Hitstat

26 November 2006

Kejadian Volume 9 - Minggu 1 Senin

Dipimpin dalam Kedaulatan Allah
Kejadian 29:1
“Kemudian berangkatlah Yakub dari situ dan pergi ke negeri Bani Timur.”

Setelah Yakub bermalam di Betel, mendirikan tugu, dan bernazar kepada Allah, berangkatlah ia dari situ dan pergi ke negeri Bani Timur (Kej. 28:18-22; 29:1). Sebelumnya Allah telah lebih dulu berjanji kepada Yakub, “Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini,...” (Kej. 28:15). Berdasarkan janji ini, Yakub berangkat ke timur, ke negeri asal ibunya untuk menjumpai pamannya, Laban. Walaupun kepergian Yakub ini sepertinya adalah akibat dari kesalahan yang dilakukannya terhadap Esau, tetapi kita harus nampak bahwa ini adalah kedaulatan Allah untuk mengubah Yakub menjadi seorang yang berguna di tangan-Nya.
Kita semua adalah umat pilihan Allah. Bila kita percaya bahwa kita ini dipilih oleh Allah, maka kita harus percaya bahwa apa saja yang menimpa kita adalah atas seijin Allah. Apa yang terjadi pada kita pada masa lampau atau sekarang, semuanya diijinkan oleh Allah. Jangan menggerutu atas keadaan sekeliling kita. Sebagai seorang pilihan Allah, nasib kita terletak di tangan Allah dan masa depan kita berada di bawah bimbingan Allah. Kita masuk ke dalam kehidupan gereja bukanlah kebetulan, melainkan digiring oleh tangan Allah yang memilih kita. Kita berada di dalam tangan-Nya. Kapankala kita ingin membereskan sesuatu, tentunya kita memegang erat-erat di dalam tangan kita. Janganlah takut berada di bawah jari Allah, karena ini menandakan kita di dalam tangan-Nya. Sebagai Yakub hari ini, kita semua di dalam tangan Allah.

Penanggulangan dan Penyusunan Roh Kudus
Gal. 5:22-23; 4:19

Di bawah kedaulatan Allah, Ishak, Ribka dan Esau bekerja sama untuk memaksa Yakub lari meninggalkan rumahnya. Ishak berwatak sederhana dan tidak pandai membedakan. Ribka cerdik, lincah dan pandai memanipulasi. Ia adalah seorang istri dan ibu yang berwatak kuat, mengatur seluruh rumah tangganya. Esau, abangnya, tidak begitu pintar, namun tubuhnya kuat. Ketiga orang ini bekerja sama menghalau Yakub pergi, mendesaknya meninggalkan ibunya yang terkasih dan rumah ayahnya. Peristiwa ini merupakan awal dari pekerjaan Allah dalam merampungkan pekerjaan-Nya di atas diri Yakub. Pekerjaan ini meliputi penanggulangan, pemberesan hidup alamiahnya, dan penyusunan Roh Kudus sehingga Kristus terbentuk di dalamnya dan menghasilkan buah-buah Roh Kudus (Gal. 5:22-23).
Di atas diri kaum beriman, Allah hanya memiliki satu pekerjaan, yaitu menyusun diri-Nya sendiri ke dalam mereka sampai Ia terbentuk di dalam mereka. Demi tujuan ini, Allah perlu menanggulangi kita, membereskan hidup alamiah kita. Begitu kita ditanggulangi, hidup alamiah kita dibereskan, dengan sendirinya karakter Kristus mulai tersusun ke dalam diri kita. Walau Allah dalam pekerjaan penanggulangan dan penyusunan ini sering memakai atau mengizinkan kesulitan menimpa kita, tetapi proses ini akan menghasilkan buah-buah damai sejahtera. Buah-buah damai sejahtera ini merupakan ekspresi dari Kristus yang terbentuk di dalam kita. Sebab itu, kita harus nampak bahwa hari ini Allah sedang menanggulangi kita, membereskan kehidupan alamiah kita, agar Kristus tersusun dan terbentuk di dalam kita. Hanya melalui jalan inilah, kita dapat menghasilkan buah-buah damai sejahtera yang sejati.
Pengalaman kaum beriman akan penyusunan Roh Kudus di dalam mereka, jauh lebih maju dan lebih dalam daripada pengalaman akan Kristus sebagai hayat. Mengalami Kristus sebagai hayat, itu adalah pengalaman dasar yang harus dimiliki oleh setiap kaum beriman, tetapi mengalami Kristus tersusun di dalam kita, itu berarti Kristus telah menjadi satu dengan kita dalam segala aspek hidup kita, karakter-Nya menjadi karakter kita. Sebab itu, penyusunan Roh Kudus lebih maju daripada Kristus menjadi hayat kita. Mengalami Kristus sebagai hayat, itu penting, tetapi kita harus maju hingga mencapai kematangan, mengalami Kristus tersusun dan terbentuk di dalam kita. Inilah proses yang harus dilalui oleh setiap anak-anak Allah, sehingga pada akhirnya kita bisa berkata seperti rasul Paulus, “...namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal. 2:20a).

Penerapan:
Betapa sukacitanya bila kapan pun dan di mana pun kita berada, Allah beserta dengan kita. Walau kita sering melakukan kesalahan, demi tujuan-Nya, Allah pun tetap menyertai kita. Bukan berarti bahwa untuk selanjutnya kita boleh terus melakukan kesalahan. Ketika kita diterangi oleh Tuhan bahwa kita sudah melakukan kesalahan, kita seharusnya bertobat, mengakui kesalahan kita, dan berusaha untuk hidup menurut hati nurani yang bersih.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, kami bersyukur kepada-Mu karena dalam situasi apa pun, Engkau tetap beserta dengan kami. Biarlah penyertaan-Mu membuat kami sadar bahwa hidup kami harus dipimpin dan dikendalikan oleh Engkau semata.

No comments: