akan menanggulangi diri Yakub. Sebab itu, setelah Yakub mendapatkan berkat dengan cara menipu, dia tidak lagi dapat tinggal di rumah. Dia tahu kakaknya akan membunuhnya, terpaksa dia pergi, terpaksa dia melarikan diri meninggalkan rumah. Aktivitas dagingnya menghasilkan penanggulangan Allah. Terhadap orang yang pandai, terhadap orang yang cakap, terhadap orang yang penuh tipu muslihat, penanggulangan dan pendisiplinan Allah cukup banyak. Tetapi kita tetap harus bersyukur kepada Allah, karena pendisiplinan Allah membuat kita mendapatkan berkat. Allah terus menanggulangi Yakub, supaya demi penanggulangan itu, dia mendapatkan berkat. Sekarang dia mau tidak mau harus meninggalkan rumah bapanya, dia terpaksa meninggalkan ibu bapanya, dan seorang diri pergi ke Padan Aram.
Allah telah mengatur banyak urusan kecil dalam kehidupan sehari-hari kita, agar kita terlatih. Setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita adalah bagian dari pengaturan Allah yang berdaulat. Tanpa bantuan keadaan dan lingkungan sekitar, kita tidak dapat mengenal diri sendiri. Kita selalu menganggap diri sendiri seperti malaikat, mengira diri sendiri baik dan hebat, padahal kita tidaklah sebaik yang kita pikirkan. Kita memerlukan orang-orang di sekeliling kita dan berbagai keadaan untuk memotret kita dari setiap sudut, sehingga kita disingkapkan dari berbagai pihak. Perginya Yakub meninggalkan rumah ayahnya merupakan salah satu penanggulangan Allah atas dirinya agar ia nampak akan dirinya sendiri. Hanya orang yang sudah mengalami penanggulangan Allah yang betul-betul mengenal dirinya sendiri.

Bermalam di Betel dan Menerima Janji Allah
Kej. 28:10-14

Kejadian 28:10-11 mengatakan, “Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. !a sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. la mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu.” Sekarang dia bermalam beratapkan langit di padang dengan batu sebagai alas kepalanya. Ia mulai menempuh penghidupan penanggulangan. Kejadian 28:12-14 mengatakan, “Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu, semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” Perkataan-perkataan ini adalah perkataan-perkataan yang pernah kita lihat dalam Kejadian pasal 12. Sekarang janji Allah kepada Abraham diberikan kepada Yakub.
Kapan Allah memberi janji kepada Yakub? Saat Yakub licik, penuh tipu muslihat, saat kehidupan dagingnya, kehidupan alamiahnya belum dibereskan. Pada saat itu Allah bisa berkata demikian kepadanya, karena Allah sangat dapat diandalkan, Allah tahu, bahwa Yakub ini tidak bisa luput dari tangan-Nya. Pada suatu hari, Allah pasti dapat membawa Yakub mencapai satu tingkat, hingga ia bisa menjadi bejana-Nya dalam rencana-Nya yang kekal. Allah kita patut dipercaya, Allah bisa mencapai tujuan-Nya sendiri. Kita mungkin merasa bahwa Yakub ini tidak bisa diandalkan. Tetapi Allah mempunyai keyakinan yang mutlak. Allah berkata, “Olehmu serta oleh keturunanmu, semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” Allah telah menetapkan demikian, sebab itu harapan kita tergantung pada dapat dipercayanya Allah, bukan tergantung apakah kita bisa dipercaya; fungsi kita tergantung pada kehendak Allah, bukan tergantung pada kuatnya tekad kita. Saudara saudari, kita harus belajar mengenal, bahwa Allah adalah Allah yang selamanya tidak pernah gagal. Allah memegang Yakub di tangan-Nya sendiri, Allah bisa melalui situasi mengikis Yakub sedikit di sini, mengikis sedikit di sana, mengukir sedikit di sini, mengukir sedikit di sana. Kalau tidak selesai dalam waktu satu tahun, bisa jadi dua tahun kemudian selesai; kalau sepuluh tahun belum rampung, dua puluh tahun lagi pasti rampung. Allah bisa merampungkan perkara ini. Haleluya!

Penerapan:
Allah itu berdaulat. Ia tahu apa yang paling berfaedah bagi kita. Hak memilih ada pada-Nya, bukan pada kita. Segala yang bertalian dengan kita telah dipersiapkan oleh Bapa kita. Kita berdoa saja demikian, “Ya Tuhan, perbuatlah menurut kehendak-Mu. Aku hanya menginginkan apa yang Kauinginkan. Aku meletakkan segala perkara ke dalam tangan-Mu.”

Pokok Doa:
Tuhan,aku bersyukur atas kedaulatan-Mu dalam setiap aspek hidupku. Bagaimanapun keadaanku saat ini, biarlah aku menjadi orang yang selalu mengucap syukur terhadap-Mu, karena tidak ada satu hal pun yang luput dari pengaturan-Mu.

No comments: